KOMPAS.com - Internasional |
AS Bantah Bunuh Ilmuwan Nuklir Iran Posted: 26 Jul 2011 03:35 AM PDT AS Bantah Bunuh Ilmuwan Nuklir Iran Egidius Patnistik | Selasa, 26 Juli 2011 | 10:35 WIB WASHINGTON, KOMPAS.com - Departemen Luar Negeri AS, Senin (25/7/2011), membantah negara itu terlibat pembunuhan ilmuwan nuklir Iran baru-baru ini. Washington mendesak Teheran untuk tidak memanfaatkan peristiwa itu "demi menarik perhatian". "Kami tidak terlibat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, kepada wartawan di Washington, sebagai jawaban atas kematian Dariush Rezaei, ilmuwan nuklir Iran yang dibunuh di Teheran timur, Sabtu (23/7). Ia mengatakan Iran "sering melakukan tindakan untuk menuduh Barat" untuk semua jenis kejadian semacam itu. "Kami harap Teheran tak berencana untuk memanfaatkan kejadian itu guna menarik perhatian dari apa yang perlu dilakukan, yaitu kembali memenuhi kewajiban internasional," kata Nuland. Ketua Majelis (Parlemen) Iran Ali Larijani menyebut pembunuhan itu sebagai aksi teroris AS-Zionis, sebagaimana dilaporkan saluran satelit Press TV, Minggu. Telah ada serangkaian upaya pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran dalam beberapa tahun belakangan.Pada Januari 2010, ilmuwan nuklir Iran dan profesor fisika di University of Tehran, yang berprestise, Massoud Ali-Mohammadi, dibunuh dengan menggunakan bom berpengendali jauh yang diikatkan pada sepeda motor yang diparkir di dekat rumahnya. Pada November 2010, seorang lagi ilmuwan nuklir Iran, Majid Shahriar, juga dibunuh dengan menggunakan bom yang dipasang di mobilnya dalam perjalanannya ke tempat kerja. Pada Januari, Iran menyatakan Teheran melucuti jaringan mata-mata Israel dan menangkap sekelompok orang yang memiliki kaitan dengan pembunuhan ilmuwan Massoud Ali-Mohammadi. Sumber : Ant, Xinhua, Oana |
Campak Tewaskan 1.145 Orang di Kongo Posted: 26 Jul 2011 01:55 AM PDT Campak Tewaskan 1.145 Orang di Kongo Egidius Patnistik | Selasa, 26 Juli 2011 | 08:55 WIB KINSHASA, KOMPAS.com - Wabah penyakit campak telah menewaskan 1.145 anak di Republik Demokratik Kongo sejak Januari, kata misi Urusan Kemanusiaan PBB di Kinshasa, Senin (25/7/2011). Wabah itu "telah menjangkiti 115.600 anak dan menewaskan 1.145 anak" antara Januari dan Juni, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam sebuah pernyataan. Hal itu mendorong vaksinasi 3,1 juta anak di lima provinsi di Kongo, lanjut pernyataan tersebut. Kampanye itu dimulai Mei setelah lembaga swadaya masyarakat Medecins Sans Frontieres (MSF) menyesalkan kurang giatnya organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menangani apa yang mereka artikan sebagai epidemi "yang tak dapat dikendalikan" itu. Republik Demokratik Kongo sekarang juga sedang memerangi wabah kolera dan polio. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan