Khamis, 10 Januari 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Aceh Jaya dilanda gempa 6,0 SR

Posted: 10 Jan 2013 07:09 AM PST

ilustrasi gempa aceh (ANTARA News/BMKG)

Berita Terkait

Medan (ANTARA News) - Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh dilanda gempa berkekuatan 6,0 skala richter pada Kamis malam pukul 20.47 WIB.

Kabid Pelayanan Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Hendra Suwarta di Medan, Kamis malam mengatakan, gempa itu berpusat di 4,52 derajat lintang utara dan 95,04 derajat bujur timur.

Sedangkan lokasi gempa tersebut berada di 77 km barat daya Kabupaten Aceh Jaya dengan kedalaman 65 km di bawah permukaan laut.

Getaran gempa berkekuatan 6,0 SR tersebut juga dirasakan di Banda Aceh dan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

BMKG Wilayah I Medan memprakirakan gempa berkekuatan 5,8 SR tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami.
(ANT)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

GMKN tolak aktivis Greenpeace ke Indonesia

Posted: 10 Jan 2013 07:06 AM PST

Fuad Bawazier (FOTO. ANTARA)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Menegakkan Kedaulatan Negara (GMKN) menentang keras rencana kedatangan aktivis LSM Greenpeace dari kantor pusat Belanda ke Indonesia.

Dalam pernyataannya di Jakarta Kamis, tokoh GMKN Fuad Bawazier menegaskan bahwa GMKN menolak keras kedatangan aktivis Greenpeace Suzanne Kroger ke Indonesia. Kroger dari kantor pusat Greenpeace di Belanda berencana datang ke Indonesia.

"Pemerintah harus tegas. Kepentingan nasional, kedaulatan negara, dan kedaulatan wilayah harus diutamakan. Tidak perlu dikasih izin apalagi sudah pernah ada yang dideportasi sebelumnya," tegas Fuad Bawazier.

Menurut Fuad, kedatangan Suzanne harus ditolak karena dicurigai sarat membawa kepentingan asing dan hanya mengumpulkan data untuk melakukan kampanye hitam terhadap produk berbasis kehutanan Indonesia di luar negeri.

"Terbukti, sejumlah produk berbasis kehutanan Indonesia diboikot di luar negeri dan mengakibatkan menurunnya devisa negara," kata mantan Menteri Keuangan itu.

Ironisnya, di sisi lain, pemerintah malah membuka peluang sebesar-besarnya terhadap perusahaan asing untuk melakukan ekspansi bisnis sawit di Sei Mangkei, Sumut. Bahkan pemerintah juga memanjakan perusahaan asing itu melalui pemberian fasilitas pembebasan pajak.

Menurut Fuad, bebasnya perusahaan asing melakukan investasi dengan segala kenyamanannya, membuktikan rontoknya wibawa pemerintah. "Masalahnya di pemerintahan masih banyak antek-antek asing. Perusahaan asing yang jelas-jelas merusak lingkungan justru dibiarkan. Contohnya Freeport. Siapa bilang tidak merusak lingkungan? Tapi pemerintah dan Greenpeace justru diam. Ini ada apa?" kata Fuad.

Karena itu, Fuad menilai sudah saatnya pemerintah menunjukkan sikap kemandirian dengan menolak intervensi asing dan bertindak sebagai negara berdaulat.

"Kedaulatan itu mutlak agar asing tak seenaknya mengatur kita. Dan saya salah satu dari sekian banyak yang menolak Greenpeace. Mereka ada di Indonesia karena ada begundal-begundal di pemerintah yang menjadi antek-antek asing," tukasnya.

Fuad juga berharap pihak imigrasi serius memasukkan daftar hitam terhadap siapa pun yang dinilai merugikan Indonesia. "Jangan sampai kecolongan lagi. Ini masalah kedaulatan negara. Tidak boleh main-main," pungkas dia.

Sebelumnya, salah satu aktivis Greenpeace dari Eropa pernah ditangkap dan dideportasi pihak Imigrasi Indonesia, Oktober 2011. Menurut Kepala Bagian Humas dan Tata Usaha Ditjen Imigrasi, Maryoto Sumadi, sebelum ditangkap petugas Imigrasi di Halim Perdanakusuma, seminggu sebelumnya, aktivis tersebut sempat melakukan perjalanan ke Jambi menggunakan pesawat sewa.

Ia diduga melakukan pemotretan hutan Indonesia tanpa izin pemerintah. "Diduga yang bersangkutan melakukan kegiatan jurnalistik, sedangkan izin tinggalnya kunjungan sosial budaya," kata Maryoto.

(Zul)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan