Selasa, 5 Februari 2013

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Tarik Pengunjung, Perpustakaan Buka Kelas Tari Erotis

Posted: 05 Feb 2013 06:03 AM PST

Wahyu Dwi Anggoro

MIDHLOTIAN – Sebuah perpustakaan di kota Midhlotian, Skotlandia menemukan ide kreatif agar dapat menarik minat warga untuk datang. Mereka membuka kelas tari erotis gratis bagi para pengunjung perpustakaan.
 
Ide tersebut terbukti berhasil menarik minat warga untuk datang ke perpustakaan. Pihak perpustakaan mengatakan banyak warga yang datang ke perpustakaan untuk berpartisipasi dalam kelas yang mengajarkan jenis tari pole dancing tersebut.
 
"Kelas tersebut berlangsung sangat menyenangkan dan juga berhasil menarik warga untuk berkunjung ke perpustakaan kami. Pengunjuing datang bukan hanya untuk belajar menari namun juga untuk meminjam buku," ujar seorang pejabat kota, Bob Constable, seperti dikutip STV, Selasa (5/2/2013).
 
Walaupun lebih dikenal sebagai jenis tarian erotis, tari pole dancing juga mulai dikembangkan sebagai salah satu bentuk senam. Mempelajari tari tersebut pun sudah tidak terlalu dianggap sebagai hal yang tabu.
 
Pada tahun 2010, Universitas Cambridge membuka kelas tari pole dancing untuk para mahasiswinya. Bahkan di kanada ada sanggar yang membuka kelas pole dancing untuk anak-anak.
 
Selain membuka kelas tari erotis perpustakaan di Midhlotian juga mencoba ide-ide kreatif lainnya untuk menarik pengunjung. Salah satunya menyelenggarakan lomba tenis meja dengan menggunakan buku sebagai raketnya.
(AUL)

Didukung AS, Georgia Takkan Menyerah Hadapi Rusia

Posted: 05 Feb 2013 05:01 AM PST

TBLISI - Perdana Menteri Georgia Bidzina Ivanishvili menegaskan, negaranya tidak akan pernah menyerah untuk melakukan negosiasi mengenai wilayahnya dengan Rusia. Georgia pun sangat menyambut dukungan Amerika Serikat (AS) yang selama ini diterimanya.

"AS selalu menjadi mitra strategis kami, mereka melakukan pemberdayaan terhadap institusi-institusi demokrasi di Georgia. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menghargai hal ini dan menyampaikan rasa terima kasih kami. Georgia juga akan tetap memperbaiki hubungan dengan Rusia," ujar Ivanishvili, seperti dikutip Trend, Selasa (5/2/2013).

"Kami harus mengembalikan wilayah kami (Abhkazia dan Ossetia Selatan) dan kami tidak akan menyerahkan kedaulatan wilayah kami ke siapapun," tegasnya.

Wakil Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengatakan bahwa dirinya tidak mengakui kemerdekaan Abkhazia dan Ossetia Selatan yang memisahkan diri dari Georgia. Hal itu cukup membuat negara bekas Uni Soviet itu bersemangat dalam merundingkan masalah teritorialnya dengan Negeri Beruang Merah.

Sejauh ini, Georgia pun memandang Rusia sebagai ancaman keamanan nasional dan juga ancaman keamanan Eropa karena isu wilayah itu. Meski Georgia mendambakan hubungan yang baik dengan Rusia, Georgia mengakui sulitnya rekonsiliasi antara kedua negara Eropa Timur itu.

"Kami sudah melakukan langkah yang konkrit. Contohnya adalah, kami membangun fasilitas komunikasi langsung dengan Rusia. Meski demikian, langkah itu tidak akan menggantikan proses negosiasi dalam kerangka Konferensi Jenewa," ujar Menteri Luar Negeri Georgia Maya Pandzhikidze.

Georgia memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Rusia usai kedua negara itu terlibat dalam peperangan pada 2008 silam. Dua Provinsi Georgia, Abhkazia dan Ossetia Selatan memerdekakan diri. Rusia mendukung kemerdekaan kedua wilayah Georgia dan mengirimkan pasukannya ke wilayah itu.(AUL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan