ANTARA - Berita Terkini |
Arema Indonesia batal hadirkan Slank Posted: 20 Mar 2013 07:04 PM PDT Malang (ANTARA News) - Manajemen Arema Indonesia batal menghadirkan grup band Slank ketika menjamu Persepam Madura di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Rabu (10/4) mendatang. Media Ofiser Arema Indonesia Sudarmadji, Kamis, mengatakan pembatalan untuk menghadirkan Slank tersebut murni karena masalah kemampuan finansial yang tidak mencukupi untuk mengontrak band tersebut. "Seluruh biaya yang harus ditanggung manajemen Arema untuk mendatangkan Slank sekitar Rp200 juta. Apalagi PT Liga Indonesia (LI) juga tidak memberikan subsidi dana karena PT LI hanya sebagai fasilitator saja," ujar Darmaji. Ia mengatakan, Slank memang sudah dikontrak PT LI selama satu musim sebagai band pembuka laga di beberapa kota. Namun, keberadaan PT LI hanya sebagai fasilitator saja, tidak memberikan subsidi dana. Darmaji mengakui, awal dari rencana untuk mendatangkan Slank ke Stadion Kanjuruhan tersebut semata-mata hanya untuk menarik penontor agar memenuhi stadion saat menjamu Persepam karena diperkirakan laga tersebut akan sepi penonton. Akan tetapi, lanjutnya, melihat kondisi suporter (Aremania) yang menyaksikan langsung laga Arema menjamu lawan-lawannya di Stadion Kanjuruhan yang terus meningkat, maka manajemen meyakini jika laga Arema lawan Persepam bakal dipenuhi penonton. Oleh karena itu, tegas Darmaji, manajemen akhirnya membatalkan rencana untuk mendatangkan Slank. "Kami yakin, meski Persepam bukan tim yang dihuni oleh pemain bintang papan atas, pasti superter Singo Edan akan tetap memenuhi stadion," ujarnya. |
Perpecahan DK PBB terkait penyelidikan laporan senjata kimia Posted: 20 Mar 2013 07:00 PM PDT PBB (ANTARA News) - Perpecahan selama konflik dua tahun Suriah kembali meletus di Dewan Keamanan PBB mengenai penyelidikan laporan penggunaan senjata kimia di Suriah. Negara Inggris, Prancis dan Amerika, Rabu, menyerukan penyelidikan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terhadap tuduhan-tuduhan oleh pemerintah Suriah dan oposisi mengenai serangan senjata kimia, kata para diplomat. Tetapi Rusia, sekutu besar terakhir Presiden Bashar al-Assad, bersikeras pada pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa hanya tuduhan yang diajukan pemerintah yang harus diselidiki. Prancis yang pertama kali mengangkat tuduhan-tuduhan itu. Duta Besar Prancis di PBB Gerard Araud mengatakan belum ada bukti dari penggunaan senjata-senjata kimia oleh pihak manapun di Suriah. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa mayoritas dari 15 anggota Dewan Keamanan ingin mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon untuk menyerukan penyelidikan "semua tuduhan penggunaan senjata kimia" itu. Inggris dan Amerika Serikat di antara negara-negara yang mendukung usulan itu. "Fakta-fakta perlu diklarifikasi," kata Wakil Duta Besar Inggris di PBB Philip Parham. Duta Besar Rusia di PBB Vitaly Churkin mengatakan prakarsa Barat itu adalah upaya "untuk menunda" investigasi atas klaim penggunaan senjata oleh pemberontak di Aleppo. (H-AK) |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Berita Terkini To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan