Jumaat, 31 Mei 2013

Republika Online

Republika Online


AS Berjanji Mempermesra Hubungan Militer dengan Indonesia

Posted: 31 May 2013 11:11 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Amerika Serikat ingin meningkatkan kerja sama militernya dengan Indonesia. Komitmen itu disampaikan Menteri Pertahanan Chuck Hagel di Singapura Jumat setelah bertemu dengan timpalannya Menhankam Purnomo Yusgiantoro.

"Kedua pemimpin menegaskan kembali pentingnya memperdalam hubungan (dan) meninjau kemajuan yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan latihan dan pelatihan, serta dialog kebijakan pertahanan reguler," kata juru bicara Pentagon George Little setelah pertemuan.

Kedua menteri pertahanan bertemu di sela-sela forum keamanan tahunan di Singapura, Dialog Shangri-La, yang diselenggarakan
Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London.

Hagel mengingatkan pentingnya menghormati hak asasi manusia sebagai prasyarat untuk hubungan militer lebih dalam dan "membahas dukungan Amerika untuk modernisasi militer Indonesia, termasuk melalui penjualan peralatan militer luar negeri AS," kata Little.

AS berkepentingan dalam meningkatkan hubungan militer dengan Indonesia sejalan dengan "poros" strategis Presiden Barack Obama, atau pergeseran strategis, ke wilayah Pasifik. Kebijakan itu diumumkan pada Januari 2012 setelah satu dekade perang di Afghanistan dan Irak.

Obama, yang menghabiskan sebagian masa kecilnya di Indonesia, menempatkan prioritas dalam periode pemerintahannya untuk membangun hubungan dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, yang dengan cepat memeluk demokrasi sejak tahun 1990-an.

Sementara beberapa ahli melihat hubungan menghangat lebih retoris daripada substantif. Amerika Serikat dinilai meningkatkan hubungan dengan militer, terutama dengan Indonesia didorong kekhawatiran sebelumnya terhadap catatan hak asasi manusia unit pasukan khusus.

'Perbedaan di Indonesia Harus Dikelola dengan Beradab'

Posted: 31 May 2013 11:04 PM PDT

Saturday, 01 June 2013, 13:04 WIB

ANTARA FOTO

Wakil Presiden, Boediono (tengah) bersama Ketua MPR, Taufik Kiemas (kiri) melambaikan tangan kepada warga Ende saat peresmian Monumen Bung Karno, Museum Rumah Pengasingan Bung Karno dan peringatan lahirnya Pancasila di Lapangan Pancasila, NTT, Sabtu (1/6/2

REPUBLIKA.CO.ID, ENDE – Wakil Presiden, Boediono meminta perbedaan yang ada di Indonesia dikelola dengan arif dan efektif. Wapres meminjam kata-kata Bung Karno, perbedaan perlu dikelola dengan cara berkeadaban.

Hal tersebut menurutnya sama artinya dengan sikap saling menghormati satu sama lain. Ia mengatakan tindakan kekerasan yang masih terjadi di tanah air bertentangan dengan cara berkeadaban itu.

Kekerasan juga dianggapnya sebagai pengingkaran terhadap amanah kebangsaan yang telah diperjuangkan. "Jika dibiarkan, kekerasan akan menjadi kelaziman dan akhirnya akan menjerumuskan hidup kita semua ke dalam kegelapan," katanya saat memperingati Hari Lahir Pancasila di Ende, NTT, Sabtu (1/6).

 Wapres mengingatkan, tugas mengatasi dan meredam kekerasan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi semua komponen bangsa.
 
Ssikap saling menghormati akan selalu gagal jika asas-asas Pancasila dimatikan dalam praktik sosial sehari-hari.

 "Sebab Pancasila adalah praktek, Pancasila adalah kerja. Pancasila bukan ilham semata-mata. Pada akhirnya, Pancasila akan efektif dalam praktek sosial kita jika dapat diwujudkan dalam pelbagai hukum positif yang mengatur hidup kita bersama," ujarnya.
 
"Dengan hukum positif itulah suara penyebar kebencian harus ditangkal. Dalam hukum positif itu pulalah provokasi untuk melakukan kekerasan dapat ditangkis," katanya.
 
Tahun ini MPR dan pemerintah menggelar peringatan Hari Pancasila di kota tempat nilai-nilai Pancasila dilahirnya yakni Ende, Flores, NTT.  Peringatan dilakukan di Lapangan Pancasila, dekat Taman Rendo. Di tempat itulah, Bung Karno menemukan ilham nilai-nilai Pancasila.
 
Tak hanya peringatan, dalam acara tersebut juga diresmikan dua dari 10 situs bersejarah Bung Karno yang direvitalisasi. Yakni Rumah Pengasingan dan Taman Rendo.

Reporter : Esthi Maharani
Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari

Janganlah kalian membenci ayah-ayah kalian. Barang siapa yang membenci ayahnya berarti ia kafir.(HR Muslim)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan