Sabtu, 12 November 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


"Lenggang kangkung" warnai pembukaan cabang anggar

Posted: 12 Nov 2011 07:20 PM PST

Depok (ANTARA News) - Tarian Lenggang Kangkung dari DKI Jakarta mewarnai acara pembukaan cabang anggar SEA Games ke-26 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Minggu.

"Tarian Lenggang Kangkung disumbangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta," kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Anggar Indonesia (IKASI), Tono Suratman di Depok, Minggu.

Ia mengatakan, tarian tersebut sengaja ditampilkan kepada sejumlah atlet dan ofisial dari berbagai negara di ASEAN karena merupakan salah satu budaya Indonesia.

Lenggang Kangkung tersebut dibawakan lima penari dari Jakarta Selatan dan ditampilkan selama tujuh menit pada pembukaan cabang anggar itu.

Cabang anggar diikuti tujuh negara yang ikut berlomba yakni Indonesia, Vietnam, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, dan Filipina memperebutkan 12 medali emas.
(A047)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Konflik Laut China Selatan ganggu sumber perikanan

Posted: 12 Nov 2011 07:16 PM PST

Konflik perbatasan dan klaim kepemilikan di Laut China Selatan masih kerap terjadi di antara negara-negara yang berbatasan langsung dengan perairan kaya sumber daya alam dan berposisi sangat strategis itu. Contoh paling klasik adalah klaim kepemilikan Pulau Pagasa/Harapan -bahasa Tagalog) di Gugus Kepulauan Spratly, di lepas pantai barat Filipina. Klaim dari Filipina itu mengundang reaksi dari banyak negara, padahal ada keterlibatan lain China, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Vietnam terkait klaim wilayah di Laut China Selatan itu. (REUTERS/Rolex Dela Pena)

... Alat tangkap pukat laut dalam sering dipakai, padahal itu jelas dinyatakan ilegal. Lebih parah lagi, pelaku-pelakunya semakin brutal...

Berita Terkait

Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Laut China Selatan yang juga dikenal sebagai Laut Kuning, berposisi sangat strategis dan kaya akan sumber daya alam. Anugerah alami itu sering menjadi sumber konflik kepentingan bagi negara yang berada di sekitar perairan itu, di antaranya mengganggu pengelolaan sumber daya perikanan. 

"Konflik di Laut China Selatan yang tidak berakhir akan sangat mengganggu potensi sumber daya perikanan di daerah itu dan sekitarnya," kata Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), M Riza Damanik, Minggu.

Dalam kondisi dunia yang semakin rawan terhadap ketersediaan pangan, katanya, konflik berkepanjangan yang berujung pada klaim kepemilikan wilayah laut itu, bisa semakin memperberat beban dunia terkhusus Asia Tenggara.

Konflik di perairan itu juga melahirkan praktik eksploitasi perikanan yang bertabrakan dengan hukum. "Alat tangkap pukat laut dalam sering dipakai, padahal itu jelas dinyatakan ilegal. Lebih parah lagi, pelaku-pelakunya semakin brutal," kata Damanik. 

Dalam KTT ASEAN kali ini, dalam kepemimpinan Indonesia sebagai negara ketua, hal ini dibahas secara khusus dalam sesi pertemuan di tingkat pejabat tinggi, yang kemudian hasilnya dilimpahkan ke tingkat menteri masing-masing negara anggota. 

Aturan Perilaku (Code of Conduct) kerja sama negara-negara di Kawasan Laut China Selatan akan menjadi salah satu forum pembuka dalam KTT ASEAN ke-19 ini, dalam pertemuan pejabat senior bertajuk Regional Code of Conduct of Parties in South China Sea, di Ruang Kintamani 6 - Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).


Mereka bisa bertemu dalam satu meja setelah terjadi adopsi bersama dan penerapan Deklarasi Aturan Perilaku Declaration of Conduct/DoC) pada Juli 2011 terkait sengketa di Laut China Selatan. Hal ini tercapai setelah sembilan tahun dilakukan perundingan marathon tentang perairan itu. (M040)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan