KOMPAS.com - Internasional |
Suriah Jadikan Stadion sebagai Penjara Posted: 10 May 2011 03:58 AM PDT DAMASKUS, KOMPAS.com - Pasukan keamanan Suriah, Senin (9/5/2011), menggunakan stadion sepak bola sebagai penjara darurat di setidaknya di dua kota yaitu Banias dan Daraa, setelah mereka menyerbu rumah-rumah dan menangkapi ratusan warga, kata direktur dua organisasi hak asasi manusia (HAM) negara itu. Pasukan keamanan juga menggeledah rumah-rumah dan menyeret warga ke tahanan di Modemiyah di pinggiran Damaskus. Di tempat itu, Senin, juga ada laporan tentang penembakan, kata Rami Abdul-Rahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Di kota Homs, seorang dokter mengatakan, sejumlah tank telah disebar dan pos pemeriksaan keamanan didirikan di setiap pintu masuk kota, dengan pasukan keamanan, sering didukung polisi rahasia, memeriksa siapa saja yang lewat. Kehadiran pasukan keamanan yang begitu mencolok telah menyebabkan orang takut untuk berunjuk rasa. Seorang saksi mata di Homs mengatakan, ia tahu bahwa sejumlah orang tewas dalam demonstrasi hari Jumat lalu yang tidak bisa dikubur keluarga mereka. Pasukan keamanan tidak mengizinkan pemakaman karena ketakutan bahwa para pelayat yang datang mungkin berubah menjadi massa demonstran. Dokter itu mengatakan, ia melihat beberapa bangunan publik, termasuk dua pusat kesehatan dan sekolah, berubah menjadi pusat komando dan kontrol pasukan keamanan dan militer Suriah. Puluhan orang juga telah "menghilang," dan keluarga mereka percaya bahwa mereka telah ditahan secara sewenang-wenang, kata dokter itu. Sebuah tim dari misi kemanusiaan PBB yang hendak masuk ke Suriah telah dihentikan walaupun sebelumnya tim itu memiliki ijin yang diberikan pemerintah, kata seorang juru bicara PBB, Senin. Misi itu bertujuan untuk mengunjungi kota Daraa. Pasukan pemerintah Suriah telah menerapkan tindak keras terhadap para demonstran di kota itu. Jurubicara PBB, Farhan Haq, Senin, mengatakan, PBB mencoba untuk mencari penjelasan mengapa tim itu tidak bisa masuk. Lebih dari 400 orang telah ditangkap di Banias sejak Sabtu, kata Abdul-Rahman. Ia menambahkan, pihak berwenang telah mengubah stadion sepak bola di kota di pinggiran Laut Tengah itu sebagai penjara untuk orang-orang yang ditangkap dan ditahan. Di kota Daraa di Suriah selatan, yang menjadi pusat pemberontakan anti pemerintah selama enam minggu terakhir, organisasi HAM lain mengamati situasi yang sama. "Di Daraa, telah ada begitu banyak penangkapan sewenang-wenang dalam beberapa hari ini, dan tentara serta pasukan keamanan menggunakan stadion sepak bola dan sekolah sebagai fasilitas penjara darurat," kata Ammar Qurabi, ketua Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia di Suriah. Klaim dua orang itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen. Pimpinan dua organisasi HAM tersebut tidak berada di Suriah, tetapi mereka berhubungan dekat dengan para aktivis dan pengunjuk rasa di sana. Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa 10 orang tewas dan tiga terluka, Minggu, ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah bus di Homs, provinsi di mana bentrokan meletus antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa selama akhir pekan. Kantor berita milik pemerintah, SANA, menyebut para penyerang sebagai sebuah "kelompok teroris bersenjata". Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Jet Tempur NATO Gempur Tripoli Posted: 10 May 2011 02:22 AM PDT TRIPOLI, KOMPAS.com — Jet-jet tempur NATO meraung-raung di atas kota Tripoli, Libya, ketika melancarkan serangkaian serangan, Selasa (10/5/2011) pagi. Jet-jet yang terbang rendah itu melakukan sedikitnya delapan serangan selama sekitar tiga jam. Serangan kali ini merupakan yang terbesar di Tripoli. Sebelumnya, hanya ada dua atau tiga serangan dalam satu operasi. Kantor berita AFP melaporkan, empat ledakan mengguncang ibu kota Libya itu sekitar pukul 02.00 (pukul 07.00 WIB), Selasa. Ledakan tersebut mengguncangkan jendela-jendela hotel yang menjadi tempat tinggal para wartawan asing. Empat ledakan itu segera diikuti dua ledakan lain. Suara sirene dan teriakan terdengar di kejauhan setelah serangan udara tersebut. Suara tembakan sporadis dari senapan serbu dan senjata berat juga terdengar, sementara jet-jet tempur NATO terus terbang rendah di atas kota itu. Senin malam, sejumlah saksi mata melaporkan ada dua ledakan yang terjadi di ibu kota itu ketika jet-jet tempur terbang di atasnya. Serangan Senin malam itu menyebabkan asap mengepul dari sebuah lokasi di dekat kantor televisi Libya dan kantor berita negara JANA. Setidaknya satu serangan menghantam sebuah bangunan yang sebelumnya telah dibom pada 30 April, kata seorang pemandu yang disponsori pemerintah ke lokasi itu. Pemandu itu menambahkan, gedung tersebut merupakan kantor berbagai organisasi masyarakat sipil. Sebagian atap bangunan itu runtuh, demikian juga salah satu dindingnya. Seorang penjaga di lokasi itu mengatakan, gedung tersebut diserang sekitar pukul 23.00 (pukul 04.00 WIB). Sebuah menara komunikasi teronggok di tempat parkir dekat gedung itu. Tidak ada laporan tentang korban jiwa dalam serangan tersebut. Rangkaian pengeboman itu terjadi setelah pemimpin NATO, Anders Fogh Rasmussen, mengatakan bahwa era pemimpin Libya, Moammar Khadafy, sudah tamat. Rasmussen mengatakan, Khadafy "harus menyadari lebih awal ketimbang (menyesal) kemudian bahwa tidak ada masa depan bagi dia ataupun rezimnya". Sebuah koalisi internasional mulai melancarkan serangan terhadap pasukan pro-Khadafy pada 19 Maret lalu berdasarkan resolusi PBB untuk melindungi warga sipil. NATO kemudian mengambil alih komando operasi Libya pada 31 Maret. Rezim Libya pada 1 Mei mengatakan bahwa Seif al-Arab Khadafy, salah satu putra Khadafy, dan tiga cucu Khadafy tewas dalam serangan udara NATO terhadap sebuah kompleks di Tripoli. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan