Jumaat, 20 Mei 2011

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Rakyat Makin Sulit, Elite Kian Berkuasa

Posted: 20 May 2011 01:28 AM PDT

DEPOK– Sudah 13 tahun era reformasi berjalan. Tapi sayangnya belum mampu mengimplementasikan makna Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap tanggal 20 Mei.

Peneliti Kajian Budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan itu. Menurutnya, selama meninggalkan masa Orde Baru dan masuk dalam era Reformasi, perjalanan bangsa Indonesia selalu diwarnai kebangkrutan moral dan keputusasaan rakyat.

Untuk mewujudkan harapan rakyat, kata dia, tentu berada di tangan para elite. "Sejarah dunia tak akan lepas dari sejarah elite, banyak yang bilang bangsa Indonesia belum bangkit, kita bangsa pemalas. Namun pada kenyataannya banyak kita lihat di luar sana pada dini hari masih banyak masyarakat yang bekerja keras membanting tulang. Ini berarti namanya kebangkitan elit nasional, rakyat makin sulit elite makin berkuasa," tegas Devie kepada Okezone, Jumat (20/5/2011).

Padahal, lanjutnya, karakter rakyat Indonesia adalah masyarakat yang ikhlas dan berharap agar dituntun oleh pemerintah untuk mampu keluar dari belenggu kesulitan ekonomi. Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah lama bangkit.

"Bagaimana kita berhasil melewati krisis 1998, itu artinya rakyat kita sudah lama bangkit. Namun kembali lagi para elite dan pemerintah bahkan mempersulit hidup mereka, misalnya pekerja sektor informal tak memperoleh insentif, banyaknya produk impor dari China, tak ada ketidakadilan," jelasnya.

Devie mengatakan Indonesia masih belum keluar dari masalah krisis kepemimpinan. "Di negara lain banyak mental rakyatnya yang tak sebaik Indonesia, tapi justru pemimpinnya yang berkualitas, beda dengan negara kita," tandasnya.
(ram)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Bambang Soesatyo Tolak Minta Maaf ke Mendag

Posted: 20 May 2011 01:17 AM PDT

JAKARTA- Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menolak meminta maaf kepada Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Alasannya, Bambang bersikukuh tidak pernah menyinggung etnis tertentu saat mengkritik kinerja Marie Elka.

"Saya kan tidak bicara sara atau rasis. Kok minta maaf? Justru saya akan dorong Komisi VI  DPR untuk melakukan evaluasi atas kebijakan-kebijakan Menteri Perdagangan Marie Pangestu yang diduga telah merugikan kepentingan industri nasional dan perdagangan dalam negeri," kata Bambang kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/5/2011).

Bambang sebelumnya telah meluruskan maksud dari pernyataannya dalam diskusi di ruang wartawan DPR kemarin. "Saya sampaikan kritik terhadap berbagai kebijakan Mari Pangestu (pemerintahan SBY) yang lebih pro China. Ketimbang kepentingan rakyat Indonesia. Jadi sebenarnya, bukan soal rasis," jelasnya.

Sebelumnya kritik meluncur ke Bambang yang duduk di Komisi Hukum DPR. Wakil Ketua DPR Anis Matta menyebut pernyataan Bambang tidak etis. "Enggak boleh harusnya anggota DPR tidak mengkritik begitu. Tentu dalam mengkritisi harus berdasar fakta. Jadi tidak etis kalau seperti itu," kata Anis.

Sementara politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan mendesak Bambang meminta maaf kepada Mendag termasuk keturunan Tionghoa.

"Partai Golkar harus menegur serius Bambang Soesatyo supaya minta maaf atas kekhilafannya. Jika teguran tak ada, itu berarti Golkar sama saja melindungi kader rasis," ujar Ramadhan terpisah.
(ugo)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan