ANTARA - Mancanegara |
Fidel Castro: kondisi Chavez semakin membaik Posted: 04 Feb 2013 09:15 PM PST Havana (ANTARA News) - Mantan pemimpin Kuba Fidel Castro mengatakan bahwa kondisi Presiden Venezuela Hugo Chavez sudah "jauh lebih baik" setelah harus melewati operasi kanker dua bulan yang lalu di Havana, demikian tulis harian Partai Komunis Granma, Senin. Castro (86), yang jarang tampil di depan publik setelah turun dari kursi kepresidenan, berbicara kepada wartawan setelah memberikan pilihan dalam pemilu parlementer. Castro mengatakan bahwa dia secara rutin menerima laporan mengenai kondisi Chavez, yang merupakan sekutu sosialis terbesar Kuba. "Kondisinya sekarang jauh lebih baik, dia masih berada dalam masa penyembuhan. Memang beberapa bulan terakhir ini berat baginya tapi sekarang kondisinya membaik," kata Castro. "Kami harus menyembuhkan dia karena Chavez adalah figur yang sangat penting bagi negara ini dan bagi Amerika Latin," kata dia seperti dikutip Reuters. Chavez (58) sebelumnya harus menghadapi penyakit kanker di bagian pinggul yang ditemukan tim dokter Kuba pada Juni 2011 lalu. Sejak itu, dia sudah empat kali dioperasi untuk mengangkat kankernya di Havana. Operasi yang terakhir dikabarkan berlangsung selama enam jam. Deskripsi Castro terhadap kondisi Chavez nampaknya mengkonfirmasi penyataan publik dari pejabat pemerintah Venezuela yang semakin positif. Namun demikian, pemimpin Venezuela itu belum pernah terlihat atau terdengar berbicara di depan publik sejak operasi. Chavez juga tidak bisa kembali ke Venezuela pada 10 Januari lalu untuk dilantik menjadi presiden dalam periode pemerintahan yang baru setelah memenangi pemilu pada Oktober lalu. Castro, yang menguasai Kuba selama 49 tahun setelah mengambil kekuasaan pada 1959 melalui revolusi, saat ini juga harus menghadapi masalah kesehatan sejak operasi darurat pendarahan usus Juli 2006. Dia mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada Februari 2008 dan digantikan oleh anaknya Raul Castro. Sejak saat itu, Castro senior jarang tampil di publik meskipun masih sering bertemu dengan pemimpin-pemimpin dunia yang berkunjung. (G005) |
KTT OKI soroti Palestina, Rohingya, Revolusi Arab Posted: 04 Feb 2013 08:04 PM PST Kairo (ANTARA News) - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-12 di Kairo menyoroti banyak persoalan global terutama di antaranya masalah Palestina, minoritas Muslim di negara non-anggota OKI, dan Revolusi Arab (Arab Spring). Sorotan ketiga masalah tersebut terlihat dari pertemuan tingkat menteri luar negeri (KTM) di Kairo pada Senin dan Selasa (4-5) untuk menetapkan draf akhir komunike yang akan diajukan dalam pertemuan puncak pada Rabu dan Kamis (6-7/2). Pembahasan draf akhir Komunike KTT OKI oleh KTM itu merupakan kelanjutan dari pertemuan tingkat pejabat senior (Senior Officials` Meeting/SOM) pada Sabtu dan Ahad (2-3/2). Draf akhir Komunike KTT yang diprakarsai Presiden Mesir Mohamed Moursi dan dihadiri pula Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad serta sejumlah kepala negara/kepala pemerintahan itu, di antaranya mengutuk keras agresi militer Israel ke Jalur Gaza, Palestina pada akhir tahun lalu. Selain itu, KTT juga mengutuk upaya Israel dalam pemperluas permukiman Yahudi di tanah Palestina yang didudukinya dan usaha Yahudinisasi terhadap Kota Suci Jerusalem (Al Quds). KTT menyambut baik pengakuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terhadap Palestina sebagai Negara Pengamat Non-Anggota di Badan Dunia tersebut pada Nomvember silam. Mengenai masalah minoritas Muslim di negara-negara non-anggota OKI, KTT antara lain menyoroti penindasan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar. KTT mendesak pemerintah Myanmar untuk serius menangani perselisihan tersebut dan OKI akan terus mendorong untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di neger anggota ASEAN tersebut. Bertalian dengan masalah Rohingya, Ketua Delegasi Indonesia dalam KTM yang diwakiliki Direktur Jenderal Urusan Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, kepada ANTARA Kairo di sela KTM tersebut menjelaskan, Indonesia sedang melakukan upaya penyelesaian krisis itu. "Indonesia memang telah dan sedang memberi perhatian khusus terhadap krisis Rohingya secara menyeluruh dan juga minoritas Muslim beberapa termasuk masalah Moro di mana Indonesia sebagai Ketua Komite OKI untuk Perdamaian Filipina Selatan," kata Hasan Kleib. Menyangkut Revolusi Arab, KTT menyoroti konflik Suriah yang sedang membara dan mendesak rezim Presiden Bashar Al Assad untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung dua tahun dan menewaskan puluhan ribu jiwa serta jutaan orang lagi mengungsi. (M043) |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan