Ahad, 25 September 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


PGI imbau jemaat Kristen tetap tenang

Posted: 25 Sep 2011 07:27 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (MPH-PGI) mengimbau anggota jemaat di Solo dan umat Kristen di seluruh Indonesia untuk tetap tenang dalam merespon peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di GBIS Kepunten Solo pada Minggu pukul 10.55 WIB.

Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampow, dalam konferensi persnya bersama tokoh lintas agama dari Gerakan Pemuda Ansor dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) di Jakarta, Minggu petang, mengatakan anggota jemaat di Solo dan umat Kristen secara umum di seluruh Indonesia harus tetap tenang dan menyerahkan semua penyelesaian peristiwa itu kepada aparat yang berwenang.

"Kita berdoa saja agar para korban diberi pemulihan yang memadai dan bagi aparat kepolisian serta semua yang terkait di dalamnya diberi kemampuan menyelesaikan persoalan ini dengan segera melalui penegakan hukum yang berkeadilan," katanya.

Pihaknya menyatakan sangat prihatin dengan terjadinya peristiwa itu yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum mampu belajar dari pengaman terdahulu dan peristiwa serupa di masa lalu di mana bahasa kekerasan sudah terbukti tidak dapat menyelesaikan persoalan.

"Kita belum mampu keluar dari jebakan-jebakan kekerasan yang sangat merugikan harkat dan martabat kemanusiaan," katanya.

Menurut dia, sebagai manusia yang beradab semestinya mempunyai cara yang lebih manusiawi untuk menyampaikan aspirasi dan menyelesaikan berbagai persoalan.

Pihaknya juga menyatakan prihatin dengan adanya korban-korban yang berjatuhan dan berharap mereka mendapatkan perawatan yang terbaik.

"Sedangkan bagi seluruh pejabat negara kami menyerukan agar bekerja secara profesional dalam mengungkap latar belakang peristiwa ini, dan kami berharap para pelakunya diadili menurut hukum yang berlaku di negara kita," katanya.

Sementara itu, Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini telah memeriksa 15 saksi terkait bom yang meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 49 Solo, Jawa Tengah, Minggu, sekitar pukul 10.55 WIB.

Polri menyatakan akan mengusut pelaku di balik bom bunuh diri di GBIS yang telah menyebabkan 22 orang mengalami luka-luka. Di samping itu, seorang yang diduga pelaku bom bunuh diri tersebut meninggal dunia di lokasi kejadian.

Dari jumlah korban yang mengalami luka-luka tersebut 19 orang dirawat di Rumah Sakit Oen dan tiga orang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulyo Solo.

Menurut Kepala Pelayanan UGD RS Oen Solo, Dokter Rudi Handoyo, 11 di antara 19 korban ledakan bom yang dirawat di rumah sakit itu harus menjalani operasi, sedangkan delapan orang rawat jalan.
(T.H016/Y008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Mubarok: presiden agar lakukan reshuffle secara signifikan

Posted: 25 Sep 2011 07:22 AM PDT

Achmad Mubarok (FOTO. ANTARA)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok mengusulkan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan reshuffle atau perombakan menteri kabinet secara signifikan agar pemerintahannya bisa selesai dengan baik hingga akhir masa jabatannya.

"Presiden sebelumnya ada yang mengakhiri masa jabatannya kurang baik, seperti halnya Presiden Soeharto," kata Ahmad Mubarok pada diskusi "Reshuffle dan Komitmen Pemberantasan Korupsi" di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, Presiden Yudhoyono berharap bisa mengakhiri masa jabatannya hingga tahun 2014 dengan baik, sehingga masa pemerintahannya selama dua periode dikenang dengan baik oleh rakyat Indonesia.

Dengan melakukan perombakan kabinet secara signifikan, menurut Mubarok, maka pemerintahan Presiden Yudhoyono bisa berjalan lebih dan berakhir baik pada tahun 2014.

"Saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan perombakan menteri kabinet, karena tidak ada penolakan dari partai politik dan publik," katanya.

Menurut dia, partai politik saat ini tidak bisa marah meskipun kuota menteri dari partai politiknya dikurangi, karena psikologis masyarakat saat ini menghendaki adanya perombakan kabinet.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, menambahkan, Presiden Yudhoyono hendaknya tidak ragu dalam melakukan perombakan kabinet untuk meningkatkan kinerja pemerintah.

Menteri-menteri kabinet yang memiliki performa atau kinerja yang kurang baik, menurut dia, agar tidak ragu-ragu untuk dirombak.

"Meskipun menteri itu berasal dari partai politik yang loyal kepada Presiden Yudhoyono, tapi kalau kinerjanya buruk dan terkait kasus korupsi agar diganti saja," katanya.

Namun, Ikrar juga mengingatkan Presiden Yudhoyono agar dalam momentum perombakan kabinet ini bisa  meletakkan dasar-dasar pembangunan di bidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, yang kuat, untuk jangka panjang.

Sebelumnya, Presiden Yudhoyono memastikan akan melakukan perombakan kabinet sebelum 20 Oktober 2011 atau sebelum usia pemerintahannya periode kedua genap berusia dua tahun.

"Kabinet Indonesia Bersatu II, bulan depan genap berusia dua tahun, sehingga dengan pola pikir seperti itu evaluasi telah separuh jalan. Saya mesti mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat melakukan penataan kembali atas kabinet yang saya pimpin," kata Presiden di Jambi, Kamis (22/9).

Presiden Yudhoyono menambahkan, akan merombak kabinet dengan pertimbangan yang rasional, merujuk pada kinerja dan integritas, atas dasar penilaian obyektif dan sesuai dengan tantangan kabinet tiga tahun mendatang.

(T.R024/Y008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan