KOMPAS.com - Internasional |
Gempa Berkekuatan 6,8 SR Guncang Okinawa Posted: 08 Nov 2011 04:04 AM PST Gempa Berkekuatan 6,8 SR Guncang Okinawa | Egidius Patnistik | Selasa, 8 November 2011 | 12:04 WIB Peta Pulau Okinawa, Jepang TOKYO, KOMPAS.com — Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter (SR) mengguncang perairan Pulau Okinawa, Jepang, Selasa (8/11/2011). Namun, tidak ada kekhawatiran mengenai tsunami, kata lembaga AS dan Jepang. Gempa itu terjadi di Laut China Timur, 218 kilometer di barat Naha, Prefektur Okinawa, kata Survei Geologi AS. Sumber gempa ada di kedalaman 222 kilometer. Tidak ada laporan segera mengenai korban cedera atau adanya kerusakan akibat gempa yang terjadi pada pukul 11.59 waktu setempat. Jepang, yang terletak di persimpangan empat lempeng tektonik, mengalami 20 persen dari gempa terkuat yang tercatat di bumi setiap tahun. Bencana tsunami pada 11 Maret mengakibatkan sekitar 22.000 orang tewas atau hilang, dan memicu krisis nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi di Fukushima, di timur laut negara itu. |
Pakistan Latih 8.000 Pengawal Gudang Nuklir Posted: 08 Nov 2011 03:59 AM PST Pakistan Latih 8.000 Pengawal Gudang Nuklir | Kistyarini | Selasa, 8 November 2011 | 11:59 WIB ISLAMABAD, KOMPAS.com — Pakistan melatih sekitar 8.000 orang sebagai tenaga tambahan untuk pengamanan pangkalan senjata nuklirnya, kantor berita AP melaporkan, Senin (7/11/2011). Selama ini, keamanan senjata nuklir Pakistan menjadi salah satu sumber kekhawatiran AS. Pemerintah Washington khawatir senjata nuklir Pakistan jatuh ke tangan kelompok-kelompok militan Islam yang sedang berperang melawan bangsa-bangsa Barat. Kecemasan AS meningkat setelah sebuah majalah AS menurunkan berita yang mengutip pernyataan beberapa pejabat Pakistan dan AS bahwa Pakistan mengirim komponen senjata nuklirnya ke seluruh penjuru negeri dalam kendaraan dengan tingkat pengamanan rendah. Hal itu dilakukan untuk menghindari perhatian kelompok militan. Islamabad membantah tuduhan itu mentah-mentah. Pakistan menegaskan, tempat-tempat penyimpanan nuklirnya mendapat pengamanan tingkat tinggi. Ketakutan yang beredar di kalangan rakyatnya bukanlah ancaman dari kelompok Taliban atau Al Qaeda. Rakyat Pakistan justru cemas karena ada kecurigaan AS berencana mengambil alih penguasaan senjata-senjata itu. Kecurigaan dan kekhawatiran itu kian besar setelah terungkapnya operasi rahasia AS yang berhasil menewaskan Osama bin Laden di Pakistan pada Mei lalu. Washington menegaskan, pihaknya tidak berencana merebut senjata Pakistan. Namun, artikel di majalah The Atlantic itu mengutip sejumlah pejabat militer dan intelejen AS yang menyatakan, AS melatih secara intensif militernya untuk sebuah misi mengamankan senjata nuklir atau material nuklir Pakistan agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Pakistan memang jarang mengungkap secara detail program nuklirnya ataupun pengamanannya. Pengumuman bahwa militer tengah melatih 8.000 personel untuk pengamanan gudang senjata nuklirnya dipandang sebagai upaya untuk merespons berita The Atlantic. "Kelompok ini adalah orang-orang terpilih yang memiliki fisik prima, sehat secara mental, dan dibekali persenjataan dan peralatan modern," demikian militer Pakistan dalam pernyataan tertulisnya. Pernyataan itu dirilis berbarengan dengan kelulusan 700 personel pengamanan itu. Upacara wisuda mereka dihadiri oleh Mayjend Muhammad Tahir, kepala keamanan Divisi Rencana Strategis, sebuah divisi di militer yang bertugas mengamankan senjata nuklir. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan