ANTARA - Mancanegara |
Iran Prihatin Atas Krisis Mesir Posted: 03 Feb 2011 07:37 PM PST Republik Islam Iran mengharapkan seluruh rakyat dan pemerintah yang mendukung kemerdekaan di penjuru dunia untuk menghargai tuntutan sah rakyat Mesir Berita Terkait Video Terkait Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan perkembangan dan pembangunan yang penting di Timur Tengah serta Afrika Utara memiliki akar pada "kebangkitan Islam". Pernyataan itu mengungkapkan bahwa Republik Islam Iran sedang memantau perkembangan kawasan tersebut dan mendukung penuh tuntutan sah rakyat Mesir, sebagaimana dikutip dari IRNA-OANA. "Republik Islam Iran mengharapkan seluruh rakyat dan pemerintah yang mendukung kemerdekaan di penjuru dunia untuk menghargai tuntutan sah rakyat Mesir dan mengutuk campur tangan Zionis serta AS pada urusan dalam negeri Mesir," demikian menurut pernyataan tersebut. "Segala upaya dalam menghadapi rakyat Muslim di Mesir dan menindas hak-hak kemanusiaan dari negara besar yang peradabannya telah berlangsung lama tersebut akan dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan dapat menyebabkan kemarahan serta kebencian yang mengerikan dari seluruh negara Muslim dunia," demikian pernyataan Kemlu Iran sebagai tanggapan atas campur tangan AS dan Zionis dalam konflik Mesir. Tembakan dan kekerasan dalam melawan para pengunjuk rasa di Mesir mengakibatkan enam orang tewas selama satu malam pada Rabu hingga Kamis dini hari. Setidaknya 150 orang tewas akibat serangan polisi Mesir saat unjuk rasa selama sepuluh hari. Selain itu Ketua Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Navi Pillay mengatakan bahwa sejauh ini lebih dari 300 orang diperkirakan tewas. Editor: AA Ariwibowo Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
AS dan Mesir Bicarakan Rencana Pengunduran Diri Mubarak Posted: 03 Feb 2011 07:03 PM PST Washington (ANTARA News) - Pemerintah Barack Obama sedang berunding dengan para pejabat Mesir mengenai satu usulan bagi pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak , kata surat kabar The New York Times, Kamis. Berdasarkan usulan itu, Mubarak akan menyerahkan kekuasaan kepada satu pemerinth peralihan yang dipimpin Wakil Presiden Omar Suleiman dengan dukungan militer Mesir, kata surat kabar itu, mengutip para pejabat pemerintah dan diplomat Arab, sebagaimana dikutip dari Reuters. Juga diusulkan pemerintah peralihan agar mengikut sertakan satu kelompok-kelompok oposisi termasuk Ikhwanul Muslimin, untuk mulai menyusun satu sistem pemilihan negara itu dalam usaha meyelenggarakan pemilu yang bebas dan jujur September, kata surat kabar itu. Mengomentari berita itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS P.J Crowley mengatakan," Presiden, Menlu Hilalary Clinton dan para pejabat lainnya telah mendorong pemerintah Mesir memulai satu transisi. Para pejabat senior Obama mengatakan usul itu adalah salah satu dari beberapa opsi yang sedang dibicarakan dengan para pejabat tinggi Mesir pemerintah Mubarak, kendati tidak secara langsung dengan dia, dalam usaha untuk meyakinkan dia mengundurkan diri sekarang, kata surat kabar itu. Kendatipun Mubarak sejauh ini menolak mundur segera, para pejabat dari kedua pemerintah itu terus melakukan perundingan menyangkut rencana itu, kata the Times. (*)
Editor: AA Ariwibowo Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan