Rabu, 27 Jun 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Kantor Bappeda Manokwari Diobrak-abrik

Posted: 27 Jun 2012 08:12 AM PDT

MANOKWARI, KOMPAS.com - Aksi protes puluhan pengusaha asli Papua, di depan kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Manokwari, Papua Barat  diwarnai perusakan sejumlah fasilitas kantor, Rabu (27/6/2012).

Awalnya para pengusaha itu hanya ingin bertemu Kepala Bappeda Kabupaten Manokwari, untuk meminta penjelasan pembagian paket proyek yang dianggarkan tahun 2012. Juga untuk meminta pihak Bappeda, menempel nama proyek dan rekanan yang memperoleh pekerjaan di depan kantor itu.

Sayangnya aspirasi itu tidak mendapat respons seperti yang mereka harapkan. Hingga merekapun merusak fasilitas kantor Bappeda. Kaca-kca jendela, baik yang berada di luar maupun dalam ruang kantor, pecah. Akibat aksi anarkis itu, para staf Bappeda yang sedang bekerja berhamburan keluar kantor untuk menyelamatkan diri.

"Kami hanya datang ingin minta penjelasan saja, kenapa tidak ada satupun proyek yang diberikan pada kami, pengusaha asli Papua. Padahal rata-rata proyek itu merupakan anggaran dari dana Otus untuk kita orang Papua," kata Piter Indouw, seorang pengusaha asal distrik Warmare dan Prafi..

Piter berpendapat, seharusnya dengan adanya proyek yang bersumber dari dana Otonomi Khusus ini, semua pengusaha baik yang berskala kecil maupun besar harus mendapat bagian, walapun jumlah proyek hanya satu.

"Masa dari tahun ke tahun kami hanya jadi penonton. Kami ingin mereka tahu, bahwa pengusaha asli Papua bisa bekerja. Jadi jangan pikir kami hanya akan meminta bantuan saja, tapi kami ingin pekerjaan yang mengeluarkan keringan, sehingga hasilnya dapat kami nikmati," katanya.

Aksi tersebut mereda, setelah aparat kepolisian datang ke lokasi sekitar 10 menit kemudian lokasi dan menenangkan massa.

Hingga saat ini pihak terkait belum memberi penjelasan secara resmi soal kejelasan pembagian jatah proyek tersebut. Para pengusaha  mengancam akan datang dengan massa yang lebih banyak, jika pemerintah tidak memberi penjelasan secara transparan.

Akibat aksi tersebut, kerugian yang ditimbulkan ditaksir hingga puluhan juta rupiah.

Lagi, TKW Asal Lombok Disiksa di Arab Saudi

Posted: 27 Jun 2012 08:00 AM PDT

Lagi, TKW Asal Lombok Disiksa di Arab Saudi

Kontributor Kompas TV, Abdul Latif Apriaman | Tri Wahono | Rabu, 27 Juni 2012 | 15:00 WIB

MATARAM, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti keluarga Muhir (45), warga Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Lombok Barat. Keluarga buruh serabutan ini mendapat kabar buruk bahwa Joharni (40), istrinya, sudah sebulan terbaring di rumah sakit di Arab Saudi lantaran penyiksaan dari sang majikan.

Cerita tentang derita Joharni diperoleh dari telepon dan pesan singkat yang dikirimkan rekan-rekan Joharni yang sempat menjenguknya di rumah sakit.

"Waktu saya telepon dia cuma bilang sakit biasa, tapi teman-temannya bilang istri saya sakit parah karena disiksa majikannya," tutur Muhir.

Menurut Muhir, istrinya bekerja ke Saudi sekitar dua tahun silam melalui PT Dasa Graha Utama. Selama kurun waktu itu dia belum pernah mengirimkan hasil keringatnya, meskipun beberapa kali menjanjikan akan mengirim.

Joharni juga sempat hilang kontak selama setahun, sebelum akhirnya diperoleh kabar TKW malang itu terbaring di rumah sakit lantaran penyiksaan majikannya tersebut.

Muhir kini hanya bisa berharap, Joharni segera dipulangkan untuk berkumpul bersama keluarganya dan apa yang menjadi hak-haknya bisa segera dipenuhi.

Derita yang dihadapi Jauharni menambah panjang kasus yang dialami TKI NTB di luar negeri. Berdasarkan catatan Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI, BP3TKI NTB selama 3 bulan terakhir terdapat 194 TKI NTB bermasalah, mulai dari hilang kontak, penyiksaan, tidak menerima gaji, hingga kematian.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan