ANTARA - Peristiwa |
Posko Terpadu Lebaran mulai H-7 Posted: 15 Jul 2013 07:15 AM PDT Senin, 15 Juli 2013 20:27 WIB | Dilihat 189 Kali Muhammad Razi Rahman Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan (ANTARA/Widodo S. Jusuf) "Pembukaan Posko Terpadu pada H-7 akan dibuka oleh Menteri Perhubungan," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan di Jakarta, Senin. Bambang memaparkan, Posko Terpadu tersebut tepatnya akan bertempat di lantai 7 Gedung Nanggala Kementerian Perhubungan yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Ia mengemukakan, pembukaan Posko Terpadu sama seperti tahun-tahun sebelumnya juga akan dimulai dengan apel siaga dan berakhir pada H+7 atau tujuh hari setelah masa libur Idul Fitri. Posko Terpadu juga merupakan hasil kerja sama beragam instansi seperti dengan pihak Kepolisian RI dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu, di dalam Posko Terpadu akan memantau pergerakan beragam moda transportasi antara lain dengan penempatan sejumlah kamera CCTV di jalur mudik. Sebelumnya, Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengatakan, peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi udara akan melonjak saat mudik lebaran 2013. "Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penumpang angkutan udara diprediksi akan mengalami peningkatan persentase tertinggi dalam musim mudik lebaran 2013," kata E.E. Mangindaan. Menhub memaparkan, jumlah penumpang angkutan udara pada mudik 2013 diprediksi meningkat 11,7 persen menjadi 3.756.464 penumpang. Sedangkan untuk angkutan laut, jumlah pemudik diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga lima persen dari tahun sebelumnya, dari 1.585.554 penumpang di 2012 menjadi 1.664.832 pada 2013. "Sementara untuk angkutan darat diprediksi akan meningkat 3,72 persen dari 5.998.162 di 2012 menjadi 6.221.563 penumpang pada 2013," katanya. Ia juga mengatakatan, angkutan sungai, danau dan penyebrangan (ASDP) diperkirakan akan mengalami kenaikan 1,76 persen dari 3.276.851 orang menjadi 3.334.425 orang dengan jumlah terbanyak di penyebrangan Merak-Bakauheuni. Selain itu, jumlah pemudik yang menggunakan angkutan kereta api diprediksi mengalami peningkatan 0,62 persen menjadi 3.121.553 penumpang antara lain karena bertambahnya jumlah perjalanan dan rangkaian kereta. |
Perlu tidaknya UN diputuskan September Posted: 15 Jul 2013 06:36 AM PDT Padang (ANTARA News) - Pemerintah akan memutuskan masih digunakannya Ujian Nasional atau tidak sebagai penentu kelulusan siswa SMA serta jenjang di bawahnya pada September mendatang dalam konferensi yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. "Penentuan masih lanjut sistem evaluasi UN atau tidak setelah Mendikbud Mohammad Nuh menggelar konferensi pada September 2013, yang telah dijadwalkan," kata Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Surya Dharma, menjawab wartawan di Padang, Senin. Surya Dharma mengunjungi Sumatera Barat untuk meluncurkan Kurikulum 2013 yang acaranya dipusatkan di SMPN 1 Padang. Hadir dalam kesempatan itu, Kadisdikbud Sumbar Syamsulrizal dan Kadisdik 15 kabupaten/kota yang melaksanakan Kurikulum 2013. Daerah yang sudah siap melaksanakan kurikulum baru, meliputi Kota Padang, Pariaman, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Solok, Kota Solok, Padang Panjang, Agam dan Bukittinggi. Selanjutnya Tanah Datar, Limapuluh Kota, Sawahlunto, Sijunjung, Payakumbuh, Pasaman. Sedangkan yang belum yakni Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Dharmasraya dan Solok Selatan. "Kita tunggulah apa hasilnya nanti, karena pada September mendatang akan bertemu yang pro dan kontra untuk berdialog terhadap pelaksanaan UN," ujarnya. Menyinggung evalusi untuk pelaksanaan kurikulum baru, ia menyampaikan, evaluasi kurikulum baru berdasarkan portofolio anak, tapi pelaksaan UN masih ada. Oleh karena itu, tambah dia, apakah nanti kepastian evaluasi UN berlanjut atau evaluasi sekolah, makanya tunggu keputusan tersebut. Pelaksanaan UN dalam beberapa tahun terakhir terus menjadi sorotan banyak pihak karena masih ditemui beberapa kelemahan dalam penyelenggaraannya. Kelemahan yang ada menjadi polemik, bahkan sebagian pihak yang kontra UN menuntut itu ditiarakan dengan berbagai argumennya. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan