Rabu, 6 April 2011

detikcom

detikcom


Briptu Norman 'Show' di Rumah Dinas Gubernur Gorontalo

Posted: 06 Apr 2011 01:24 PM PDT

Kamis, 07/04/2011 03:24 WIB
Briptu Norman 'Show' di Rumah Dinas Gubernur Gorontalo 
Andri Haryanto - detikNews

Jakarta - Buah bibir seorang anggota Brimob Briptu Norman Kamaru akhirnya sampai juga ke telingga Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail. Norman diundang gubernur ke rumah dinas dan didaulat untuk menyanyikan lagu India. Chaiya, chaiya!

"Saya diminta nyanyi lagu India sama Pak Gubernur, nyanyi-nya sendiri, Pak Gubernur ingin dengar saya nyanyi lagu India," kata Norman saat berbincang dengan detikcom, Rabu (6/4/) malam.

Norman menuturkan, dalam aksinya itu dia mendendangkan satu lagu India. Namun sayang, meski diakui dirinya hafal keseluruhan lirik lagu, dia lupa siapa gerangan biduan yang menyanyikan lagu yang dibawakannya di hadapan tamu undangan.

"Saya cuma ingat lagu itu biasa dinyanyikan untuk puji-pujian dewa, judul sama penyanyinya saya lupa lagi," ungkapnya.

Pertemuan malam itu merupakan undangan Gubernur yang ingin bertemu langsung dengan 'aktor' yang ada di video "Polisi Gorontalo Menggila" di Youtube.

Selain bernyanyi di hadapan tamu undangan, Norman mengaku mendapat wejangan dari Gubernur Gorontalo. "Pak Gubernur kasih tahu kalau hobi nyanyi, ya, nyanyi, asal jangan sampai jam tugas," kata Norman.

Namun, wejangan tersebut tidak membuatnya tegang atau terkesan diomeli Gubernur. "Beliau enggak marah, kasih tahunya sambil ketawa, tapi saya terima kasih diingatkan," tuturnya.

Dapat bonus nggak dari Gubernur? "Oh, kalau itu nggak tahu. Terserah obrolan di belakang, ha ha ha," jawab Norman.

Video lip sync 'Chaiyya, Chaiyya' yang dibawakan Norman awalnya ditonton sekitar 5 ribuaan kali di Youtube. Namun setelah pemberitaan itu, video berdurasi lebih dari enam menit itu langsung tancap gas dengan jumlah penonton sekitar 500 ribu lebih.

Aksi itu sempat membuat Norman terancam sanksi, karena, saat merekam aksinya, Norman mengenakan seragam polisi lengkap dan sedang berjaga di pos. Namun akhirnya Norman 'selamat' dan hanya 'dihukum' menyanyi dan berjoget di depan teman-temannya.

Aksi Norman juga mendapat tanggapan positif dari Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Bahkan Kapolri mempertimbangkan Norman menjadi duta kesenian Polri.

(ahy/irw)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

  Share to Facebook:

You are redirected to Facebook

  Share via Email:

Share via Email


loadingSending your message

Message has successfully sent


Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Woman International Club Ramai-ramai Belajar Membatik

Posted: 06 Apr 2011 01:18 PM PDT

Kamis, 07/04/2011 03:18 WIB
Laporan dari Athena
Woman International Club Ramai-ramai Belajar Membatik 
Eddi Santosa - detikNews

Athena - Sebanyak 75 orang anggota Women International Club (WIC), terdiri dari para istri Duta Besar dan warga asing di Yunani mengikuti pelatihan membatik di Wisma Duta Athena, Rabu (6/4/2011).

"Pelatihan membatik bertitel Meet My Country itu bagian dari rangkaian Batik and Angklung Diplomacy, hasil kerjasama Kedubes RI di Athena dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia," Sekretaris I Jani Sasanti kepada detikcom hari ini.

Presiden WIC, Madam Loukia Nikola, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan belajar membatik itu telah membuat anggotanya lebih mengenal kekayaan kebudayaan Indonesia.

"Kegiatan ini juga secara khusus memperluas wawasan para anggota WIC, yang berasal dari berbagai negara dan latar belakang," ujar Nikola.

Untuk kegiatan ini ruang tamu Wisma Duta diubah menjadi bengkel membatik, lengkap dengan perapian, wajan, canting, malam (sejenis damar, red) dan peralatan untuk membatik lainnya.

Dubes RI Ahmad Rusdi menyampaikan bahwa batik sebagai warisan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi telah berhasil dilestarikan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Batik juga telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia non-benda dari Indonesia.

"Keunikan batik Indonesia terletak pada kekayaan motif dan teknik pembuatannya yang sangat tinggi, sehingga dapat menentukan kualitas batik tersebut," ujar Dubes, yang juga berasal dari keluarga pembatik Pekalongan.

Menurut Dubes, upaya KBRI Athena menggelar pelatihan membatik agar warga asing dapat lebih mengapresiasi batik sebagai salah satu koleksi must have item (wajib dimiliki, red), sekaligus mempromosikan pariwisata dan kebudayaan Indonesia.
 
Untuk itu sengaja didatangkan pakar batik dan perancang busana terkemuka Indonesia Afif Syakur bersama 6 anggota timnya sebagai pemandu. Setiap anggota WIC mendapat bingkisan peralatan membatik, terdiri dari 3 buah canting, malam dan selembar kain putih.

Untuk memperjelas pemahaman mengenai batik, Afif memberikan informasi singkat mengenai sejarah, filosofi membatik dan motif-motifnya serta makna yang terkandung di dalamnya.

Selanjutnya dipaparkan mengenai detail teknik membatik meliputi menggambar motif, pewarnaan, pencelupan dan pelorotan (peluruhan, red) malam pada kain untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.

Sebelum memasuki tiga proses terakhir, para anggota WIC diajak relaksasi dalam nuansa Indonesia dengan mendengarkan alunan musik angklung dan arumba, yang dimainkan oleh lima orang musisi Ikakresindo dari Bandung.

Selain lagu legendaris Bengawan Solo dan lagu-lagu daerah Indonesia, Ikakresindo juga menghibur dengan lagu-lagu populer internasional dan Yunani, yang menyihir para anggota WIC ikut bernyanyi.

Para anggota WIC yang umumnya senang berorganisasi dan menjiwai seni, menyatakan puas dapat mempelajari seni membatik secara langsung dari pakar dan pengrajin Batik yang sengaja didatangkan dari Pekalongan dan Yogyakarta. 

Salah satu anggota WIC merasa terkesan dengan pelatihan yang dinilainya sangat unik dan belum pernah dilakukan oleh negara mana pun dalam kegiatan WIC di Athena.

Kegiatan pelatihan dilengkapi dengan pameran kerajinan dan seni dari seluruh pelosok tanah air berupa kain tenun, patung Garuda Jatayu, wayang golek, ukiran Bali dan Jepara, payung Bali, keris, lukisan panorama nusantara serta kain batik berbagai daerah. 

Pameran ini mendapat sambutan positif dari para anggota WIC, yang umumnya telah berkelana ke belahan penjuru dunia.

Sebagai kejutan adalah sajian kuliner Indonesia oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Athena berupa nasi goreng ikan asin, sate ayam dan sate kambing bumbu kecap dan kacang, mie goreng, segala macam jajan pasar, buah segar, serta minuman segar khas Indonesia yang sengaja dibawa oleh tim batik dan angklung dari tanah air.

Di akhir pelatihan, perancang busana Afif Syakur mengumumkan peserta dengan karya batik paling menarik. Sebagai hadiah diserahkan syal koleksi Afif Syakur langsung dari tangan Dubes RI.

Para anggota WIC dapat membawa pulang hasil karya perdana batik mereka serta peralatan membatik sebagai cenderamata dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Pelatihan membatik yang baru pertama kali diselenggarakan di Wisma Duta ini diharapkan dapat dilakukan di masa mendatang sebagai ajang promosi negara.

(es/es)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

  Share to Facebook:

You are redirected to Facebook

  Share via Email:

Share via Email


loadingSending your message

Message has successfully sent


Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan