ANTARA - Peristiwa |
11 Negara Bahasa Masalah Perbatasan Laut Posted: 12 Apr 2011 05:58 AM PDT Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 11 negara akan bertemu di Jakarta pada Mei 2011 untuk membahas berbagai permasalahan yang terjadi di wilayah perbatasan laut antarnegara. "Saat ini memang banyak terjadi permasalahan di laut antarnegara. Kami sedang mempersiapkan pertemuan di Jakarta dengan menghadirkan 11 negara," kata Kepala Bidang Penyiapan Kebijakan Operasi Badan Koordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia, Sutriono di Kupang, Selasa. Negara-negara yang diundang dalam pertemuan itu antara lain, Australia, Timor Leste, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, India dan Sri Lanka, katanya menjawab pertanyaan seputar peran Bakorkamla dalam menyikapi berbagai permasalahan di wilayah perairan antarnegara yang terjadi selama ini. Di Nusa Tenggara Timur, misalnya, banyak nelayan tradisional yang ditangkap aparat keamanan Australia dengan tuduhan melanggar batas wilayah perairan Australia. Padahal, para nelayan tradisional ini mungkin saja tidak mengetahui bahwa wilayah penangkapan biota laut sudah memasuki wilayah perairan negara tetangga itu. "Nelayan ini tidak memiliki peralatan yang cangih. Mereka mungkin tidak mengetahui kalau sudah berada di wilayah perairan negara lain, tetapi juga masih ditangkap. Kasus-kasus seperti inilah yang juga akan dibicarakan," paparnya. Dia memahami bahwa apa yang dilakukan pemerintah Australia adalah bagian dari kebijakan negara untuk memproteksi orang asing masuk ke negara itu, tetapi bagaimana jalan keluarnya agar para nelayan ini tidak dikorbankan. Paling tidak, ada kontak person di setiap negara sehingga kalau ada permasalahan batas perairan antarnegara bisa dikomunikasikan dan mencari jalan keluar penyelesaian, kata Sutriono. "Artinya dalam pertemuan nanti, kita sudah punya kontak person dengan Australia, Timor Leste, Malaysia, Filipina dan negara-negara peserta pertemuan lainnya sehingga setiap ada persoalan perbatasan langsung dikomunikasikan," ujarnya.(*) Editor: Ruslan Burhani Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Hatta Radjasa: Dede Pindah Demokrat Karena Ingin Jadi Gubernur Posted: 12 Apr 2011 05:44 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa mengatakan Dede Yusuf memutuskan pindah ke Partai Demokrat karena berhasrat menjadi Gubernur Jawa Barat pada pemilihan kepala daerah berikutnya. Usai rapat kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, Hatta yang menjabat Menko Perekonomian itu mengatakan Dede Yusuf yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat telah meminta ijin kepada dirinya. Dede Yusuf, menurut Hatta, memerlukan partai politik yang lebih besar dari PAN untuk melanggengkan keinginannya maju dalam Pilkada Jawa Barat sebagai calon gubernur. "Dede Yusuf itu sudah minta waktu kepada saya, dia mengatakan ingin menjadi gubernur, untuk itu dia memerlukan partai yang lebih besar. Dan saya mengatakan, silakan saja, ini negara demokrasi," tuturnya. Dede Yusuf yang pernah menjadi anggota DPR sebagai kader PAN tersebut telah memberikan sinyal berpindah ke Partai Demokrat dengan mengatakan memilih partai yang memiliki semboyan "lanjutkan". Dede Yusuf terpilih sebagai wakil gubernur pada Pilkada Jawa Barat 2008 berpasangan dengan gubernur Ahmad Heryawan.(*) (D013/D009) Editor: Ruslan Burhani Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan