Selasa, 12 April 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Cucu Dibunuh Setelah Bertemu Peramal

Posted: 13 Apr 2011 01:13 AM PDT

Cucu Dibunuh Setelah Bertemu Peramal

Egidius Patnistik | Rabu, 13 April 2011 | 08:13 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang perempuan China membunuh cucunya yang masih bayi dengan membuangnya ke sumur setelah seorang peramal memberi tahu dia tanda zodiak anak itu akan membawa kehancuran bagi keluarganya.

Perempuan itu hanya diidentifikasi bermarga Ao. Ia telah bertekad untuk membunuh anak itu di kota Nanchang setelah seorang peramal memperingatkan tanda zodiak Chinanya "berbenturan" dengan zodiak anggota lain di dalam keluarganya, kata jejaring berita Provinsi Jiangxi, Senin (11/4). Ao mengatakan kepada polisi bahwa setelah anak tersebut lahir Januari lalu, ia memutuskan untuk membunuh bayi lelaki tersebut. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuangnya ke dalam sumur pada 6 April, ketika ibu bayi itu berada di toilet, kata jejaring berita itu. Ao lalu menghilang selama dua hari tapi kemudian ditemukan polisi dan ditangkap.

Kendati China telah mengalami modernisasi selama tiga dasawarsa, banyak orang, terutama orang tua dan warga di desa-desa miskin di provinsi seperti Jiangxi, masih berpegang pada ramalan dan kepercayaan tradisional.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

AS Dukung Hak Memakai Pakaian Keagamaan

Posted: 13 Apr 2011 12:57 AM PDT

AS Dukung Hak Memakai Pakaian Keagamaan

Egidius Patnistik | Rabu, 13 April 2011 | 07:57 WIB

AFP PHOTO MICHEL GANGNE

Dua orang wanita yang mengenakan burqa berjalan melintas di salah satu mal di Prancis

TERKAIT:

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat, Selasa (12/4/2011), mendukung hak orang untuk mengekspresikan "keyakinan beragama melalui pakaian keagamaan". AS tidak akan meniru langkah Perancis yang menerapkan batasan terhadap cara orang berpakaian, termasuk yang mengekspresikan keyakinan agama mereka.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, membela kebebasan beragama dan bereksprersi, tapi tak sampai mengkritik larangan Perancis terhadap pengenaan pakaian yang menutup wajah secara penuh, termasuk niqab dan burqa. "Saya akan merujuk Anda ke pemerintah Perancis untuk mendapatkan penjelasan lengkap mengenai undang-undangnya, tapi kami (AS) mendukung kebebasan beragama dan berekspresi, dan itu mencakup hak untuk mengekspresikan keyakinan agama melalui pakaian keagamaan," katanya. Ia menekankan bahwa Perancis merupakan "sekutu dekat" AS.

Polisi Perancis telah mendenda seorang wanita karena memakai kerudung Islami yang menutup seluruh wajah. Denda itu merupakan penegakkan hukum pertama terkait larangan terhadap pakaian keagamaan itu yang berlaku mulai awal pekan ini, kata satu sumber polisi. Wanita muda itu, lahir tahun 1983, didenda 150 euro (Rp 1,8 juta) "tanpa insiden" pada Senin malam di sebuah tempat perbelanjaan di Mureaux, di baratlaut Paris, kata sumber tersebut, tanpa menjelaskan mengenai apa tepatnya yang wanita itu pakai.

 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan