YANGON – Hampir 700 nelayan dari Myanmar hilang akibat badai selama tiga hari. Badai menghancurkan perahu nelayan di Laut Andaman.
Beberapa nelayan yang selamat mengatakan mereka bertahan selama beberapa hari diatas rakit bambu sebelum diselamatkan oleh kapal perusahaan minyak lepas pantai, kapal nelayan Thailand, atau kapal angkatan laut Myanmar.
Jurnal berita The Weekly Eleven melaporkan sebanyak 15.583 nelayan diselamatkan dari badai dengan kecepatan angin 70 mph pada 14-17 Maret. Badai menghancurkan rakit dan jaring nelayan dan menyapu nelayan ke lautan. Dikatakan 682 nelayan masih belum ditemukan.
Badai menerjang lebih awal sebelum musim hujan dan datang pada saat musim memancing udang. Badai datang saat ribuan nelayan berlayar menggunakan rakit bambu.
Pihak berwenang Myanmar cenderung tidak segera mengeluarkan laporan mengenai efek bencana alam dan menerima kritik karena lamban dalam memberikan pertolongan dan bantuan kemanusiaan pada bencana sebelumnya.
Pemerintah Myanmar belum mengumumkan jumlah resmi korban tewas. Namun, The Weekly Eleven mengatakan tiga orang tewas. Sementara jurnal berita mingguan lainnya, The Voice, melaporkan 14 nelayan tewas selama badai pada akhir pekan lalu. Jumlah korban sebenarnya diperkirakan lebih tinggi.
Badai menerjang sebagian wilayah Delta Irrawaddy, yang sebelumnya juga diterjang Topan Nargis pada Mei 2008. Topan tersebut menyebabkan 130 ribu orang tewas.
"Setidaknya pada saat Topan Nargis kami memiliki cukup waktu, karena sebelum angin kencang terjadi gerimis ringan terlebih dulu. Tapi, kali ini, di tengah musim panas, badai terjadi secara tiba-tiba," ujar salah seorang nelayan Kyaw Lwin pada The Voice seperti dikutip Associated Press, Senin (4/4/2011).
Lwin mengatakan diselamatkan oleh kapal nelayan Thailand setelah terapung di lautan selama tiga hari.
(rhs)
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan