Khamis, 17 Februari 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Tinggi, Potensi Kredit Macet Korban Merapi

Posted: 17 Feb 2011 07:52 AM PST

PascaBencana

Tinggi, Potensi Kredit Macet Korban Merapi

Penulis: Aloysius Budi Kurniawan | Editor: Glori K. Wadrianto

Kamis, 17 Februari 2011 | 15:52 WIB

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Ilustrasi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 10.600 nasabah Bank Rakyat Indonesia yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi berpotensi kesulitan membayar angsuran kredit. Nilai total pinjaman para nasabah tersebut mencapai Rp 230 miliar.

"Dari 10.600 nasabah itu, sekitar 30 persen berpotensi besar mengalami kredit macet. Realisasi pinjaman dari 30 persen nasabah ini mencapai Rp 1,3 miliar," kata Pemimpin Kantor Wilayah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Yogyakarta Eko Wahyu Andriastono, Kamis (17/2/2011) di sela peluncuran pinjaman kemitraan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) korban Merapi di Balai Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

Menyikapi hal ini, Bank Indonesia memberikan kemudahan dengan tetap memperbolehkan para nasabah BRI yang masih menanggung utang untuk mengajukan kredit kembali. Selama tiga tahun, utang yang masih mereka tanggung dinilai atau dianggap lancar. Nilai nominal angsuran mereka bisa dikurangi atau direstrukturisasi.

"Jika dalam tiga tahun pembayaran angsuran utang tidak lancar, kami akan melakukan penghapusan pembukuan atau mengeluarkan mereka dari neraca. Namun, penagihan tetap kami lakukan apabila nasabah bersangkutan masih punya potensi membayar," kata Direktur UMKM BRI Djarot Kusumayakti.

Sementara itu, jika nasabah tetap tak bisa membayar angsuran, pinjaman mereka akan dihapus dan aset-aset (agunan) mereka yang menjadi jaminan di bank dikembalikan. Situasi ini sama seperti proses pemutihan pinjaman para korban gempa DI Yogyakarta pada tahun 2006.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Pelaku Pembakaran di ITB Masih Dicari

Posted: 17 Feb 2011 06:35 AM PST

Pelaku Pembakaran di ITB Masih Dicari

Penulis: Didit Putra Erlangga Rahardjo | Editor: Glori K. Wadrianto

Kamis, 17 Februari 2011 | 14:35 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Direktur Humas dan Alumni Institut Teknologi Bandung, Marlia Singgih, menuturkan bahwa penyelidikan internal tengah dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran di lima titik kampus, termasuk pemasangan kepala babi di dekat kolam Indonesia Tenggelam.

Disinggung soal kemungkinan pelaku pembakaran berasal dari kalangan mahasiswa, Marlia menuturkan bahwa pasti mereka akan disidang. "Sanksinya berat karena tindakannya mengarah pada perusakan," ujar Marlia, Kamis (17/2/2011).

Mengenai kepala babi, Marlia juga belum bersedia memastikan bila kejadian itu terkait. Namun, dia tidak menampik kabar bahwa kepala babi itu merupakan sisa pesta yang dilakukan mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, saat ini dekan yang bersangkutan tengah menanyai mahasiswanya.

Sebelumnya telah diberitakan, insiden pembakaran kamar mandi di gedung Labtek V dan Labtek VIII, kebakaran kipas dan panel lift, ditambah keberadaan kepala babi di daerah kolam Indonesia Tenggelam, dianggap sebagai kejadian yang terpisah oleh pihak kampus.

Hal itu berdasarkan penuturan para petugas keamanan ITB. Mereka menuturkan bahwa kebakaran dua titik di gedung Labtek V dan VIII itu memang ada unsur kesengajaan karena terjadi pada waktu yang hampir bersamaan. Sementara kebakaran kipas diduga karena korsleting dan terjadi pada Selasa (15/2/2011), tidak terungkap karena libur.

 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan