ANTARA - Mancanegara |
Sudan bantah militernya masuki wilayah Sudan Selatan Posted: 10 Jun 2013 07:22 PM PDT Khartoum (ANTARA News) - Sudan membantah tuduhan Sudan Selatan bahwa militer Khartoum telah bergerak memasuki wilayah tetangganya itu, demikian laporan kantor berita resmi Sudan, SUNA. "Angkatan Bersenjata Sudan sepenuhnya berkomitmen pada perbatasan internasional sebagaimana ditetapkan di dalam Kesepakatan Perdamaian Menyeluruh," kata As-Sawarmy Khalid Saad, Juru Bicara Angkatan Darat Sudan, Senin. "Pernyataan ini cenderung menutup-tutupi pelanggaran militer Sudan Selatan atas kesepakatan kerja sama antara kedua negara," kata Saad sebagaimana dilaporkan Xinhua. Ia menyatakan saat Sudan menyelesaikan penarikan militernya sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani antara kedua negara, militer Sudan Selatan masih berada di enam daerah Sudan. Pada Senin pagi, Menteri Penerangan Sudan Selatan Barnaba Benjamin dilaporkan menuduh militer Sudan "memasuki" wilayah Sudan Selatan, dan mengatakan, "Tentara itu bergerak sampai sekitar 10 kilometer ke dalam Negara Bagian Upper Nile." Ia menambahkan Sudan Selatan akan memprotes ke Uni Afrika dan PBB mengenai keputusan Sudan untuk menghentikan pengiriman minyaknya melalui pipa saluran Sudan. Pada Minggu, Kepala Dinas Keamanan dan Intelijen Nasional Sudan Mohamed Atta menuduh Sudan Selatan melanggar kesepakatan kerja sama yang ditandatangani oleh kedua negara pada September tahun lalu.
|
PM Turki berencana temui penyelenggara protes Posted: 10 Jun 2013 07:11 PM PDT Ankara (ANTARA News) - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan berencana menemui wakil dari beberapa kelompok yang menyelenggarakan protes untuk menentang rencana penghancuran Taman Gezi di Bundaran Taksim, Istanbul, kata Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc di Ankara, Senin (10/6). Setelah satu pertemuan kabinet yang dipimpin oleh Erdogan di Ibu Kota Turki tersebut, perdana menteri itu dijadwalkan bertemu dengan sekelompok wakil pemrotes Taman Gezi pada 12 Juni (Rabu), kata Arinc, tanpa memberi perincian. Protes tersebut sudah berubah menjadi gelombang demonstrasi anti-pemerintah di seluruh negeri itu, sementara bentrokan antara pemrotes dan polisi juga dilaporkan terjadi. Arinc memberitahu wartawan pada Senin "demonstrasi tidak sah takkan dibiarkan lagi" di Turki, demikian laporan Xinhua. Erdogan, pada Minggu, menyeru pendukungnya agar bersiap buat pertemuan terbuka pro-pemerintah pada akhir pekan ini di Istanbul dan Ankara. Erdogan, yang sudah dikecam karena sikap "otoriternya" terhadap pemrotes, juga mengatakan kesabarannya menghadapi demonstrasi "ada batasnya". Protes anti-pemerintah di seluruh Turki telah menewaskan tiga orang, melukai hampir 5.000 orang dan membuat ribuan orang ditangkap. Penyelenggara protes sebelumnya mengatakan mereka akan melanjutkan "perjuangan mereka" sampai tuntutan mereka dipenuhi oleh pemerintah melalui tindakan nyata.
|
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan