Ahad, 25 September 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Sekum Masjid Sunda Kelapa: Umat Jangan Terprovokasi

Posted: 25 Sep 2011 08:06 AM PDT

Bom Solo

Sekum Masjid Sunda Kelapa: Umat Jangan Terprovokasi

Suhartono | Agus Mulyadi | Minggu, 25 September 2011 | 21:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Sekretaris Umum Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Ismed Hasan Putro, meminta agar umat beragama di Indonesia tidak terprovokasi dengan ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9/2011).

"Kepada semua elemen bangsa dan khususnya umat beragama di Indonesia agar senantiasa mencermati dan mewaspadai dengan cerdas dan bijak dinamika kebangsaan dan rangkaian skandal kenegaraan saat ini. Kerukunan dan kedamaian yang menjadi roh kita dalam berbangsa dan bernegara jangan sampai goyah dan terpancing oleh provokasi keji dan tidak beradab. Semua umat beragama jangan terpancing!" tandas Ismed saat menghubungi Kompas, Minggu malam.

Menurut Ismed, yang juga Ketua Masyarakat Profesional Madani (MPM), serangkaian tindakan kekerasan dalam hitungan pekan terjadi di Indonesia saat ini.

"Lihat kasus kerusuhan di Ambon, Maluku; kasus penusukan di Makassar, Sulawesi Selatan; dan kasus yang baru ini terjadi, yaitu bom bunuh diri di GBIS, Solo. Ini artinya, ada pihak yang sengaja ingin menghancurkan kerukunan dan kedamaian umat beragama di Indonesia," tambah Ismed.

Namun, selama ini umat beragama di Indonesia tidak pernah goyah dan terus menjaga kerukunan dan kedamaiannya meskipun banyak kasus yang diduga dilakukan untuk mengalihkan masalah yang ada. Ismed menyebut, misalnya, kasus kekerasan terhadap warga Ahmadiyah di Banten pada tahun lalu dan kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah, pada tahun yang sama.

Pelaku Buka Situs MotoGP dan Berita Afghanistan

Posted: 25 Sep 2011 07:19 AM PDT

Pelaku Buka Situs MotoGP dan Berita Afganistan

Laksono Hari W | Minggu, 25 September 2011 | 21:14 WIB

TRIBUNNEWS/IKROB DIDIK IRAWAN

Tas hijau milik pria misterius tergeletak di lantai warung internet Solonet dekat Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Solo, Minggu (25/9/2011). Pria yang berciri fisik sama dengan jasat pria misterius di depan pintu masuk GBIS Solo tersebut menitipkan tas kepada petugas warnet dengan alasan hendak ke toilet. Saat diperiksa, tas itu berisi Alquran, sarung, charger ponsel, masker, dan lap kacamata.

TERKAIT:

SOLO, KOMPAS.com — Pria yang diduga sebagai pelaku aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Solo, Jawa Tengah, sempat membuka situs balap MotoGP di sebuah warung internet dekat gereja. Ia juga membuka berita-berita soal kekejaman tentara Amerika Serikat di Afganistan.

Sebelum melakukan aksinya, pria tersebut sempat menitipkan tas kepada Rina, petugas warnet Solonet yang berlokasi sekitar 200 meter dari GBIS Kepunton. Kepada penjaga warnet, pria itu mengaku hendak buang air ke toilet. Keduanya sempat mengobrol sejenak. Laki-laki tersebut mengaku dari Jakarta dan hendak mencari pekerjaan di Solo.

"Kalau logatnya sih sepertinya bukan orang Jawa karena ngakunya tak bisa bahasa Jawa. Tapi, kelihatannya bukan orang Solo," kata Rina kepada Tribunnews.com.

Setelah pergi, pria itu lantas kembali lagi ke warnet. Sama seperti yang pertama, ia menuju ke bilik nomor 9. Pria itu mulai mengakses internet kira-kira pukul 10.15 WIB dan mengganti username untuk mengakses internet dari Oki menjadi Eko. Kali ini pria tersebut hanya bermain sekitar 10 menit, lantas keluar. "Setelah selesai, ia lantas keluar tak tahu ke mana. Tasnya tetap ditinggal," ujar Rina.

Petugas warnet mengatakan, dari catatan di komputer yang digunakan oleh pelaku, diketahui bahwa pria tersebut sempat membuka situs balap motor MotoGP 2011. Pelaku kemudian membuka situs berita dan membaca sejumlah artikel, antara lain, tentang kekejaman tentara AS di Afganistan, aksi bom bunuh diri, dan perjuangan para mujahid.

Pelaku juga sempat mengganti baju sebelum menuju ke GBIS Kepunton. Di dalam tas yang ditinggalkannya terdapat Al Quran, minyak wangi, charger baterai ponsel, dan pulpen.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan