Selasa, 12 April 2011

Republika Online

Republika Online


Halo Matahari Kembali Muncul di Padang

Posted: 12 Apr 2011 11:13 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Fenomena alam berupa halo matahari muncul di langit Kota Padang, Sumatera Barat, pada Rabu sekitar pukul 11.00 WIB. Warga ramai-ramai keluar rumah untuk melihat penampakan matahari yang menarik karena tidak seperti biasanya itu.

Matahari yang bersinar cukup terik itu dikelilingi dua cincin pelangi. Seorang warga Tabing, Kota Padang, Iwan, mengaku, melihat halo matahari di langit kota itu kurang lebih 30 menit.

Ia merasa heran dan terkesan takjub melihat fenomena itu. "Di langit Kota Padang, matahari terlihat dikelilingi dua cincin pelangi," katanya di sela mengabadikan halo matahari itu menggunakan kamera.

Ia juga mengaku tidak merasa resah ketika melihat halo matahari karena fenomona itu bukan tanda-tanda bencana. "Fenomena halo matahari ini sudah tiga kali terjadi pada langit Kota Padang," kataya.

Ia mengaku selalu mengabadikan dengan kameranya setiap muncul halo matahari. "Hanya sekadar koleksi pribadi saja, halo matahari yang terjadi kali ini sangat aneh dimana ada dua cincin pelangi," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Ade Edwar, mengatakan, fenomena alam itu sudah tiga kali muncul di langit Kota Padang. "Kejadian pertama pada 21 Oktober 2010, lalu kedua terjadi pada 24 November 2010," katanya.

Ia mengatakan, fenomena alam itu sebagai hal biasa, berupa cahaya mengelilingi matahari yang merupakan hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer

"Masyarakat tidak perlu khawatir dengan fenomena halo matahari karena merupakan peristiwa biasa dan sudah sering terjadi di Padang. Tidak ada kaitan halo matahari dengan prediksi gempa sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan mengaitkannya dengan gempa," katanya.

Ia mengatakan, halo matahari bisa muncul karena pantulan partikel udara yang terkena pantulan sinar matahari. "Jadi tidak ada hubungannya dengan gempa. Ini dua fenomena alam yang berbeda," katanya. Masyarakat tidak perlu menggunakan kacamata khusus untuk melihat halo matahari.

"Sama seperti melihat matahari secara langsung, namun kalau dilihat terlalu lama akan silau," kata Ade Edwar yang juga Ketua Ahli Geologi Sumbar itu.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Duh...Hama Ulat Bulu Juga "Urbanisasi" ke Jakarta

Posted: 12 Apr 2011 11:03 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wabah ulat bulu yang terjadi pada beberapa daerah di Indonesia kini terjadi juga di Jakarta. Wabah ulat bulu menyerang warga di sekitar pinggir Kali Sekretaris, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Sejak 2007,  ulat bulu dalam jumlah banyak sering terlihat dan menimbulkan gatal-gatal pada warga. "Ntar ilang, ntar muncul lagi, ilang lagi, muncul lagi, gitu terus," cerita  Robi (51), salah seorang warga. Namun bulan ini, volumenya meningkat tajam.

Robi mengalami gatal-gatal pada sekujur tubuhnya. Republika menyaksikan bahwa sepanjang tangannya merah-merah karena gatal, ada bintik-bintiknya, dan juga ada beberapa bulu dari ulat yang masih menancap pada pori-pori lengan kanan kirinya. "Ulatnya di pohon, tapi bulunya beterbangan, itu yang bikin gatal," katanya.

Menurutnya, ulat bulu ada di semua 29 pohon cemara, yang ada di pinggir kali sekretaris ini. Robi juga mengatakan bahwa gatal-gatal yang dialaminya karena ulat bulu ini sudah sejak dua minggu yang lalu.

Robi juga mengatakan bahwa Dinas Pertanian juga sudah menyemprot ulat-ulat bulu itu dengan obat. "Itu hanya untuk mengurangi saja," katanya. Menurutnya, pertanian melakukan penyemprotan sebagai penanggulangan masalah ini.

Soleh, Wakil Ketua RT 15 mengatakan bahwa ulat bulu ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2007. Mulai dua bulan yang lalu warga ulat bulu datang dalam volume yang banyak dan dirasakan membahayakan bagi warga. "Sekarang ini semakin parah menyerangnya." katanya.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan