KOMPAS.com - Nasional |
Yenny Diusulkan Pimpin PKB "Gus Dur" Posted: 26 Dec 2010 02:46 PM PST Yenny Diusulkan Pimpin PKB "Gus Dur" Minggu, 26 Desember 2010 | 22:46 WIB KOMPAS.COM/DHONI SETIAWAN Yenny Wahid. TERKAIT: Laporan Wartawan Tribunnews.com Ade Mayasanto SURABAYA, KOMPAS.com - Laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kubu Kalibata (Gus Dur) periode tahun 2005-2010 berjalan mulus. Sebanyak 30 dari 33 DPW PKB menerima LPJ PKB yang disampaikan Sekretaris Tanfidiyah Zannuba Arifah Chapsah di gelanggang olahraga (GOR) Kertajaya, Surabaya, Minggu (26/12/2010). Hanya tiga DPW yang tidak menyampaikan pendapat atas LPJ PKB periode 2005-2010. Mereka ini adalah DPW Yogyakarta, DPW Sulawesi Selatan, dan DPW Maluku Utara. Selain menerima LPJ PKB, peserta Muktamar III PKB mengusulkan Yenny Wahid untuk duduk sebagai Ketua Umum Tanfidiyah PKB periode 2010-2015. Sebelumnya, Yenny Wahid saat menyampaikan LPJ PKB menyatakan muktamar III PKB merupakan perwujudan atas permintaan Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Rapat berlangsung pada 12 November 2009 secara gabungan. Rapat gabungan yang dihadiri Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz ini kembali dilakukan pada 24 November 2009 di kantor DPP PKB jalan Kalibata Timur I nomor 12. "Intinya DPP PKB mengagendakan muktamar III PKB pada tahun 2010," kata Yenny Wahid. Sumber : Editor: Tri Wahono Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
LSI: Gejala Deparpolisasi Menguat! Posted: 26 Dec 2010 04:34 AM PST LSI: Gejala Deparpolisasi Menguat! Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liu Minggu, 26 Desember 2010 | 12:34 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, saat ini gejala deparpolisasi atau kepercayaan terhadap partai politik semakin menguat di masyarakat. Ada setidaknya empat penyebab terjadinya deparpolisasi di masyarakat. Pertama adalah besarnya dukungan publik terhadap calon yang ingin maju menjadi kepala daerah melalui jalur independen atau non-parpol. Hasil Survei nasional LSI pada April 2008 menunjukkan 80 persen masyarakat mendukung calon independen. Kedua, aturan pemilihan langsung untuk memiilih pimpinan nasional maupun kepala daerah mengurangi arti penting partai politik. Selanjutnya, munculnya figur dari luar partai yang lebih populer dan lebih memiliki elektabilitas. "Kondisi ini memaksa partai harus mengakomodasi figur tersebut, dan mengabaikan kader partai sendiri. Ini bisa menurunkan otoritas partai, dan bisa menjadi sumber konflik di internal partai," kata Burhanuddin pada Seminar Refleksi Akhir Tahun 2010, Minggu (26/12/2010) di Jakarta. Sentimen media massa, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat dan intelektual yang cenderung negatif dan sinis terhadap partai politik. Berbicara soal deparpolisasi erat kaitannya dengan identifikasi diri dengan partai atau PartyID. Singkatnya, partyID adalah perasaan seseorang bahwa partai tertentu adalah identitas politiknya. Tingkat partyID di Indonesia tergolong rendah. Berdasarkan hasil survei LSI, tingkat partyID di Indonesia sejak September 2005 hingga Oktober 2010 berada di posisi 20-30 persen. Angka ini tergolong rendah. "Ini menyebabkan volatilitas politik terlalu dinamis. Swing voters terlalu tinggi. Akibatnya, dalam tiga kali pemilu pasca Soeharto, kita mendapatkan pemenang pemilu yang berbeda-beda," katanya. Editor: Erlangga Djumena Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan