ANTARA - Mancanegara |
Perampok Rebut Ongkos Kunjungan Presiden Posted: 13 Jan 2011 05:37 PM PST Buenos Aires (ANTARA News) - Perampok setidak-tidaknya mencuri 68.000 dolar AS yang akan digunakan untuk ongkos kunjungan Presiden Cristina Fernandez ke Timur Tengah. Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.Media setempat mengatakan pencuri bersenjata merampok seorang petugas kantor kepresidenan yang sedang berjalan di suatu jalan dengan membawa uang di dalam ransel dan memaksanya untuk menyerahkan tas tersebut sebelum ngebut dengan sepeda motor. Petugas itu mengambil uang tunai untuk perjalanan Fernandez ke Turki, Qatar dan Kuwait untuk mengongkosi biaya pejabat yang mendampinginya. "(Perampokan) terjadi kemarin dan itu sudah dilaporkan kepada polisi," kata juru bicara pemerintah Alfredo Scoccimarro pada Kamis, tak lama sebelum Fernandez bertolak. Insiden itu terjadi di tengah lonjakan perampokan dengan menggunakan kendaraan di Argentina. Dalam banyak kasus, para pencuri menargetkan orang-orang seperti mereka yang baru saja meninggalkan bank dan membawa uang tunai dalam jumlah besar. |
Sanksi AS Pada 24 Perusahaan Pelayaran Terkait Rudal Iran Posted: 13 Jan 2011 04:06 PM PST Washington (ANTARA News/AFP) - Departemen Keuangan Amerika Serikat Kamis menjatuhkan sanksi terhadap 24 perusahaan pelayaran, termasuk 20 di Hong Kong, karena diduga beroperasi sebagai kedok bagi perusahaan-perusahaan Iran yang terlibat dalam program rudal Teheran. Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.Depkeu AS mengatakan perusahaan-perusahaan pelayaran itu berafiliasi dengan Dinas Perkapalan Republik Islam Iran (IRISL), yang mendapat sanksi internasional karena perannya dalam program senjata Iran. Departemen itu juga menandai dua perusahaan terkait dengan Organisasi Industri Ruang Angkasa (AIO) Kementerian Pertahanan Iran, yang memiliki hubungan dengan program rudal balistik negara tersebut. Tindakan Depkeu AS itu, ditujukan untuk mengadakan tekanan pada yang diduga program nuklir Iran, akan memutuskan perusahaan-perusahaan yang ditunjuk itu dari sistem keuangan dan komersial AS. "IRISL mendapat tekanan keuangan yang hebat, dan mereka akan lama sekali untuk menyamarkan jaringannya dan kepemilikan kapal-kapalnya," kata kepala sanksi departemen itu, Stuart Levey, dalam satu pernyataan. "Penandaan hari ini menyingkap yang terakhir dari serangkaian tindakan Iran yang memperdayakan untuk meneruskan tingkah lakunya yang gelap." Duapuluh dari 24 perusahaan pelayaran itu terkait dengan dua alamat di Hong Kong. Empat dari perusahaan-perusahaan itu dimiliki dan diurus oleh Ahmad Sarkandi dan Ghasem Nabipour, yang telah ditandai oleh AS Oktober lalu karena bekerja atas nama IRISL, jelas Depkeu AS. Enambelas perusahaan lain dari perusahaan-perusahaan Hong Kong itu dikatakan dimiliki atau dikendalikan oleh IRISL, dan mengoperasikan sejumlah kapal atas nama kelompok pelayaran Iran tersebut. Empat perusahaan pelayaran lainnya membagi alamat-alamat yang terdaftar di Isle of Man, Inggris, dengan perusahaan terkait IRISL lainnya. Dua perusahaan terkait AIO dikenali sebagai Shahid Ahmad Kazemi Industries Group dan M. Babaie Industrie. Departemen AS itu melukiskan Shahid Ahmad Kazemi Industries "diduga mencari teknologi asing untuk program rudal Iran dan ikut serta dalam program terkait rudal Korea Utara". M. Babaie terdaftar mendapat sanksi karena "dimiliki atau dikuasai oleh, atau bertindak untuk atau atas nama" AIO. AS telah meningkatkan upayanya mengucilkan badan-badan komersial terkait Iran untuk program pembangunan militernya sejak Dewan Keamanan PBB memberlakukan serangkaian sanksi keempat terhadap Iran pada Juni 2010. PBB bertindak setelah Iran menolak untuk menghentikan kerja pengayaan uraniumnya, bagian yang paling sensitif dari gerakan atom Teheran yang kontroversial. Tapi Teheran bersikeras negara itu hanya berupaya untuk memenuhi kebutuhan energi penduduknya dalam program nuklirnya. Ketika berbicara di Abu Shabi, Senin, Menlu AS Hillary Clinton membela penerapan sanksi itu, mengatakan sanksi itu telah membuat sulit bagi Iran untuk mengejar program nuklirnya. "Sanksi itu telah membuat jauh lebih sulit bagi Iran untuk mengejar ambisi nuklirnya. Iran memiliki masalah teknologi yang membuat lambat jadwal waktunya," katanya. (S008/AK/K004) |
You are subscribed to email updates from ANTARA - Mancanegara To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan