KOMPAS.com - Nasional |
Posted: 14 Nov 2011 01:41 PM PST MEKKAH, KOMPAS.com — Sebanyak 20.478 anggota jemaah haji Indonesia dari 51 kelompok terbang hingga Senin (14/11/2011) pukul 21.18 waktu Arab Saudi atau Selasa (15/11/2011) pukul 01.18 WIB sudah tiba di Tanah Air setelah selama 40 hari menunaikan ibadah haji di Arab Saudi. "Jumlah anggota jemaah sebanyak itu akan terus meningkat sejalan dengan telah dimulainya kepulangan ke Tanah Air sejak tanggal 11 November," kata Kepala Seksi Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kementerian Agama Evi Al Hudhori di Mekkah, Senin waktu setempat. Jumlah tersebut mencakup 10,25 persen dari seluruh jemaah yang naik haji. Jumlah anggota jemaah haji yang masih berada di Arab Saudi mencapai 199.693 orang dan secara bertahap akan pulang ke Indonesia setelah menjalankan berbagai ibadah. Evi mengatakan, debarkasi terbanyak anggota jemaah sampai saat itu adalah Solo, dengan jumlah 3.367 orang dalam sembilan kelompok terbang (kloter). Berikutnya adalah Bekasi dengan 3.147 orang dalam tujuh kloter, debarkasi Surabaya 3.127 orang dengan tujuh kloter, dan debarkasi DKI Jakarta dengan 1.814 orang dalam empat kloter. Hingga kini masih ada 165.404 anggota jemaah haji Indonesia yang berada di Mekkah, terbanyak berasal dari embarkasi Surabaya sebesar 35.072 orang, embarkasi Bekasi sebesar 31.643 orang, dan embarkasi Solo sebanyak 27.350 orang. "Sementara itu, jemaah haji Indoensia yang telah berada di Madinah sebesar 11.039 orang," katanya. Jemaah di Madinah akan menjalankan ibadah Arbain dan setelah itu dipulangkan ke Tanah Air. Adapun jumlah anggota jemaah yang wafat, kata Evi, sebanyak 277 orang dengan rincian 265 orang haji reguler dan 12 orang haji khusus. Jamaah wafat paling banyak disebabkan sakit akibat sistem sirkulasi, yakni 190 orang, kemudian disebabkan penyakit sistem pernapasan sebanyak 61 orang, penyakit endokrin nutrisi dan metal tujuh orang, serta penyakit darah dan organ pembuluh darah enam orang. Anggota jemaah terbanyak wafat di Mekkah 212 orang, Madinah 29 orang, Mina 25 orang, Arafah enam orang, dalam perjalanan Indonesia ke Arab Saudi empat orang, serta di Jeddah satu orang. "Anggota jemaah yang wafat terbanyak berusia 60 tahun ke atas sebesar 198 orang, disusul usia 50 hingga 59 tahun sebesar 64 orang," katanya. Untuk anggota jemaah usia 40-49 tahun yang wafat mencapai 13 orang dan usia kurang dari 40 tahun dua orang. Full content generated by Get Full RSS. |
UP4B untuk Dorong Pelaksanaan Otonomi Khusus Posted: 14 Nov 2011 01:25 PM PST JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mengakui bahwa meski hampir 10 tahun disahkan, pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Khusus Papua belum optimal. Hal tersebut juga diakui sebagai bagian dari kesalahan pemerintah. Untuk itu, pemerintah membentuk Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B), guna mendorong pelaksanaan otonomi khusus di Papua. Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah Velix Wanggai di Jakarta, Senin (14/11/2011), mengakui, dalam banyak aspek, pelaksanaan otonomi khusus (otsus) di Papua belum efektif. "Ada aspek-aspek, misalnya kewenangan, pengelolaan keuangan otsus, ada hal-hal yang belum efektif di tingkat pusat, kabupaten/kota. Ada yang belum efektif di tingkat provinsi. Hal-hal ini yang mungkin kita harus sama-sama benahi, dan itu masih di domain eksekutif. Namun, kita juga harus menyadari bahwa banyak hal yang tidak hanya terkait domain eksekutif saja, tetapi juga domainnya legislatif dan di lembaga lain," kata Velix. Velix mengatakan, pemerintah sadar pelaksanaan otonomi khusus tidak berjalan optimal di Papua. "Dengan kesadaran seperti itu, pemerintah melihat ada aspek manajemen yang masih belum efektif dan optimal sehingga UP4B ini hadir. UP4B ini sebetulnya sebuah penyempurnaan atau koreksi manajemen pelaksanaan otsus yang selama ini belum efektif atau optimal. Pengelolaan Papua ini tidak hanya jalan dengan hal-hal yang konvensional, tetapi juga dengan jalan yang perlu terobosan. Tidak bisa jalan dengan business as usual saja, tetapi juga harus ada terobosan yang lebih kuat," katanya. Menurut Velix, UP4B nantinya akan mendorong dan memastikan aspek perencanaan, pembiayaan, dan pengendalian agar otonomi khusus di Papua bisa berjalan. "Kegiatan yang bersifat sosial ekonomi yang prioritas itu bisa jalan. Kami juga ingin memastikan UP4B ini jadi katalisator atau men-drive komunikasi yang lebih efektif, lebih konstruktif dengan kelompok-kelompok strategis di masyarakat Papua dan Papua Barat. Kami memahami ada satu sisi tugas UP4B ini agar aspek ekonomi jalan, tetapi yang kedua, memastikan aspek sosial politik bisa selesai secara bermartabat," ujarnya. Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan