Sabtu, 30 April 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Tamu Hotel di Jogja Ditemukan Tewas

Posted: 30 Apr 2011 06:29 AM PDT

Tamu Hotel di Jogja Ditemukan Tewas

K2-11 | Robert Adhi Kusumaputra | Sabtu, 30 April 2011 | 13:29 WIB

k2-11

Seorang pria tanpa identitas ditemukan tewas di dalam kamar hotel Wilis, Jalan sultan Agung Yogyakarta dengan tubuh penuh luka tusuk. (sabtu, 30/04/2011)

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang laki-laki tanpa identitas, Sabtu siang ditemukan dalam keadaan tewas di dalam kamar mandi di kamar sebuah hotel di Jalan Sultan Agung, Yogyakarta.

Korban ditemukan dalam keadaan kaki dan tangan terikat tali plastik dan terdapat 20 luka tusukan pisau. Umur korban sekitar 35 tahun, kulit sawo matang dan tinggi kira - kira 160 cm.

Awal mula ditemukannya tamu hotel yang tewas di dalam kamar ketika pegawai hotel curiga pada penghuni kamar no 4 yang sudah dua hari tidak keluar. Sabtu (30/4/11), pegawai hotel mencoba mengetuk pintu kamarnya. Tetapi tidak ada jawaban. Ditunggu hingga siang hari, penghuni kamar tidak juga keluar.

Pengelola hotel memutuskan untuk mendobrak pintunya. Ketika pintu didobrak, korban ditemukan dalam keadaan telungkup di dalam kamar mandi. "Kami curiga karena sudah dua hari tidak keluar kamar. Setelah kamar dibuka, bau menyengat dan darah ada di mana - mana," ungkap Sugiyanto, salah satu pegawai hotel.

Temuan ini dilaporkan ke polisi. Beberapa saat kemudian, petugas Polresta Yogyakarta datang. Berdasarkan olah TKP,  polisi menemukan adanya 20 luka tusukan di tubuh korban. Saat ditemukan, korban dalam keadaan terikat tangan dan kakinya.

Selain itu, polisi juga mencari sidik jari pelaku pembunuhan melalui gelas yang ada di dalam kamar hotel tersebut. Namun polisi tidak menemukan selembar identitas pun di dalam saku celana korban maupun di dalam kamar.

Menurut keterangan penerima tamu hotel tersebut, korban datang pada hari Sabtu (23/04/2011). Ketika dimintai kartu identitasnya, tamu tersebut mengaku tidak punya karena baru saja kecopetan. "Korban datang dengan celana pendek. ketika saya minta KTP nya mengaku hilang" ujar Sugiyanto penerima tamu.

Sementara itu, Kapolresta Yogyakarta, AKBP Mustaqiem datang ke lokasi untuk melihat langsung proses penyelidikan. Bahkan sempat meminta keterangan dari pemilik hotel mengenai identitas korban dan juga sejumlah tamu yang sempat menemui korban.

"Berdasarkan olah TKP terdapat 20 tusukan pisau belati. Identitas korban belum diketahui. Yang pasti korban laki-laki kira - kira berusia 35 tahun. Selain itu, kita sudah mengantongi identitas dan ciri - ciri pelaku pembunuhan di hotel ini dan segera dilakukan pengejaran" jelas AKBP Mustaqiem disela-sela memimpin olah TKP.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Pengakuan Mantan Pengikut NII

Posted: 30 Apr 2011 06:24 AM PDT

Negara Islam Indonesia

Pengakuan Mantan Pengikut NII

K15-11 | Nasru Alam Aziz | Sabtu, 30 April 2011 | 13:24 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com  - Jika ingin menjadi umat Islam yang benar, maka umat Islam di Indonesia harus segera melaksanakan hijrah dari Negara Indonesia ke Negara Islam Indonesia (NII).

Demikian pengakuan AB (29), mantan pengikut NII yang kini tinggal di kawasan selatan Kota Surabaya, Sabtu (29/4/2011) kepada Kompas.com di Surabaya, Jawa Timur.

Bapak satu anak ini mengisahkan, doktrin itu disampaikan oleh salah seorang muballigh NII kepadanya 10 tahun silam, saat ia mulai masuk NII. 'Mubaligh itu menggambar di papan tulis bahwa Indonesia itu diibaratkan Mekkah, dan NII adalah Madinah. Karena itu, untuk menjadi Islam yang benar, harus hijrah dari Indonesia ke NII,' kenangnya.

Salah satu yarat hijrah, kata AB, harus ke Jakarta dan membayar mahar sebesar Rp 1 juta. Nilai itu, menurut mubaligh NII, sangatlah murah dibanding biaya naik haji yang mencapai lebih dari Rp 10 juta pada saat itu. "Hijrah menurut NII sama artinya dengan menjalankan ibadah haji," kata AB.

Mubaligh NII itu menggambarkan seluruh masyarakat Indonesia ibarat apel yang ada di tong sampah. Apel dalam tong sampah itu tidak najis, tapi jika hendak dimakan harus diangkat dari tong sampah dan dibersihkan. Karena dianggap tong sampah, menurut AB, apa pun yang dilakukan umat Islam di Indonesia tidak sah, termasuk shalat, zakat, berhaji, hingga bersedekah sekalipun.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan