Ahad, 28 April 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Dihajar Warga, Dua Pria di Ambon Babak Belur

Posted: 28 Apr 2013 08:05 AM PDT

Dihajar Warga, Dua Pria di Ambon Babak Belur

Penulis : Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Minggu, 28 April 2013 | 15:05 WIB

AMBON, KOMPAS.com - Dua warga di Ambon, HR (32) dan MS dikeroyok beberapa orang tak dikenal di kawasan Batu Merah Dalam, Kecamatan Sirimau, Minggu (28/4/2013) dini hari sekitar pukul 03.30 WIT. Keduanya mengalami luka akibat terkena sabetan benda tajam.

"HR terkena sabetan parang di bagian paha, sedangkan MS mengalami luka dibagian bahu kanan, pergelangan tangan kanan dan telapak tangan kiri serta rusuk kanan," kata Kasat Reskrim Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKP Agung Tribawanto kepada Kompas.com Minggu sore.

Agung menjelaskan, kedua korban saat itu hendak pulang ke rumahnya. Namun saat melintas di kawasan Batu Merah Dalam, keduanya dikejar oleh sejumlah orang tidak dikenal. Dua warga ini langsung dihajar dengan menggunakan senjata tajam.

"Informasinya ada pesta di kawasan tersebut, tiba-tiba terjadi keributan. Kedua korban ini lalu pulang dengan berboncengan pakai sepeda motor. Sejumlah orang lalu mengejar dan mengeroyok mereka," terang Agung. Menurut Agung, mereka mengeroyok HR dan MS seusai pesta miras.

Dia mengungkapkan, saat dikeroyok, keduanya sempat menyelamatkan diri dan lari ke rumahnya. Namun akibat luka yang diderita, kedua korban langsung terjatuh beberapa meter dari rumahnya.

Oleh warga setempat, HR dan MS langsung dilarikan ke RSUD dr Haulussy Ambon.

"Saat terjatuh, warga langsung menolong keduanya dan melarikan mereka ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis. Kita masih selidiki kasus ini, karena kejadiannya sangat cepat," katanya.

Tokoh Islam Palu Desak Bubarkan Densus 88

Posted: 28 Apr 2013 07:48 AM PDT

Tokoh Islam Palu Desak Bubarkan Densus 88

Penulis : Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Minggu, 28 April 2013 | 14:48 WIB

PALU, KOMPAS.com — Tokoh Islam di Palu, Sulawesi Tengah, mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membubarkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.

Desakan pembubaran BNPT dan Densus 88 AT ini disampaikan dalam sebuah pertemuan di aula Balai Latihan Kerja di Jalan Hang Tuah, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (28/4/2013).

Desakan ini bukanlah tanpa sebab. Sejumlah kasus pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) berat diduga dilakukan oleh Densus 88 AT dalam setiap penanganan dugaan tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Republik Indonesia.

Tim Pembela Muslim (TPM), Harun Nyak Itam Abu, mengatakan, dalam setiap operasi yang dilakukan Densus 88 AT banyak sekali kejahatan atau pelanggaran HAM yang dilakukan.

"Kalau kita melihat fakta di Poso dan di daerah lain banyak pelanggaran hukum yang dilakukan pasukan elite Polri ini. Mereka memberikan surat penangkapan bukan awal ketika akan ditangkap, melainkan sudah keluar baru muncul surat penangkapannya. Ini kan aneh," kata Harun kepada Kompas.com.

Menurutnya, aturan dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana Pasal 16 dan 17 menyebutkan, surat penangkapan itu diberikan dengan bukti permulaan yang cukup.

Sementara itu, pernyataan tokoh dan umat Islam terkait desakan pembubaran Densus 88 AT dan BNPT akan dikirim ke Jakarta untuk kemudian dimasukan di agenda dengar pendapat dengan Pansus DPRD Poso soal kekerasan pada 15 Mei 2013 nanti.

Pertemuan di Balai Latihan Kerja dihadiri sejumlah tokoh dan umat Islam, di antaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia Habib Ali Muhammad Aljufri, perwakilan Pemuda Muhammadiyah Amin Parakasi, perwakilan Forum Silatuhrahim dan Perjuangan Umat Islam (FSPUI) ustaz Adna Arsal dan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Irwan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan