Selasa, 24 April 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Pesawat Tenaga Surya Terbesar Akan Lintasi Benua

Posted: 25 Apr 2012 02:45 AM PDT

Pesawat Tenaga Surya Terbesar Akan Lintasi Benua

| Egidius Patnistik | Rabu, 25 April 2012 | 09:45 WIB

PAYERNE, KOMPAS.com - Pesawat bertenaga surya buatan Swiss, Solar Impulse, yang merupakan pesawat terbesar dalam jenisnya, akan terbang perdana melintasi benua pada Mei atau Juni, demikian pernyataan perusahaan itu, Selasa (24/4/2012).

Pesawat yang dipiloti bersama oleh Bertrand Piccard dan Andre Borschberg itu akan berupaya terbang perdana sejauh lebih dari 2.500 kilometer dengan lepas landas di Payerne, Swiss barat, kemudian menyeberangi Pyrenees dan Laut Tengah tanpa menggunakan bahan bakar setetes pun hingga akhirnya mendarat di Maroko, Afrika.

Tanggal pasti penerbangan itu akan diputuskan sesuai keadaan cuaca. Bertrand Piccard dan Andre Borschberg akan bergantian menerbangkan pesawat dalam perjalanannya selama 48 jam, dengan jadwal pemberhentian di dekat Madrid, Spanyol, untuk mengganti pilot.

Penerbangan dengan waktu lama itu akan menjadi gladi resik bagi penerbangan keliling dunia tahun 2014 dan akan memberikan tim sejumlah pengalaman dalam bekerja sama dengan sejumlah bandara internasional, menyatukan purwarupa hingga menjadi bentuk kendaraan udara yang sewajarnya dan mengelola logistik perawatan, kata Borschberg yang juga menjabat Wakil Pendiri dan Direktur Utama Solar Impulse.

Solar Impulse, pesawat pertama yang bisa terbang siang dan malam tanpa bahan bakar minyak atau mengeluarkan gas buang, memiliki rentang sayap selebar 63,4 meter, selebar Airbus A340, dan memiliki bobot hanya 1.600 kilogram. Pesawat tersebut memiliki 12 ribu sel surya yang dipasang di kedua sayap sehingga dapat memberikan tenaga gerak bagi keempat mesin listriknya.

Pesawat tersebut melakukan terbang perdana internasional dari Swiss menuju Brussels pada 13 Mei 2011 dan menandai penerbangan internasional keduanya ke Paris pada Juni 2011.

Sumber :

Ant, Xinhua, Oana

Korut Siap Uji Nuklir

Posted: 25 Apr 2012 02:14 AM PDT

BEIJING, SELASA - Pemerintah Korea Utara dipastikan hampir menuntaskan tahap persiapan uji coba nuklir ketiga mereka, yang diyakini bakal kembali memicu kontroversi dan kecaman dunia, tak lama setelah kegagalan peluncuran roket jarak jauh mereka pekan lalu.

Kepastian itu disampaikan salah seorang sumber yang punya hubungan dekat dengan pihak Pyongyang dan Beijing, Selasa (24/4).

"Segera. Persiapan mereka sudah hampir komplet," ujar sumber senior tadi.

Sejumlah pengamat menyebut peluncuran roket jarak jauh Korut kemarin pada intinya untuk mengasah kemampuan negeri itu membangun peluru kendali balistik, yang bisa menyasar target bahkan sampai ke wilayah Amerika Serikat.

Jika hal itu sampai terjadi, kapabilitas dan bobot militer serta diplomatik negeri itu dipastikan akan langsung ikut meroket di mata dunia.

Analisis lain menyebut langkah "unjuk gigi" yang dilakukan Korut belakangan ini lebih bertujuan mengokohkan sosok pemimpin baru mereka, Kim Jong Un, yang oleh banyak kalangan dinilai masih terlalu muda dan belum berpengalaman.

Jong Un "naik takhta" tak lama setelah kematian ayahnya, Kim Jong Il, Desember lalu.

Dalam pidato perdananya pekan lalu, Jong Un menekankan bakal tetap melanjutkan kebijakan lama, yang lebih mengutamakan militer dan pembangunan kekuatan persenjataan nuklir ketimbang mengurus ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Lebih lanjut, hingga sekarang tanggal pasti uji coba nuklir Korut masih spekulatif. Akan tetapi, sejumlah negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan AS menanti dengan tegang perkembangannya dari waktu ke waktu.

Sejumlah kalangan yakin Korut sudah mampu mengujicobakan nuklir berbahan uranium yang sangat diperkaya (highly enriched uranium), setara dengan bahan serupa bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima, Jepang, tujuh dekade lalu.

Terkait kemungkinan China membantu persenjataan Korut dan program nuklirnya, dosen ilmu politik Universitas Sogang di Seoul, Kim Young-soo, menyebut China bertindak seperti bunglon saat menghadapi Korut.

"Mereka (China) bilang keberatan dengan provokasi Korut, tapi mereka tidak ikut menghukumnya," ujar Young-soo.

Sementara itu, saat bertemu pers di kantornya di Jakarta, Duta Besar AS Scot Marciel mempersilakan Pemerintah Indonesia memutuskan sendiri terkait rencana kunjungan orang kedua Korut, Kim Yong Nam, ke Indonesia yang diperkirakan Juni mendatang.

"Namun, sangat penting bagi masyarakat dunia untuk memahami apa yang telah dilakukan negeri itu, termasuk dampaknya pada rakyat Korut sendiri," ujar Scot. (REUTERS/DWA)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan