ANTARA - Mancanegara |
China-Argentina jalin kerja sama bidang pertanian Posted: 10 May 2013 09:34 PM PDT Buenos Aires (ANTARA News) - Argentina dan China menandatangani perjanjian tentang kerja sama pertanian di Buenos Aires, menyusul pertemuan antara Presiden Argentina dan Wakil Presiden China Li Yuanchao. Presiden Cristina Kirchner dan Wapres Li Yuanchao bertemu selama dua jam di kompleks kepresidenan Casa Rosada, bersama dengan para menteri dan pejabat dari kedua negara, demikian laporan AFP. "Kami lakukan kunjungan ini sebagai satu keberhasilan yang jelas untuk mempromosikan hubungan strategis antara Argentina dan China," kata Li setelah penandatanganan perjanjian, Jumat. Wakil Presiden Argentina Amado Boudou menandatangani perjanjian untuk Buenos Aires. Kunjungan Li adalah pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Xi Jinping menjadi presiden China pada Maret untuk jangka waktu 10 tahun. Duta Besar China untuk Buenos Aires menegaskan kepada wartawan bahwa perjanjian yang ditandatangani Jumat dimaksudkan untuk mempromosikan pertukaran produk pertanian. Kedua pemimpin juga sepakat untuk melakukan perjanjian ekstradisi antara kedua negara, kata diplomat itu menambahkan. Keseluruhan volume perdagangan bilateral antara China dan Argentina mencapai 14,5 miliar dolar AS pada tahun 2012, menurut kedutaan China.
|
Wartawan New York Times diperintahkan tinggalkan Pakistan Posted: 10 May 2013 09:09 PM PDT New York (ANTARA News) - Pemerintah Pakistan memerintahkan kepala biro New York Times di Islamabad untuk meninggalkan negara itu pada malam menjelang pemilihan umum nasional. Sepucuk surat dua kalimat itu disampaikan oleh petugas polisi ke rumah kepala biro, Declan Walsh, pada pukul 12.30 waktu setempat pada Kamis, kata surat kabar tersebut, Jumat, seperti yang dikutip dari Reuters. "Dengan ini diberitahu bahwa visa Anda telah dibatalkan dengan alasan kegiatan Anda tidak diinginkan," kata Times mengutip surat tersebut. "Oleh karena itu Anda disarankan untuk meninggalkan negara ini dalam waktu 72 jam." Surat kabar itu memprotes tindakan dan mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali, kata Danielle Rhoades Ha, juru bicara perusahaan. "Kami dengan hormat meminta Anda membatalkan keputusan ini dan memungkinkan Mr Walsh untuk tetap di Pakistan," tulis Times, Eksekutif Editor Jill Abramson dalam satu surat kepada menteri dalam negeri Pakistan, kata Ha. Rakyat Pakistan pergi ke tempat-tempat pemungutan suara pada Sabtu dalam apa yang diharapkan menjadi pemilu yang mendekati keinginan, demikian Reuters.
|
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan