KOMPAS.com - Internasional |
Suami Penganggur, Wanita Buta China Jual Empat Bayi Posted: 31 May 2013 03:47 PM PDT BEIJING, KOMPAS.com — Du Xiurong, seorang perempuan buta yang tinggal di desa Shibei, Mianyang, Provinsi Sichuan, China, mengaku telah menjual empat bayinya karena suaminya tak bekerja. Antara 2005 hingga 2009, Du menjual empat bayinya yang baru lahir, tiga bayi perempuan, dan satu bayi laki-laki. Secara total, Du melahirkan enam anak, tetapi kini dia hanya mengasuh putra dan putri tertuanya. "Saya tak punya alasan lain. Jika saya tidak buta, mungkin saya tak akan melakukan ini," kata Du. "Saya tak menjual mereka. Saya memberikan mereka kepada orang yang mengganti biaya selama saya hamil dan melahirkan," tambah dia. "Saya sangat menyukai bayi. Jika saya mampu, saya akan pelihara mereka. Namun, saya sungguh tak bisa membiayai mereka. Saya kemudian mencarikan keluarga baik-baik untuk mengadopsi mereka," papar Du. Du merasa perbuatannya itu tidak salah. Sebab, dia memberikan bayi-bayinya kepada keluarga yang tidak bisa memiliki anak. "Mereka menginginkan anak, dan saya membantu mereka," kata dia. "Orang kaya mengeluarkan uang untuk pernikahan putri mereka, orang kelas menengah mencari uang untuk pernikahan putri mereka, dan orang miskin menjual anak-anak mereka," tambah Du. Awal tahun ini Du ditahan karena menjual bayinya. Namun, karena cacat, Du dibebaskan tak lama setelah ditahan. Du, yang kehilangan penglihatan akibat kecelakaan pada usia lima tahun, menikah saat berusia 14 tahun. "Orangtua saya melihat saya sebagai beban. Mereka ingin terbebas dari saya secepat mungkin sehingga saat ada orang yang ingin menikahi saya, mereka langsung menyetujuinya," ujar Du. Namun, ternyata laki-laki yang menikahinya tak bertanggung jawab dan tidak pernah berusaha mencari pekerjaan. "Dia tak bisa mencari uang sehingga saya yang buta ini harus menopang keluarga," tambah dia. Du melahirkan putra pertamanya Cheng Jin pada 1991. Lalu pada 2000 dia melahirkan putrinya, Sun Miao. Saat kedua anaknya itu beranjak besar, Du membutuhkan banyak uang untuk kebutuhan mereka, khususnya pendidikan. Akhirnya Du memutuskan dia harus hamil, melahirkan, dan menjual bayinya. Pada 2005, Du menjual bayi perempuannya dengan harga 2.500 yuan atau hampir Rp 4 juta. Dan, selama tujuh tahun berikutnya Du menjual tiga lagi bayinya. Dari semua bayi yang dijualnya, Du mendapatkan uang 10.000 yuan atau sekitar Rp 16 juta. Akibat kebijakan satu anak China, maka Du harus menyembunyikan kehamilannya dari para pejabat desa. "Jika mereka tahu, maka saya akan dipaksa menggugurkan kandungan saya. Saya tak bisa biarkan itu terjadi," kenangnya. Du kini sudah menjadi seorang nenek dan dia sudah berencana untuk mencari uang untuk cucu laki-lakinya itu. "Saya akan berikan anak ini pendidikan terbaik, bahkan jika harus menjual segalanya," tekad Du. Editor : Ervan Hardoko |
Berkomplot Bunuh Dubes Saudi di AS, Pria Keturunan Iran Dipenjara Posted: 31 May 2013 03:21 PM PDT TEHERAN, KOMPAS.com — Pemerintah Iran, Jumat (31/5/2013), mengecam Amerika Serikat karena memenjarakan seorang warga AS keturunan Iran yang dituduh terlibat rencana pembunuhan duta besar Arab Saudi di Washington DC. Mansoor Arbabsiar (58), pada Kamis (30/5/2013), dijatuhi hukuman penjara 25 tahun. Pada Oktober lalu, ia mengaku bersalah telah bersekongkol dengan elemen Pasukan Garda Revolusi Iran dengan menyewa pembunuh bayaran Meksiko untuk melenyapkan dubes Arab Saudi. Menanggapi hukuman untuk Arbabsiar ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan, keputusan pengadilan itu merupakan bagian dari proyek Iranfobia Amerika Serikat. "Ini membuktikan bahwa kebebasan sistem hukum AS sudah dikompromikan dengan urusan politik," kata Araqchi. Araqchi juga mempertanyakan keabsahan putusan pengadilan itu dan mengatakan bahwa Arbabsiar ditahan dalam kondisi yang "tidak manusiawi dan tidak bisa diterima". "Semua pengakuan atau keputusan yang dihasilkan sangat diragukan nilai hukumnya," tambah dia. Arbabsiar, mantan penjual mobil, ditahan pada September 2011 di Bandara Internasional John F Kennedy New York. Penangkapan itu kemudian memicu skandal diplomatik antara Washington dan Teheran. Arbabsiar didakwa merencanakan pembunuhan bersama rekannya, Gholam Shakuri, anggota senior pasukan elite Garda Revolusi Iran, yang hingga kini masih buron. Teheran berulang kali membantah terlibat dalam konspirasi ini, yang juga memicu ketegangan dengan Arab Saudi. Sumber : AFP Editor : Ervan Hardoko |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan