Isnin, 14 Januari 2013

Republika Online

Republika Online


Sering Nyeri Lutut, Jauhi Minuman Ini

Posted: 14 Jan 2013 07:38 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Satu lagi manfaat tak sehat akibat sering mengonsumsi minuman bersoda. Selain meningkatkan risiko obesitas, gemar mengonsumsi minuman bersoda juga bisa memperburuk nyeri lutut, terutama pada pria.

Banyak orang beranggapan jika nyeri lutut disebabkan oleh rematik atau meningkatkan asam urat. Padahal nyeri lutut juga bisa disebabkan oleh osteoartritis. Osteoatritris dapat terjadi akibat rusaknya tulang rawan pada persendian di daerah lutut.

Tim peneliti dari Brigham and Women's Hospital, Tufts Medical Center, dan Brown University meneliti 2.149 pasien osteoatritis dan meminta mereka mengisi kuesioner untuk mengetahui seberapa sering mereka mengonsumsi minuman bersoda.

Para pasien diperiksa secara simultan selama 4 tahun dengan menganalisa perkembangan osteoatritis yang terjadi setiap tahun. Para peneliti juga mengukur Indeks Massa tubuh dan perkembangan penyakit ini baik pada pasien pria atau wanita.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa pria yang mengonsumsi lebih banyak soda dalam satu minggu mengalami kondisi osteoatritis yang kian memburuk.

Dr. Bing Lu selaku peneliti utama dari penelitian ini menyatakan bahwa, semakin banyak konsumsi soda, semakin buruk pula perkembangan osteoatritis pasien, seperti dilansir medindia.

Belum dipastikan apakah kandungan kalori yang tinggi pada minuman bersoda yang dapat memicu obesitas dan peningkatan berat badan yang membebani lutut, atau bahan kimia lain yang turut mempengaruhinya. Namun, bisa dipastikan bahwa mengonsumsi minuman bersoda terlalu banyak dapat memperparah kondisi osteotatritis.

Studi ini sekaligus menjadi peringatan bagi Anda yang mengalami nyeri lutut agar tidak terlalu sering mengonsumsi minuman bersoda agar terbebas dari risiko osteoatritis yang lebih parah.

Padu Padan Aksesori, Simak Dulu Jurusnya

Posted: 14 Jan 2013 07:08 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Fungsi perhiasan cukup besar dalam menunjang penampilan. Bahkan, penggunaannya harus disesuaikan dengan bentuk tubuh, busana, hingga kegiatan yang akan dilakukan.

Nia Amelya, desainer perhiasan mutiara sekaligus pemilik Niwa Lombok Pearls, mengatakan, bagi pemilik tubuh yang besar, sebaiknya gunakan aksesoris yang juga besar. Tapi, pilih yang bentuknya simpel dengan motif yang tidak ramai. "Karena, kalau kekecilan tidak akan kelihatan perhiasannya," jelasnya.

Bagi pemilik tubuh mungil, rumus sama berlaku. Pilih aksesoris yang tak terlampau besar, tapi bentuknya agak ramai.

Serasikan aksesoris dengan busana atau jilbab. Serasi tak berarti senada warnanya. Bermain kontras boleh, misalnya, berjilbab biru lalu mengenakan bros kuning. Permainan kontras warna akan memperlihatkan garis busana dengan perhiasan.

Bila busana sudah penuh motif, kenakan aksesoris yang polos. Bila busananya polos, pakai aksesoris yang bercorak atau lebih ramai dari biasanya.

Model busana juga harus diperhatikan. Nia mengatakan, hindari penggunaan aksesoris yang bertumpuk bila model busananya sudah berlapis-lapis. "Aksesoris perhiasan akan kelihatan murah jika busananya tidak sesuai," ujarnya.

Nia menambahkan, untuk penampilan yang cantik, jangan gunakan semua aksesoris bersamaan. Gunakan berseling, katanya. Jika sudah memakai kalung, hindari memakai bros. Sama halnya ketika memakai kalung ukuran besar, jangan kenakan gelang. Lebih baik memadankannya dengan cincin.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan