Rabu, 4 Mei 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Sekjen FPI Anggap Osama Mati Syahid

Posted: 04 May 2011 06:35 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Front Pembela Islam (FPI) dalam tahlilan mengenang kematian Osama bin Laden (atau Usamah bin Ladin) di markas syariah Front Pembela Islam, Rabu (4/5/2011), menganggap Osama mati syahid.

"Syaikh Usamah bin Ladin sebagai syahid. Jenazahnya tidak perlu dimandikan atau dishalatkan, tapi cukup dikafankan dengan pakaian yang dikenakannya saat mati syahid dan wajib dikuburkan secara Islam," ujar Seketaris Jenderal FPI Ahmad Shobri Lubis, di Jalan Petamburan III, Gang Paksi, Jakarta Pusat.

Dalam acara tersebut, FPI juga menuntut Amerika Serikat untuk segera mengembalikan jenazah Osama kepada pihak keluarga agar bisa dilakukan pemakaman secara Islam. Pasalnya, lanjut Ahmad, hal tersebut sejalan dengan ayat Al Quran.

"Jika benar Syeikh Usamah bin Ladin telah dibunuh tentara Amerika Serikat, DPP FPI menuntut jenazahnya dikembalikan pada keluarga agar diurus pemakamannya secara Islam," imbuhnya.

Pada Senin (2/5/2011), penasihat kontraterorisme dan keamanan dalam negeri Presiden Barack Obama, John Brennan, mengatakan, mayat Osama bin Laden telah ditenggelamkan di laut dari geladak sebuah kapal induk AS karena tidak tersedia alternatif lain untuk menguburkannya dalam waktu 24 jam sesuai hukum Islam.

"Pemakaman Bin Laden tetap dilakukan sesuai ajaran dan paktik-praktik dalam Islam. Itu dilakukan sesuai ketentuan hukum Islam," kata Brennan kepada wartawan dalam sebuah briefing di Gedung Putih.

Menurut Brennan, pihaknya sejak awal telah menyiapkan penguburan seperti itu dan ingin memastikan bahwa hal itu dilakukan secara tepat. Osama tewas dalam sebuah operasi militer oleh tentara Amerika Serikat di Abbottabad, Pakistan.

Meski tak terbukti di muka hukum, ia dianggap berada di balik serangan teroris pada 11 September 2001 terhadap menara kembar World Trade Center. Tercatat, 6.000 orang tewas dalam peristiwa itu.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Jaminan Sosial Dapat Tekan Konflik Buruh

Posted: 04 May 2011 03:12 PM PDT

Hubungan Industrial

Jaminan Sosial Dapat Tekan Konflik Buruh

Hamzirwan | Agus Mulyadi | Rabu, 4 Mei 2011 | 22:12 WIB

K16-11

Aksi buruh di Kota Malang, Jawa Timur, di depan Gedung DPRD Kota Malang, Minggu (1/5/2011)

TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional diyakini dapat menekan konflik buruh. Hal ini akan menguntungkan iklim investasi untuk jangka panjang karena hubungan industrial yang kondusif mampu meningkatkan produktivitas nasional.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Sekjen OPSI) Timboel Siregar di Jakarta, Rabu (4/5/2011).

Timboel juga anggota presidium Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS), komite yang terdiri atas 67 elemen serikat pekerja dan mahasiswa, yang aktif mendorong pelaksanaan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

"Konflik biasanya identik dengan biaya. Namun kalau sudah ada jaminan pensiun, jaminan kesehatan, dan jaminan hari tua (JHT), maka biasanya pemutusan hubungan kerja tidak sesulit sekarang," ujar Timboel.

Jaminan sosial akan mengurangi beban pengusaha dalam membayar pesangon. Saat ini, pengusaha dan pekerja membayar iuran JHT Jamsostek secara tanggung renteng dengan porsi 3,7 persen dan 2 persen.

"Kami sedang menunggu peraturan pemerintah tentang iuran (jaminan sosial) yang sampai sekarang belum ada. Kami juga mendorong agar iuran JHT dinaikkan dan pekerja siap menambah iuran," ucap Timboel.

 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan