ANTARA - Mancanegara |
Lima menteri Mesir mengundurkan diri Posted: 01 Jul 2013 09:12 PM PDT Kairo (ANTARA News) - Lima menteri kabinet Mesir mendatangi markas kabinet, Senin, untuk menyerahkan surat pengunduran diri mereka. Tindakan para menteri tersebut dilakukan sehari setelah protes besar yang menentang Presiden Mohamed Moursi dan Ikhwanul Muslimin, demikian laporan jejaring berita resmi Ahram sebagaimana dikutip Xinhua, Senin malam. Stasiun televisi resmi itu menyatakan menteri pariwisata, lingkungan hidup, komunikasi dan urusan parlemen, hukum, dan layanan umum mengadakan pertemuan di kompleks Kementerian Komunikasi. Mereka berkeras untuk mundur dari jabatan mereka sehubungan dengan krisis saat ini. Jumlah korban jiwa naik jadi 16 sejak protes anti-Presiden Moursi dilancarkan pada hari Minggu. Sedikitnya delapan orang tewas selama bentrokan pada Minggu malam di luar Markas Ikhwanul Muslimin di Ibu Kota Mesir, Kairo. "Bentrokan menewaskan delapan orang di Markas Ikhwanul Muslimin, tiga di Assiut, satu di Fayoum, satu di Iskandariya, satu di Kfar Ash-Sheikh dan satu di Bani Suef, sementara tak kurang dari 781 orang cedera," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mesir Yahya Moussa. Beberapa Markas Ikhwanul Muslimin di berbagai gubernuran diserang dan dibakar selama protes massa, ratusan ribu orang Mesir membanjiri bundaran utara di negeri tersebut pada peringatan pertama pemerintahan Presiden Mohamed Moursi, yang berorientasi Islam. Mereka menuntut Presiden Moursi mundur dan menyelenggarakan pemilihan dini presiden. (C003) |
WNI diimbau waspada setelah ultimatum militer Mesir Posted: 01 Jul 2013 08:51 PM PDT Kairo (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia untuk waspada pasca-ultimatum militer Mesir menyangkut keamanan di negara itu. "KBRI meminta semua WNI untuk tenang dan tetap waspada karena ketegangan politik meningkat pasca-ultimatum militer," kata Kepada Fungsi Penerangan, Sosial Politik KBRI Kairo, Dahlia Kusuma Dewi kepada ANTARA di Kairo, Selasa. Kendati demikian, Kantor KBRI tetap buka dan beraktivitas seperti biasa, kata Dahlia. Menurut dia, KBRI saat ini sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Mesir untuk memberi perlindungan terhadap semua WNI. Jumlah WNI di Mesir berkisar 5.000 orang, sebagian besar mahasiswa yang tersebar di sejumlah provonsi di Mesir selain di kota Kairo. Imbauan KBRI tersebut terkait dengan ultimatum militer Mesir yang memberi waktu 48 jam sejak Senin (1/7) malam kepada semua kekuatan politik untuk memecahkan krisis sesuai dengan tuntutan rakyat. Ultimatum militer yang diumumkan lewat televisi itu antara lain menyebutkan bahwa militer tidak terlibat dalam kekisruhan politik saat ini, namun bertanggung jawab atas keamanan negara. Pesawat tempur dan helikopter militer intensif memantau situasi di udara Kairo. Sementara itu, di enam menteri dilaporkan mengajukan pengunduran diri mencakup Menteri Luar Negeri, Menteri Komunikasi, Urusan Parlemen, pariwisata, komunikasi dan lingkungan hidup. Kubu pendukung Presiden Moursi masih bertahan di Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, Kairo timur, sementara kubu anti-Moursi juga masih bertahan di Bundaran Tahirir, pusat kota Kairo. Kedua kubu berseberangan itu melancarkan demo besar sejak Minggu (30/6). Suasana jalan-jalan di kota Kairo tampak lengang pada Selasa pagi. Kantor-kantor pemerintah, bank dan toko-toko masih tutup sejak demo besar pada Minggu (30/6). |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan