Khamis, 31 Mac 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Penutupan Lokalisasi di Surabaya Bertahap

Posted: 31 Mar 2011 07:26 AM PDT

Surabaya (ANTARA News) - Penutupan lokalisasi di Kota Surabaya akan dilakukan secara bertahap dengan terlebih dulu melakukan pendataan penghuni lokalisasi.

"Untuk tahap awal, Dinsos dan Biro Kesra Jatim akan melakukan pendataan penghuni Lokalisasi Bangunsari," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Rasiyo, di Surabaya, Kamis.

Lokalisasi Bangunsari dipilih sebagai proyek percontohan sebelum Pemprov Jatim menutup Lokalisasi Dolly dan Lokalisasi Kremil.

Namun, sebelum menutup lokalisasi, Pemprov Jatim akan memberikan pelatihan keterampilan kepada setiap pekerja seks komersial (PSK) sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.

"Keterampilan bisa berupa merias pengantin, meracang, menjahit, dan memasak atau usaha katering," kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Jatim itu.

Setelah mendapatkan pelatihan, lanjut Rasiyo, Pemprov Jatim akan memberikan bantuan modal kepada setiap PSK untuk mengembangkan usahanya.

"Yang ingin mendapatkan pelatihan dan bantuan modal usaha, syaratnya harus meninggalkan pekerjaannya sebagai pelacur dan keluar dari lokalisasi," katanya.

Menurut dia, program tersebut diluncurkan karena mayoritas penghuni lokalisasi kerap menjadikan keterbatasan ekonomi sebagai alasan terjun menjadi pelacur.

Pemprov Jatim sudah lama berencana menutup Lokalisasi Dolly yang disebut-sebut sebagai lokalisasi terbesar di negara-negara kawasan Asia Tenggara.

Namun, sejauh ini rencana tersebut dinilai kurang matang mengingat pemerintah belum memiliki rencana tindak lanjut terkait nasib para penghuni lokalisasi.

Penutupan lokalisasi tersebut terkait dengan upaya pemerintah mengurangi jumlah penderita HIV/AIDS. Data Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebutkan dari 1.287 PSK yang berpraktik di Lokalisasi Dolly, sekitar 900 orang di antaranya mengidap penyakit infeksi menular seksual (IMS).

Berdasar catatan puskesmas setempat, IMS yang diidap PSK Dolly adalah HIV/AIDS, "gonore", "sipilis", "herpes", "kondiloma", "kandida", dan "trikomonas vaginalis".(*)
(T.M038/I007)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Indonesia-Prancis Gelar Latihan Bersama di Lebanon

Posted: 31 Mar 2011 06:36 AM PDT

Ilustrasi kegiatan pasukan perdamaian asal Indonesia yang teragabung dalam Konga XXIII/UNIFIL (ANTARA/HO-Puspen TNI/EI/Koz/Spt/11)

Berita Terkait

Surabaya (ANTARA News) - Satgas Yonif Mekanis Kontingan Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL (Indobatt/ Indonesian Battalion) menggelar latihan bersama dengan Satgas Force Commander Reserve (FCR) dari Kontingen Prancis, di Lapangan Soekarno, Markas Indobatt UN POSN 7-1, Lebanon Selatan (30/3).

Perwira Penerangan (Papen) INDOBATT Kapten Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Kamis, melaporkan latihan bersama bertajuk "Joint Field Artelery Deployment Exercise" itu digelar selama dua hari, 29-30 Maret.

"Latihan itu diikuti 100 prajurit Indobatt dengan koordinator Pasi Plan Kapten Marinir Profs Degratment, Pasiops Kapten Marinir Eko Budi Prasetyo dan Pasi Udara Lettu Pnb Ageng Wahyudi," katanya.

Sementara FCR Prancis mengerahkan satu unit FCR lengkap dengan persenjataan artileri di bawah pimpinan Komandan Unit Capt Thomas Dessert.

Pada hari pertama, latihan diawali dengan presentasi oleh Komandan Unit FCR tentang Standar Operation Procedure (SOP) of FCR dan prosedur bila ada permintaan bantuan tembakan.

"Kegiatan itu dilaksanakan di ruang rapat Batalyon dan diikuti oleh seluruh Danki (komandan kompi) di jajaran Indobatt serta para perwira staf," katanya.

Setelah pelaksanaan presentasi dilanjutkan dengan "briefing" (pengarahan) kepada para prajurit di lapangan Soekarno.

Selanjutnya, peserta latihan dibagi menjadi empat kelompok dan menerima materi tentang pengenalan senjata artileri "Caesar" milik Kontingen Prancis.

"Menurut penjelasan Komandan Unit FCR, senjata tersebut dilengkapi dengan ATLAS System (sistem penghubung dan penembakan otomatis untuk senjata artileri medan)," katanya.

Pada hari kedua, latihan dilanjutkan dengan praktik "drill stelling" senjata, "drill" perpindahan "stelling" dan "drill" penembakan kering senjata Caesar.

Selain itu, seluruh prajurit Indobatt bersama dengan satuan FCR mempraktikkan bagaimana berperan sebagai "observation platoon", "liason detachment", dan "platoon head quarter."

"Ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan dari unit artileri medan FCR," katanya.

Ia menambahkan praktik latihan pada hari kedua disaksikan oleh Komandan Indobatt, Letkol Inf Hendy Antariksa, Wadan Letkol Mar Harnoko, Wadan FCR Lt Col Dartencet serta Perwira Staf Operasi FCR Lt Col Rozier.(*)

(T.E011/P004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan