Selasa, 5 Februari 2013

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Kurs rupiah naik tipis

Posted: 05 Feb 2013 07:15 PM PST

Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak naik lima poin menjadi Rp9.675 per dolar AS dari posisi sebelumnya, Rp9.680 per dolar AS.

"Rupiah menguat tipis cenderung dalam pergerakan yang stabil merespon data Produk Domestik Bruto," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada.

Ia mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal empat 2012 tercatat meningkat sekitar 6,11 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya meski capaian PDB keseluruhan tahun 2012 tercatat 6,23 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 6,5 persen.

Sementara dari eksternal, lanjut dia, muncul sentimen negatif terutama dari meningkatnya risiko politik di Spanyol dan Italia.

"Jajak pendapat di Italia menunjukkan melemahnya dukungan untuk reformasi penghematan dan skandal korupsi politik juga mengganggu Spanyol," katanya.

Pengamat pasar Milenium Danatama Sekuritas, Abidin, menambahkan, dana asing yang masih masuk ke pasar saham domestik diperkirakan menjadi salah satu pendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Pelaku pasar asing masih masuk ke dalam negeri seiring indeks BEI yang masih meningkat," kata dia.

(KR-ZMF)

Maret, Prancis tarik pasukan dari Mali

Posted: 05 Feb 2013 07:01 PM PST

Paris (ANTARA News) - Prancis berencana menarik tentaranya dari Mali mulai Maret, kata Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius dalam wawancara dengan surat kabar yang diterbitkan pada Rabu.

"Saya berpikir bahwa mulai Maret, jika semuanya berjalan seperti yang direncanakan, jumlah tentara Prancis dapat dikurangi," kata Fabius kepada surat kabar harian Metro.

Hampir 4.000 tentara Prancis saat ini ditempatkan di Mali dalam operasi menghadapi gerilyawan setempat.

"Prancis tidak ingin tetap secara permanen berada di Mali. Ini adalah urusan orang-orang Afrika dan rakyat Mali sendiri yang harus menjamin keamanan, integritas teritorial, dan kedaulatan negaranya," kata Fabius.

"Itulah sebabnya kita akan, secara progresif, menyampaikan tongkat kepada misi militer Afrika di Mali (AFISMA). Kami sendiri akan terus bertindak di utara di mana masih ada kantong-kantong gerilyawan," tambahnya.

Fabius menjelaskan tahap pertama dari operasi itu "sangat efektif dalam memblokir kelompok gerilyawan dan merebut kembali kota-kota" di utara.

"Kelompok-kelompok Narco-teroris telah dilumpuhkan .... (tetapi) kita harus tetap berjaga-jaga, kami di Mali seperti di negara-negara tetangga ... karena risiko masih ada," katanya.

Prancis meluncurkan intervensi militer di Mali pada 11 Januari untuk mendesak mundur para gerilyawan dari gerakan maju ke arah ibu kota Bamako, yang tahun lalu merebut kendali sebagian besar wilayah utara di negara itu.
(H-AK)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan