KOMPAS.com - Regional |
Hanya Ada Satu Saksi di Sorong Posted: 20 Jul 2011 07:44 AM PDT SORONG, KOMPAS.com - Boikot para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pilkada Papua Barat terus berlanjut. Pada pemungutan suara, Rabu 20/7/2011 di Sorong, umumnya hanya satu saksi, yakni dari pasangan calon nomor 3 Abraham Atururi-Rahimin Katjong, yang hadir di tempat pemungutan suara. Pada pemungutan suara, Rabu (20/7/2011) di Sorong, umumnya hanya satu saksi, yakni dari pasangan calon nomor 3 Abraham Atururi-Rahimin Katjong, yang hadir di tempat pemungutan suara. Saksi pasangan nomor 1, 2, dan 4 - Wahidin Puarada-Herman Donatus Orisoe, Dominggus Mandacan-Origenes Nauw, dan George Auparay-Hassan Ombaier - tidak mengirimkan saksi. Hal itu terlihat di TPS 1 Kelurahan Klawuyuk, Distrik Sorong Timur dan TPS 6 Kelurahan Sawagumu, Distrik Sorong Utara. Kendati tidak ada saksi, kata anggota Panwaslu Kota Sorong Tagor Manurung, pemungutan suara tetap bisa dilaksanakan. Hal terpenting adalah personil Kelompok Penyelenggara Pmemungutan Suara lengkap. Sehari sebelumnya, beredar selebaran berisi ajakan tiga pasangan calon supaya masyarakat tidak mengikuti pemungutan suara pada 20 Juli. Dalam selebaran itu pula, ketiga pasangan calon meminta KPU Papua Barat menghentikan semua tahapan. Sebab, atas gugatan tiga pasangan calon di PTUN Jayapura diputuskan KPU Papua Barat menghentikan tahapan pilkada. Dasar pertimbangannya adalah penetapan calon Abraham-Katjong (petahana) yang tidak sesuai aturan. Ketiga pasangan calon pun menolak mengikuti tahapan pilkada berikut termasuk pemungutan suara. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Bertebaran Situs Internet Soal Terorisme Posted: 20 Jul 2011 07:43 AM PDT Dunia Maya Bertebaran Situs Internet Soal Terorisme Winarto Herusansono | Agus Mulyadi | Rabu, 20 Juli 2011 | 14:43 WIB SEMARANG, KOMPAS.com - Dalam era reformasi, seiring berkembangnya teknologi dunia maya (internet), siapa pun bisa menjadi penikmat dan pembuat berita dengan segala kebebasannya. Problemnya, di tengah kemajemukan masyarakat, paham terorisme dapat berkembang melalui situs internet. Sekretaris Direktur Jenderal Komunikasi Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Ismail Cawidu, mengungkap itu Rabu (20/7/2011), ketika hadir dalam diskusi Deradikalisasi Agama yang berlangsung di Semarang, Jawa Tengah. Menurut Ismail Cawidu, hasil temuan yang pernah dilansir Pemerintah Australia, saat ini terdapat tak kurang 32 situs internet aktif yang masuk kategori bagian dari penyebaran kegiatan terorisme di dunia maya. Peretasnya, sekitar 80-90 persen yang sering mampir di situs tersebut adalah masyarakat Indonesia. Mereka adalah yang paling sering mengunduh berbagai informasi di situs yang masuk kategori situs terorisme. "Bila para peretas situs tersebut tidak waspada dan tidak berhati-hati, tentunya saja bisa tergugah melakukan radikalisme di Indonesia dengan atas nama apapun," ujar Ismail Cawidu.
|
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan