Rabu, 8 Jun 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Diam-diam AS "Perang" di Yaman

Posted: 09 Jun 2011 03:40 AM PDT

WASHINGTON, KOMPAS.com - Di tengah gonjang-ganjing politik Yaman, Amerika Serikat (AS) diam-diam melancarkan serangan udara terhadap tempat-tempat yang diduga menjadi basis kelompok militan. Serangan dilakukan oleh pesawat tanpa awak dan jet tempur, The New York Times mengutip beberapa pejabat, Rabu (8/6/2011).

Tentara Yaman yang memerangi kelompok militan terkait Al Qaeda di wilayah selatan negara itu ditarik ke ibukota, pemerintah AS memandang serangan udara merupakan salah satu cara mencegah kaum militan berkonsolidasi.

Intensitas serangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir ketika posisi Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, salah satu sekutu AS, kian tak menentu. Tentara Yaman yang memerangi kelompok militan terkait Al Qaeda di wilayah selatan negara itu ditarik ke ibukota, pemerintah AS memandang serangan udara merupakan salah satu cara mencegah kaum militan berkonsolidasi.

Pada Jumat (3/6/2011), serangan jet-jet tempur AS menewaskan Abu Ali al-Harithi, seorang perwira menengah Al Qaeda Yaman, serta beberapa tersangka militan di wilayah selatan Yaman. Menurut beberapa saksi mata, empat warga sipil tewas dalam serangan itu. Beberapa pekan sebelumnya, pesawat tanpa awak melepaskan misil dengan sasaran Anwar al-Awlaki, ulama radikal kelahiran Amerika. Namun Awlaki tidak tewas.

Operasi militer ini sempat berhenti selama hampir setahun karena informasi intelijen yang tidak akurat hingga menyebabkan banyak serangan justru mengenai warga sipil. Beberapa pejabat di Washington mengatakan dinas intelijen AS dan Arab Saudi menerima sejumlah informasi, baik dari informan maupun penyadap, tentang tempat-tempat yang diduga menjadi lokasi militan. Namun mereka khawatir, meluaskan konflik di Yaman menimbulkan risiko baru. Yakni satu faksi memberi informasi ke pihak AS tentang faksi lawan.

Menurut seorang pejabat senior Pentagon, Rabu (8/6/2011), operasi militer melawan militan di Yaman makin rumit karena banyak anggota Al Qaeda yang berbaur dengan kaum pemberontak dan militan anti-pemerintah.

Operasi di Yaman ini dipimpin oleh Komando Operasi Khusus Gabungan dan berkoordinasi dengan CIA. Beberapa tim militer dan intelijen bahkan memilki pos komando di Sanaa, ibukota Yaman, untuk melacak keberadaan kelompok militan dan rencana serangan mereka.

AS khawatir dukungan pada operasi ini berkurang bila rezim Saleh jatuh. Karena itu Duta Besar AS untuk Yaman Gerald M Feierstein menemui sejumlah pemimpin oposisi dan mereka meyakinkan operasi melawan Al Qaeda di Semenanjung Arab akan terus berlanjut siapapun nanti yang memenangi kekuasaan di Yaman.

Kerahasiaan operasi AS di Yaman ini termasuk salah satu yang paling dijaga oleh pemerintah Presiden Barack Obama. Presiden Saleh mengizinkan operasi ini pada 2009 dengan menetapkan sejumlah batasan. Saleh juga menegaskan semua operasi militer dilakukan oleh tentaranya.

Hingga kini Saleh masih berada di Arab Saudi untuk menjalani perawatan setelah terluka dalam serangan roket  ke istananya.  

 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

"The Musalman", Koran yang Ditulis Tangan

Posted: 09 Jun 2011 02:16 AM PDT

CHENNAI, KOMPAS.com — Ketika banyak surat kabar gulung tikar diterjang media online, surat kabar The Musalman bertahan dengan caranya sendiri. Koran sore yang terbit di Chennai, Tamil Nadu, India, itu ditulis tangan.

Terbit empat halaman setiap hari, koran berbahasa Urdu itu bertiras 21.000. Dibutuhkan waktu tiga jam bagi tiga "katib" reporter dan kaligrafer untuk menulis berita di setiap halaman.

Terbit empat halaman setiap hari, koran berbahasa Urdu tersebut bertiras 21.000, yang semuanya pelanggan. Dibutuhkan waktu tiga jam bagi tiga katib (reporter dan kaligrafer) untuk menulis berita di setiap halaman, sebelum diproses hingga menjadi koran yang siap dikirim ke pelanggan.

Jika ada breaking news, seluruh halaman itu harus ditulis ulang. Namun, kini mereka sudah menyediakan sebuah kolom kecil di halaman muka untuk berjaga-jaga apabila ada berita baru.

Lain lagi yang terjadi apabila ada kesalahan tulis. Satu halaman tersebut harus diganti dan ditulis ulang.

Dengan ditulis tangan, surat kabar ini sekaligus melestarikan tradisi kaligrafi rakyat India. Bagi Pemimpin Redaksi The Musalman Syed Arifullah, mempertahankan tradisi adalah urusan hidup atau mati.

"Kami mempertahankan tradisi ini selama 84 tahun dan setelah tahun ketiga tahun pertama memimpin koran ini, saya memutuskan untuk mendedikasikan hidup saya untuk Musalman," kata Arifullah yang memimpin surat kabar itu sejak ayahnya meninggal.

"The Musalman adalah tentang kaligrafi, dan setiap orang tertarik pada kaligrafi. Jika Anda menyalakan komputer, ada perbedaan antara kami dan koran lain. Kaligrafi adalah jantung Musalman. Jika Anda mengeluarkan jantung itu, tidak ada lagi yang tersisa," ujar Arifullah.

Surat kabar itu diterbitkan pertama kali pada 1927 oleh kakek Arifullah, Syed Azmatullah, yang kemudian mewariskannya kepada Syed Faizullah. Ayah Arifullah itu meninggal pada usia 76 tahun akibat infeksi paru-paru. Sejak itu Arifullah menjadi penanggung jawab surat kabar ini.

Bagi para karyawannya, The Musalman menjadi simbol seni yang hampir punah. Dengan bekerja di koran tersebut, mereka tidak hanya melestarikan tradisi kuno, tetapi juga bahasa Urdu.

Karyawan Musalman tergolong setia. Salah satu reporternya, Rehman Hussain, kini berusia 50 tahun dan sudah bekerja di situ selama lebih dari 30 tahun. "Karena bisa berbahasa Urdu, kami dihormati. Dan saya akan bekerja bersama Musalman sampai napas penghabisan," kata Hussain.

Kantor The Musalman sangat sederhana, bahkan cukup tidak nyaman untuk bekerja. Kantor itu suram karena penerangan yang buruk. Suasananya juga bising karena mesin cetak berada di kantor yang sama.

Belum lagi gaji mereka yang sangat kecil. Koran itu hampir tidak menghasilkan laba karena biaya produksi yang cukup tinggi. Namun, bagi para kaligrafer Musalman, bekerja di situ merupakan dedikasi.

"Kecintaan kami terhadap pekerjaan inilah yang membuat saya terikat kepada Musalman," kata Usman Gani, salah satu editor.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan