KOMPAS.com - Nasional |
Harkristuti Calon Waka Kompolnas Posted: 08 Mar 2011 05:07 PM PST Harkristuti Calon Waka Kompolnas? Penulis: Suhartono | Editor: Egidius Patnistik Rabu, 9 Maret 2011 | 01:07 WIB SANDRO GATRA Pengacara KPK dan anggota Kompolnas saat jumpa pers di Gedung Kompolnas Jakarta, Senin (12/10). TERKAIT: JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan HAM Harkristuti Harkrisnowo merupakan salah satu nama yang akan dicalonkan sebagai Wakil Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). "Ya, Ibu Harkristuti hanya salah satu calon saja. Masih ada calon lainnya," tandas Menko Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto kepada Kompas di Jakarta, Selasa (8/3) petang. Djoko sebelumnya mengaku melapor ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai pelantikan anggota Komisi Kejaksaan dan sudah siapnya Peraturan Presiden tentang Kompolnas dengan kewenangan yang baru. "Kalau calon Wakil Ketua Kompolnas memang belum ada Keputusan Presiden (Keppres)-nya. Ibu Harkristuti hanya salah satu calon. Kita masih cari yang lain," tambahnya. Sebelumnya, disebut-sebut Harkristuti sudah ditetapkan oleh Presiden Yudhoyono sebagai Wakil Ketua Kompolnas. Namun, ternyata ada masalah karena statusnya bukan setara dengan menteri untuk jabatan Waka Kompolnas itu. Harkristuti sendiri hanya eselon I. Wakil Ketua Kompolnas adalah jabatan baru dalam kewenangan yang baru di Kompolnas, yaitu ikut melakukan pemeriksaan jika terjadinya pelanggaran etika di kalangan Kepolisian Negara RI. Adapun Ketua Kompolnas akan dijabat secara ex officio oleh Menko Politik, Hukum dan Keamanan, yaitu Djoko Suyanto. Kirim Komentar Anda Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Ray: Dipo Alam Seharusnya Minta Maaf Posted: 08 Mar 2011 04:44 PM PST Ray: Dipo Alam Seharusnya Minta Maaf Penulis: Ary Wibowo | Editor: Egidius Patnistik Rabu, 9 Maret 2011 | 00:44 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pekerja Lintas Agama Ray Rangkuti mengatakan, Sekretaris Kabinet Dipo Alam harusnya meminta maaf atas perkataannya yang menilai tokoh lintas agama telah memolitisasi kasus Ahmadiyah dan mencampuri urusan internal umat Islam. Menurut Ray, perkataan tersebut berpotensi memicu konflik horizontal antar umat beragama. "Atas masalah tersebut, menurut saya justru Pak Dipo yang harus meminta maaf kepada bangsa ini karena pernyataanya tersebut justru berpotensi mendorong kelompok-kelompok tertentu melakukan kekerasan kembali," ujarnya kepada wartawan di Maarif Institute, Jakarta, Selasa (8/3/2011). Ray menganjurkan agar Dipo Alam lebih baik berkonsentrasi mengurus persoalan pemerintahan yang lebih penting bagi bangsa Indonesia. "Menurut saya, Pak Dipo lebih baik konsentrasi saja bagaimana cara agar Pak Susilo Bambang Yudhoyono tidak terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya, sehingga lupa mengurusi bangsa ini," jelasnya. Hal senada dikemukakan salah tokoh linta agama, Romo Franz Magnis Suseno. Menurut Franz Magnis, cara yang dipakai Dipo Alam adalah cara kuno untuk memperkeruh keadaan. "Saya bisa mengerti dia (Dipo Alam) membela Presiden, tetapi tidak harus bersikap seperti. Cara tersebut sudah kuno dan dapat memperkeruh keadaan," katanya. Romo Magniz menganjurkan Dipo Alam mengambil cuti dua minggu, agar dapat lebih berpikir jernih. "Dipo Alam sebaiknya cuti dulu dua minggu, agar pikirannya bisa tenang," sindirnya. Kirim Komentar Anda Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan