Isnin, 10 Jun 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Lurah "Palak" Korban Gusuran, Warga Demo di Kecamatan

Posted: 10 Jun 2013 07:52 AM PDT

KARANGANYAR KOMPAS.com - Tak kurang dari 150 warga Ngasem, Colomadu, Karanganyar, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kecamatan Colomadu di Jalan Adisucipto, Karanganyar, Senin (10/6/2013).

Warga melancarkan protes soal pungutan liar yang dilakukan oleh oknum Lurah Ngasem, Djoko Slamet Hariadi. Pungli yang dilakukan sejak enam bulan terakhir ini, sudah mencapai angka Rp 50 juta.

"Jadi bermacam macam mas, ada yang ditarik lima juta, 10 juta bahkan 15 juta. Itu ada yang pakai kuitansi dan tidak, total sekitar 50 juta " kata Suwanto, koordinator aksi.

Suwanto menambahkan, alasan adanya pungutuan liar tersebut adalah untuk digunakan sebagai dana operasional proyek Jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) yang menerabas halaman tiga rumah warga.

Usai mendapat ganti kerugian, Djoko mendatangi warga yang baru mendapatkan uang dari proyek dan meminta sejumlah uang. "Saat itu Pak Lurah meminta uang sekitar Rp 30 jutaan kepada tiga warga yaitu Sridono, Srirahman dan Sardadi," kata Suwanto.

Aksi protes terpaksa digelar karena laporan warga ke Polsek Cololmadu dan Pemerintah Kabupaten Karanganyar tidak mendapat tanggapan. Dengan membentangkan poster di depan gerbang masuk kantor kecamatan, warga juga menggelar orasi yang menyuarakan Lurah Djoko harus dipecat.

Suasana semakin memanas saat warga meminta Bupati Karanganyar Rina Iriani untuk datang menemui warga. Penjagaan kepolisian pun diperketat.

Sementara itu, situasi dapat terkendali saat perwakilan bupati datang dan menggelar mediasi. "Sebelumnya kita minta maaf, Ibu Bupati sedang berada di Jakarta dan untuk permasalahan Lurah Djoko akan ada surat teguran ke tiga kalinya. Selebihnya surat yang akan ditanda tangani bupati akan diserahkan ke warga," kata Suprapto, pejabat Inspektorat Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah saat mediasi dengan warga.

Meskipun menerima keterangan dari perwakilan Bupati, warga akan mengancam mendirikan tenda di Kantor kecamatan sambil mengunggu kepastian hukum terhadap kepala desa mereka. "Kita lihat saja besok, kalau tidak ada surat yang sampai akan kita bangun tenda dan kita demo inspektoratnya," kata Suwanto. 

Editor : Glori K. Wadrianto

Demo Mahasiswa di Tasikmalaya Berakhir Ricuh

Posted: 10 Jun 2013 07:46 AM PDT

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa yang berunjuk rasa terkait dugaan korupsi Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Senin (19/6/2013), berakhir ricuh.

Mereka memaksa masuk ke ruangan kantor dinas untuk bertemu kepala dinas, namun dihalangi dan terlibat bentrok dengan petugas kepolisian yang tengah berjaga.

Pantauan Kompas.com, awalnya pengunjukrasa hanya berorasi di depan kantor dinas. Mereka meminta kepala dinas untuk menemui para pendemo. Namun, Kepala Dinas enggan keluar kantor, dan mereka pun membakar ban bekas di depan kantor tersebut.

Pendemo meminta kepala dinas untuk menjelaskan dugaan korupsi dana olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) di Kabupaten Tasikmalaya.

Sebelum mereka bertemu kepala dinas, mereka malah terlibat baku hantam dengan petugas kepolisian, yang melarang mereka untuk membakar ban di depan kantor dinas.

Koordinator Aksi, Fahmi Muzaki mengatakan, pihaknya hanya meminta pengusutan tuntas kepada kepolisian terkait adanya dugaan pungutan liar kepada siswa SD, SMP, dan SMU se-Kabupaten Tasikmalaya, untuk pelaksanaan kegiatan O2SN.

"Kami hanya beraksi untuk melakukan pengusutan tuntas terkait pemungutan liar oleh dinas pendidikan kepada seluruh pelajar SD, SMP dan SMU se-Kabupaten Tasikmalaya. Ini dugaan kasus korupsi yang terorganisir," kata dia.

Kini, aksi demo berhasil diamankan oleh kedua belah pihak. Namun, aksi unjukrasa masih berlangsung dengan melanjutkan orasi. 

Editor : Glori K. Wadrianto

Tiada ulasan:

Catat Ulasan