detikcom |
TNI AD Masih Gunakan Alutsista Buatan 1958 Posted: 19 Apr 2011 12:01 PM PDT Rabu, 20/04/2011 02:01 WIB "Kita masih mempergunakan persenjataan jenis ANX atau ANEX untuk Yon Kavaleri yang merupakan Alutsista buatan Tahun 1958-1960 yang sudah ketinggalan jaman. Meski, kita melakukan upaya-upaya untuk retrofit sesuai dengan kemampuan negara. Kalau kemampuan bagus, maka kita lakukan retrofit di dalam negeri. Tapi, jika tidak kita harus melakukan pengadaan tehnologi yang mutakhir," ujar Asisten Operasional (ASSOPS) KSAD Mayjend Hariyadi Soetanto. Hal ini Hariyadi di areal Air Shooting Range Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang, Selasa (19/4/2011). ASSOPS KSAD tengah meninjau uji-coba Alutsista baru berupa meriam Howitser kaliber 105 yang didatangkan dari Korea Selatan ini menyatakan, sejauh ini TNI AD masih memiliki persenjataan untuk pertahanan yang berumur. Selain itu, menurut Hariyadi, kekurangan yang lainnya adalah berkaitan dengan penambahan Skuadron Penerbangan (Penerbang TNI Angkatan Darat) dan melengkapi Alutsista di Yon Kavaleri. "Yang perlu ditambah atau dilengkapi di TNI AD, adalah skuadron Penerbangan dan melengkapi Yon Kavaleri yang mempergunakan Alutsista-Alutsista baru. TNI AD sejauh ini baru memiliki 3 Skuadron saja. Idealnya adalah 12 Skuadron karena tiap wilayah negara kita adalah kepulauan. Jadi TNI AD masih perlu penambahan Skuadron Penerbad," jelasnya. Untuk penambahan kemampuan tempur taktis dan Alutsista TNI AD ini, diakui Hariyadi masih terkendala oleh anggaran. "Tapi, untuk anggarannya bukan kapasitas saya untuk menjawab. Meski, anggaran Alutsista TNI AD sejauh ini mecanggih. "Untuk Alutsista, TNI AD punya senjata serbu yang sangat bagus. Diantaranya, kita punya SS 2 Varian 1 sampai dengan SS 2 Varian 5 yang nantinya yang akan diselesaikan oleh PT Pindad. Dimana varian-varian ini menggunakan optical fight dan ada yang tidak. Tapi secara umum bagus," jelasnya. Penambahan kemampuan Alutsista ini, dikatakan Hariyadi merupakan bekal bagi TNI AD untuk menjaga kadaulatan negara dari berbagai ancaman. "Ancaman nyata yang dihadapi negara, yang berkaitan dengan upaya-upaya memecah belah bangsa. Kita harus memperkuat pertahanan negara, jangan sampai diobok-obok. Kan tidak bisa kita biarkan begitu saja," tandasnya.mang belum ideal," ungkapnya. Meski dihadapkan dengan sejumlah kekurangan, sejauh ini TNI AD telah mulai memperbaharui kemampuan Alutsistanya dengan teknologi canggih. "Untuk Alutsista, TNI AD punya senjata serbu yang sangat bagus. Diantaranya, kita punya SS 2 Varian 1 sampai dengan SS 2 Varian 5 yang nantinya yang akan diselesaikan oleh PT Pindad. Dimana varian-varian ini menggunakan optical fight dan ada yang tidak. Tapi secara umum bagus," jelasnya. Penambahan kemampuan Alutsista ini, dikatakan Hariyadi merupakan bekal bagi TNI AD untuk menjaga kadaulatan negara dari berbagai ancaman. "Ancaman nyata yang dihadapi negara, yang berkaitan dengan upaya-upaya memecah belah bangsa. Kita harus memperkuat pertahanan negara, jangan sampai diobok-obok. Kan tidak bisa kita biarkan begitu saja," tandasnya. (did/did) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]staff.detik.com |
Culik Mahasiswi, Sepasang Kekasih di Sukoharjo Nyaris Dihakimi Massa Posted: 19 Apr 2011 10:52 AM PDT Rabu, 20/04/2011 00:52 WIB Hingga Selasa (19/4/2011) malam, Nurcahyo telah berada tahanan di Mapolsek Kartosuro, Sukoharjo. Selain untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, penahanan pemuda 28 tahun itu juga untuk mengamankannya dari amuk massa yang marah atas ulahnya. Menurut pengakuan Nurcahyo maupun korban Ida, keduanya berkenalan lewat facebook sejak beberapa bulan terakhir. Dari perkenalan di situs jejaring sosial itu, hubungan mereka menjadi akrab. Bahkan mereka sepakat untuk saling bertemu. Sekitar tiga setengah bulan lalu, mereka bertemu di sebuah tempat di Solo, tak jauh dari rumah Ida yang berada di Kartosuro. Keduanya memutuskan untuk berpacaran. Bahkan sejak itu Ida yang masih berumur 21 tahun itu diajak pergi oleh Nurcahyo, tanpa pamit kepada orangtuanya. Uang Rp 7 juta milik Ida juga tak jelas keberadaannya. Rupanya sepasang kekasih baru ini kemudian berubah menjadi komplotan penculik. Sekitar dua pekan lalu, Ida mengajak eks teman sekolahnya bernama Eka Lestari, yang masih menempuh pendidikan di sebuah Universitas di Salatiga. Selanjutnya Eka dibujuk untuk meminta uang kepada orangtuanya sebesar Rp 3 juta dengan dalih untuk biaya kuliah. Belum puas, Eka kembali dirayu untuk meminta uang Rp 9 juta kepada orangtuanya, dengan dalih yang sama. Padahal semua uang itu oleh Eka diserahkan kepada Nurcahyo atas desakan Ida. Keluarga Eka mulai curiga, setelah dilakukan pemantauan, Selasa malam pihak keluarga melihat Eka beserta Nurcahyo dan Ida berada di Colomadu, Karanganyar. Mereka menggunakan mobil Gran Max yang kemudian diakui Nurcahyo sebagai mobil sewaan. Ketiganya lalu diserahkan ke Polsek Colomadu. Selanjutnya ketiganya diserahkan ke Polsek Kartosuro karena tempat kejadian berada di Kartosuro. Pada saat itulah massa yang berasal dari para tetangga Eka Lestari datang untuk melabrak Nurcahyo. Nurcahyo berhasil diamankan, sedangkan mobil sewaannya terlanjur rusak berat karena amukan warga. Nurcahyo dan Ida harus berada di tahanan Mapolsek untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan Eka telah dikembalikan kepada orangtuanya di Watukurung, Kartosuro, dengan kondisi kejiwaan yang saat terpukul dan menolak ditemui oleh selain keluarga inti. (mbr/did) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]staff.detik.com |
You are subscribed to email updates from detiknews To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan