Khamis, 15 November 2012

Republika Online

Republika Online


Binatang Peliharaan Bantu Anak Lancar Membaca

Posted: 15 Nov 2012 01:35 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bicara dengan binatang peliharaan ternyata bisa mengembangkan kemampuan membaca anak. 

Sebuah penelitian dari University of California Davis School of Veterinary menyatakan, bicara dengan dengan binatang peliharaan bisa mendorong kemampuan membaca anak dengan signifikan.

Dalam studi yang dilakukan terhadap anak-anak berusia antara 6-12 tahun, bicara sesuatu pada anjing atau kucing sepekan sekali selama 15-20 menit merupakan latihan untuk melancarkan membaca anak. Hasilnya, setelah sepuluh pekan dilakukan terus menerus, anak-anak dilaporkan merasa lebih santai saat membaca. 

Sebagian besar orang tua mengatakan anak mereka terlihat sangat percaya diri dengan membaca setelah hal itu dilakukan.

"Cobalah lakukan hal yang sama di rumah. Selama binatang peliharaan duduk manis itulah kesempatan untuk bicara dengan mereka," kata Cheryl Meehan, PhD. salah seorang penelitian soal itu seperti dikutip Parents Indonesia. 

Hal ini paling berhasil dilakukan dengan hewan yang terlihat menyimak seperti kucing. Tapi bisa juga dilakukan jika si kecil hanya memiliki ikan mas koki, marmut, atau binatang apapun yang bisa membuat anak bicara dengan lantang sering kali bermanfaat. 

Survei: Anak Kota Lebih Malas Bergerak

Posted: 15 Nov 2012 01:05 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah survei terbaru menunjukan kalau anak anak di daerah perkotaan di Indonesia lebih malas bergerak dan kurang aktif dibandingkan dengan mereka yang di pedesaan.

Survei yang dilakukan tim peneliti South East Asia Nutritions Survey (SEANUTS) menunjukan kalau anak-anak di pedesaan melangkah sebanyak 13.853 langkah per hari untuk anak laki-laki dan sebanyak 11.911 langkah per hari untuk anak perempuan. 

Namun anak-anak di perkotaan hanya melangkah sebanyak 12.910 langkah tiap harinya untuk anak laki-laki dan 12.113 langkah per hari untuk anak perempuan.

Hal ini juga semakin terlihat dari tingkat keaktifannya dalam bergerak terhadap 7.200 anak-anak yang disurvei dari Aceh sampai Papua ini. Anak-anak perkotaan yang tidak aktif sebanyak 57,9 persen dan di pedesaan sebanyak 56,8 persen.

"Sebagian besar anak-anak kita ternyata kurang aktif," kata ketua tim peneliti SEANUTS Indonesia, Dr Sandjaja dalam jumpa pers di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sandjaja tentu saja kaget dengan hasil survei tersebut. Ia menduga kurangnya keaktifan anak-anak mungkin disebabkan permainan online yang sedang booming sehingga anak-anak lebih banyak di kamar daripada melakukan aktifitas fisik di luar ruangan.

"Ini mungkin bisa menjadi masukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) agar anak-anak usia sekolah kembali aktif dalam aktifitas fisiknya," ujarnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan