YANGON - Lima ledakan bom terjadi di wilayah perbatasan Myanmar pada Sabtu 9 Juni malam waktu setempat. Meski ledakan cukup keras, dilaporkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Ledakan di kota Muse ini berlangsung di saat kondisi jalan raya tidak ramai. Pihak berwenang Myanmar belum bisa menentukan siapa otak di balik ledakan ini.
Kota Muse selama ini dikenal sebagai wilayah jalur perdagangan darat yang masih aktif di Myanmar hingga saat ini. April lalu, sebuah bom sempat meledak di wilayah ini dan menewaskan seorang petugas imigrasi.
Meski proses reformasi tengah berlangsung cepat di Myanmar saat ini, insiden kekerasan seperti masih terus terjadi. Kini perhatian pemerintah tertuju pada konflik sekterian yang terjadi antara masyarakat Budha dan Muslim Myanmar.
Peristiwa terakhir melibatkan aksi pembakaran pemukiman warga Budha yang menewaskan tujuh warga di wilayah Rakhine. Sebelumnya, 10 orang warga Muslim Myanmar tewas dalam sebuah insiden yang melibatkan etnis Rakhine.
Melihat terbukanya peluang terjadinya aksi brutal antar etnis, media Myanmar memperingatkan warga untuk tetap menahan diri. Mereka memperingatkan aksi brutal yang terjadi bisa membuat proses reformasi tertunda.
"Kebencian, kesalahpahaman atau konflik apa pun yang terjadi di wilayah pinggiran tidak menguntungkan siapa pun. Ini hanya bisa mengundang tindakan brutal, stagnasi, dan situasi di mana hukum tidak dihormati. Hal ini bisa mempengaruhi laju demokrasi," tulis New Light of Myanmar, seperti dikutip NDTV, Minggu (10/6/2012).
Aksi kekerasan ini memicu kekhawatiran banyak pihak. Kelompok pemerhati HAM internasional, Human Rights Watch (HRW), menilai hal ini terjadi karena kebijakan diskriminatif yang terjadi selama ini.
(faj)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan