Republika Online |
Sepeda Dengan Konsep Pisau lipat - Sepeda kayuh hybrid listrik yang dinamai Voltitude Posted: 20 Jul 2011 06:10 PM PDT SPORTKU.COM - Negara Swiss tidak hanya jago dalam membuat pisau lipat terbaik di dunia, mereka juga menuangkan kepiawaian dalam urusan lipat melipat, pada sebuah sepeda kayuh hybrid listrik yang dinamai Voltitude. Sepeda kayuh yang dilengkapi baterai dan motor listrik sebagai pembantu pengendara ini memiliki mekanisme unik yang diberi nama EasyFold. Untuk melipat sepeda ini sangat mudah dan cepat. Dengan hanya membutuhkan tak lebih dari satu detik, sepeda ini sudah terlipat dan hanya dilakukan dengan satu tangan. Sepeda kayuh yang dilengkapi baterai dan motor listrik sebagai pembantu pengendara ini memiliki mekanisme unik yang diberi nama EasyFold. Untuk melipat sepeda ini sangat mudah dan cepat. Dengan hanya membutuhkan tak lebih dari satu detik, sepeda ini sudah terlipat dan hanya dilakukan dengan satu tangan. Sepeda hybrid Voltitude memiliki desain yang mirip pisau lipat Swiss Army atau Victorinox. Setelah terlipat, sepeda ini dibekali tombol khusus yang berfungsi mengaktifkan motor listriknya menggerakkan roda dengan kecepatan setara pejalan kaki, sehingga kendaraan dapat dituntun dan digelindingkan dengan sangat ringan. Sepeda kayuh hybrid listrik yang dinamai Voltitude Peraturan di Swiss dan kawasan Uni Eropa membatasi kecepatan kendaraan dengan bantuan tenaga listrik seperti ini pada 25 km/jam. Namun beberapa diantaranya dapat mencapai kecepatan yang lebih tinggi jika dibutuhkan. Baterai onboard yang diusungnya sangat ideal untuk menjangkau jarak antara 20 hingga 40 km dalam sekali penyetruman. Voltitude memiliki jarak sumbu roda 1,087 meter dengan ketinggian sadel dan posisi setang yang setara dengan sepeda standar. Bedanya kendaraan ini memiliki ban seperti skuter yang lebih lebar dengan pusat gravitasi yang rendah.  The Healthy Urban Transport - Voltitude Sensor onboard-nya berfungsi untuk menentukan berapa banyak listrik yang dibutuhkan untuk membantu pengendaranya meringankan kayuhan lewat motor listrik berdaya 250 watt yang berada di roda belakang. Semakin kuat pengendara mengayuh pedal, semakin banyak tenaga yang ditambahkan pada roda tersebut. Pasokan listriknya sendiri berasal dri baterai lithium-polymer berkapasitas 9,5Ah dengan tegangan 36 volt. Baterai ini hanya membutuhkan waktu pengisian ulang selama empat jam sampai ia penuh. Baterai ini pula yang mengaktifkan sistem pencahayaan terintegrasi di bagian depan dan belakang menggunakan lampu jenis LED. Rangka sepeda Voltitude memanfaatkan material aluminium yang ringan namun kuat, begitu juga pada roda-rodanya. Perangkat penghenti lajunya, mengadopsi rem cakram jenis hidrolis. Kendaraan ini dapat dilengkapi dengan rak bagasi di depan maupun belakang. fitur opsi lainnya berupa gearbox sequential dengan 3, 5, atau 8-speed. Di kawasan Swiss dan Uni Eropa, sepeda Voltitude dianggap sebagai sepeda biasa sehingga tidak diperlukan surat izin mengemudi untuk mengendarainya. Pengendaranya pun tidak diwajibkan mengenakan helm, namun disarankan untuk tetap menggunakan demi keselamatan. Dilengkapi baterai dan motor listrik sebagai pembantu pengendara - Voltitude Sepeda unik kreasi Eric and Andre-Marcel Collombin tersebut turut meramaikan kegiatan Geneva Motor Show 2011 dan saat ini telah diproduksi dalam jumlah terbatas untuk konsumen lokal (Swiss). Saat ini telah dibuka untuk pemesanan internasional, namun belum ditentukan berapa harga jualnya. Diperkirakan untuk pesanan di luar Swiss baru akan dimulai pada akhir tahun ini. Sensor onboard-nya berfungsi untuk menentukan berapa banyak listrik yang dibutuhkan - Voltitude Rangka sepeda Voltitude memanfaatkan material aluminium yang ringan namun kuat Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Mencoba Transport Andalan Shanghai, Maglev, Kereta Tercepat di Dunia Posted: 19 Jul 2011 09:17 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI - Macet adalah kendala utama lalu lintas di Shanghai. Dengan bus, menembus kemacetan lalu lintas di pagi hari dari Longyang ke bandar udara utama Shanghai diperlukan waktu sejam lebih. Namun warga Shanghai yang hendak bepergian dengan pesawat udara, tampak santai-santai saja. Kok bisa? Bukannya ikut berbaris dalam kemacetan di jalan raya, mereka justru menuju ke stasiun kereta api Longyang. Maglev, itulah andalan warga kota menjangkau bandara. Betapa tidak, jarak 30 km ditempuh hanya dalam 8 menit saja. Bahkan pada jam-jam tertentu, 09.00-10.45 dan 15.00-16.45, jarak bisa lebih dipersingkat, karena kereta menggunakan kecepatan maksimalnya, 430 km/jam. "Hampir setara kecepatan pesawat terbang," ujar seorang pemandu wisata asal kota itu, pada Republika.co.id. Soal teknologi MagLev - sejumlah negara mengadopsinya termasuk Jepang dan Prancis - media Jerman pernah membuat anekdot tentang ini. "Saat kita meributkan tentang aplikasi Maglev untuk transportasi massa, Cina sudah mengaplikasikannya." MagLev adalah singkatan dari MAGnetically LEVitated trains yang diterjemahkan secara bebas sebagai kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga disebut kereta api magnet. Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya angkat magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam. Harga tiketnya pun lumayan terjangkau. Dengan merogoh kantong 50 yuan, calon penumpang bisa membeli tiket sekali jalan atau 80 yuan untuk tiket pulang pergi. Dengan kurs satu yuan Rp 1.340, harga sungguh masuk akal ketimbang bermacet-macet menuju bandara. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from Republika Online - Gaya Hidup RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan