Sindikasi news.okezone.com |
Jaksa Agung Janji Cari Dokumen Kasus IT KPU Posted: 27 Apr 2011 12:41 AM PDT JAKARTA - Jaksa Agung Basrief Arief mengatakan, akan mencari dokumen penanganan kasus IT KPU milik Antasari Azhar yang hilang beberapa waktu lalu. "Sepanjang ini, laporan sementara yang saya terima, dokumen itu tidak ada. Tapi belum saya lihat berkasnya. Nanti akan saya lihat dengan mata kepala saya sendiri," ujar Basrief usai melantik Jampidsus dan Jamdatun baru di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (27/4/2011). Seperti diberitakan, kubu Antasari Azhar makin mantap menduga kuat adanya rekayasa terhadap kliennya dalam kasus pembunuhan eks Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasruddin Zulkarnaen. Indikasi kuat rekayasa tersebut salah satunya terkait penyitaan data IT Komisi Pemilihan Umum pada Pemilu 2009 lalu. Antasari Azhar melalui pengacaranya Maqdir Ismail mengatakan, sebelum kliennya ditangkap dalam perkara pembunuhan Nasruddin, Antasari sedang menangani kasus korupsi IT KPU. |
Cuci Otak Berbeda dengan Gendam Posted: 27 Apr 2011 12:41 AM PDT SURABAYA- Cuci otak yang diduga dilakukan oleh kelompok Negara Islam Indonesia (NII) berbeda dengan gendam atau hipnotis. Sebab, seorang korban yang dicuci otaknya dalam keadaan sadar. Sedangkan hipnotis atau gendam dalam keadaan tidak sadarkan diri. Menurut Jauhari Hamid, mantan Hakim di Mahkamah Militer, cuci otak yang diduga dilakukan oleh NII tidak jauh beda dengan model-model di setiap organisasi maupun militer. Dia mengungkapkan, cuci otak sama halnya yang terjadi ketika masuk akademi militer. Bedanya, saat cuci otak di akademi militer, peserta dipaksa untuk berbuat sesuai dengan disiplin militer. Sedangkan cuci otak di NII, lebih halus dengan doktrin-doktrin yang selama ini dianggap sesat. "Waktu pertama masuk ke militer saya benci dengan sikap-sikap militer. Tapi setelah ditempa dengan cara pelatihan fisik dan mental menjadi down," kata dosen Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, ini saat berbincang dengan okezone, Rabu (27/4/2011). Ketika mental dan fisik sedang down, dengan mudah mereka memasukkan paham dan doktrin yang ada. Intinya teknis pelaksanaan yang digunakan berbeda. Dia mencontoh, ketika masuk mahasiswa atau yang lebih dikenal dengan orientasi pengenalan kampus (Ospek). Saat itu mahasiswa baru dicuci otaknya oleh seniornya agar sikap semasa SMA ditinggalkan dan berganti dengan pola pikir mahasiswa yang kristis. Sedangkan kalau gendam atau hipnotis, korban tidak sadarkan diri karena yang bergerak alam bawah sadar. Korban cuci otak bisa sembuh hanya dari diri sendiri. Seperti yang terjadi pada korban cuci otak asal Malang yang sadar bahwa tindakan untuk mengkafirkan orangtuanya adalah salah. "Penangkalnya adalah memperbanyak pengetahuan tentang agama, moral, dan berpikir logis," tandasnya. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi news.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan