KOMPAS.com - Internasional |
Komisi Investigasi Penyergapan Osama Dibentuk Posted: 01 Jun 2011 03:59 AM PDT Komisi Investigasi Penyergapan Osama Dibentuk Kistyarini | Rabu, 1 Juni 2011 | 10:59 WIB AP Photo/Department of Defense Gambar tak bertanggal dari video yang disita dari tempat persembunyian pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, yang dirilis pada Sabtu (7/5) oleh Kementerian Pertahanan AS. Disebutkan oleh Kemhan AS, seseorang yang diidentifikasi sebagai Osama bin Laden tengah menyaksikan televisi yang menayangkan gambar Presiden AS Barack Obama. TERKAIT: ISLAMABAD, KOMPAS.com - Pemerintah Pakistan, Selasa (31/5/2011), menetapkan nama-nama anggota komisi yang dibentuk untuk menyelidiki penyerbuan pasukan Amerika Serikat (AS) yang berakhir dengan terbunuhnya Osama bin Laden. Komisi itu juga menyelidiki bagaimana Osama bisa tinggal di Pakistan. Parlemen Pakistan mengesahkan resolusi yang menuntut dibentuknya komisi independen untuk menyelidiki penyerbuan 2 Mei di Abbottabad yang mempermalukan para pemimpin negara itu. Sebelumnya parlemen Pakistan mengesahkan resolusi yang menuntut dibentuknya komisi independen untuk menyelidiki penyerbuan 2 Mei di Abbottabad yang mempermalukan para pemimpin negara itu. Parlemen menolak lembaga serupa bentukan militer. Komisi itu beranggotakan lima orang yang akan dipimpin Javed Iqbal, hakim Mahkamah Agung. Di antara anggotanya terdapat pensiunan letnan jenderal dan mantan duta besar. Keterangan dari kantor Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani, kewenangan komisi itu termasuk mengungkap 'fakta penuh' terkait keberadaan Osama di Pakistan, juga detail tentang serangan AS. Komisi itu juga diharapkan bisa mengungkap kecerobohan keamanan dari pihak Pakistan. Terbunuhnya Osama membuat hubungan antara AS dengan Pakistan makin canggung. Para pemimpin Pakistan tegas menyatakan tidak mengetahui bahwa pemimpin Al Qaeda itu bersembunyi di Abbottabad. Sementara selama ini ada kecurigaan di pihak AS bahwa beberapa elemen keamanan Pakistan membantu Osama bersembunyi. Meskipun demikian, kedua pihak tengah berusaha memperbaiki hubungan. Pakistan bergantung pada bantuan AS yang nilainya mencapai miliaran dollar AS untuk membantu memperkuat perekonomian dan militer. Di lain pihak, AS membutuhkan bantuan Pakistan dalam memerangi kelompok militan Islam yang menjadikan negara itu sebagai salah satu basis untuk menyerang kepentingan Barat. AS juga menganggap Pakistan sebagai kunci prospek perdamaian antara Taliban dengan Afghanistan.
Kirim Komentar Anda Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Oposisi Tolak Pengampunan Asaad Posted: 01 Jun 2011 03:11 AM PDT DAMASKUS, KOMPAS.com - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengeluarkan dekrit yang memberikan pengampunan bagi para tahanan politik. Namun kelompok oposisi menolaknya. Kami bersatu di bawah slogan: rakyat ingin rezim Asaad turun dan semua yang bersalah harus bertanggung jawab. Darah kami tidak akan tumpah sias-sia. "Presiden Asaad mengeluarkan dekrit pengampunan bagi kejahatan (politik) yang dilakukan sebelum 31 Mei 2011," kantor berita SANA melaporkan, Selasa (31/5/2011). Pengampunan itu berlaku bagi semua tahanan politik, juga Persaudaraan Muslim (Muslim Brotherhood). Namun para pemimpin oposisi, yang kini berkumpul di Turki, mengabaikannya. "Tindakan itu tidak cukup. Sudah terlambat. Kami menginginkan amnesti itu bertahun-tahun lalu," kata Abdel Razak Eid, aktivisi dari Deklarasi Damaskus, sebuah kelompok reformis yang dibentuk pada 2005. "Kami bersatu di bawah slogan: rakyat ingin rezim (Asaad) turun dan semua yang bersalah harus bertanggung jawab. Darah kami tidak akan tumpah sia-sia," tegas Eid. Senada dengan Eid, Melhem al-Durubi, pemimpin Persaudaraan Muslim pada pertemuan di Antalya itu, mengatakan, "Persaudaraan bergabung dengan rakyat Suriah untuk menyerukan turunnya rezim." Tawaran pengampunan itu juga diabaikan oleh Amerika Serikat (AS). Menteri Luar Negeri AS menyebut yang dilakukan Asaad tidak cukup. "Dia belum memerintahkan dihentikannya kekerasan terhadap rakyatnya sendiri dan belum melakukan upaya secara serius," kata Clinton. "Dari hari ke hari, posisi pemerintah kian tidak bisa dipertahankan dan tuntutan perubahan dari rakyat Suriah kian kuat," imbuhnya. Namun pemimpin Liga Hak Asasi Manusia (HAM) Suriah Abdul Karim Rihawi menyambut amnesti itu dan mendesak pemerintah agar 'bertindak lebih jauh untuk lebih menghormati HAM" di Suriah. Sementara Rami Abdel Rahman, ketua Pemantauan HAM Suriah yang bermarkas di London, menilai tindakan Asaad cukup positif. "Bila (pengampunan) itu termasuk tahanan yang mempertahanan hati nurani dan Persaudaraan Muslim. Tindakan ini merupakan langkah ke arah yang benar," imbuhnya. Pembebasan para tahanan politik merupakan salah satu tuntutan utama para demonstran. Terinspirasi pemberotakan di Tunisia dan Mesir, rakyat Suriah berdemonstrasi hampir setiap hari sejak 15 Maret untuk menentang pemerintahan Assad. Lebih dari 1.100 warga sipil terbunuh dan setidaknya 10.000 ditangkap dalam upaya penumpasan brutal oleh aparat keamanan Assad. Pengumuman amnesti itu menyusul pernyataan pejabat senior partai berkuasa Baath bahwa sebuah komisi untuk dialog nasional akan dibentuk dalam waktu 48 jam. Harian Al-Watan yang dekat dengan pemerintah, mengutip orang nomor dua di Baath, Mohammed Said Bkhetan, anggota komisi bakal terdiri dari berbagai kalangan. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan