ANTARA - Mancanegara |
AS: Serangan Koalisi Sangat Efektif Posted: 20 Mar 2011 07:41 PM PDT Berita Terkait "Kami menilai serangan itu telah sangat efektif dalam menurunkan secara signifikan kemampuan pertahanan udara rezim tersebut," kata juru bicara Pentagon Laksamana Madya Bill Gortney pada wartawan mengenai situasi Libya, sebagaimana dikutip dari AFP. Pasukan Prancis, Amerika dan Inggris telah melancarkan intervensi terbesarnya di dunia Arab sejak invasi pimpinan AS di Irak pada 2003, dengan menembakkan lebih dari 120 rudal jelajah Tomahawk dan melakukan pemboman pada sasaran-sasaran penting Libya. "Zona larangan terbang secara efektif telah berlaku," kata juru bicara Pentagon itu. Ia menambahkan bahwa Muamar Gaddafi telah kehilangan kemampuan untuk meluncurkan rudal-rudalnya. "Tidak ada indikasi mengenai korban warga sipil," Gortney menambahkan, membantah laporan yang berlawanan dari para pejabat Gaddafi. Editor: AA Ariwibowo Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Posted: 20 Mar 2011 05:54 PM PDT Kami menilai serangan ini telah sangat efektif dalam menurunkan secara mencolok kemampuan pertahanan udara rejim Berita Terkait "Saya bisa mengkonfirmasi bahwa Angkatan Bersenjata Inggris terlibat dalam serangan lain terhadap sistem pertahanan udara Libya," kata Kepala Perwira Komunikasi Strategis Staf Pertahanan Mayor Jenderal John Lorimer di dalam satu pernyataan Kementerian Pertahanan (MoD). "Untuk kedua kali, Inggris telah menembakkan Rudal Serang Darat Tomahawk (TLAM) dari kapal selam kelas Trafalgar Class di Laut Tengah sebagai bagian dari rencana terkoordinasi koalisi untuk menerapkan resolusi," kata Lorimer. Serangan tersebut menandai hari kedua keikutsertaan Inggris dalam satu operasi untuk memberlakukan zona larangan terbang yang diberlakukan PBB terhadap negara Afrika utara tersebut. Inggris, Minggu pagi, menyatakan serangan udara dan lautnya pada malam hari telah "sangat berhasil" dan menekankan Inggris akan melakukan apa saja yang bisa dilakukannya guna menghindari korban jiwa. "Kami dan mitra internasional kami akan melanjutkan operasi dalam mendukung Resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB," demikian isi pernyataan tersebut. Serangan Barat terhadap sistem pertahana udara Libya dalam dua hari belakangan telah menghentikan kegiatan udara Angkatan Udara pemimpin Libya Muamar Gaddafi, kata seorang pejabat senior lembaga pertahanan AS Pentagon, Minggu. "Kami menilai serangan ini telah sangat efektif dalam menurunkan secara mencolok kemampuan pertahanan udara rejim," kata Laksamana Madya Bill Gortney, Direktur Kepala Staf Gabungan militer AS, kepada wartawan di Pentagon,Amerika Serikat . "Tak ada kegiatan udara baru oleh rejim tersebut dan kami tak mendeteksi emisi radar dari lokasi pertahanan udara mana pun yang dijadikan sasaran," kata Gortney. "Sebelumnya telah ada peningkatan besar penggunaan semua radar pengawas udara Libya." Gortney juga mengatakan pengumuman gencatan senjata baru oleh Libya pada Minggu tak bisa dipercaya. "Saya mempertanyakan semua yang diserukan oleh Gaddafi. Ia menyerukan gencatan senjata dan kemudian memberi tahu tentaranya untuk bergerak memasuki Benghazi setelah ia menyerukan gencatan senjata." Libya mengumumkan gencatan senjata baru untuk semua unit militernya pada Minggu, setelah sehari pemboman oleh pasukan Barat dalam upaya melindungi warga sipil dari tentara pemerintah. Pemimpin Libya Muamar Gaddafi telah menggunakan tank dan senjata artileri guna berusaha menggilas aksi perlawanan terhadap empat dasawarsa kekuasaannya. Editor: AA Ariwibowo Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan