Minim Pelumas, Seks Jadi Kurang Lancar Posted: 10 Oct 2012 10:03 AM PDT BANYAK hal yang dapat mengurangi kenikmatan dalam bercinta. Salah satunya ialah kurangnya pelumas, yang menyebabkan penetrasi menjadi kurang lancar. Berbicara tentang seks, tentu banyak seluk-beluk yang menarik untuk dibahas. Salah satunya, ialah mengenai pelumas ketika bercinta. Pelumas yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat membuat aktivitas bercinta menjadi terganggu. Lantas seberapa banyak jumlah yang tepat? "Lubrikasi ialah cara tubuh Anda untuk menyatakan sedang merasa turn on," kata Mary Jane Minkin, M.D, dosen obstetric dan ginekolog di Yale University School of Medicine. "Anda tak dapat merasa nyaman atau mendapatkan seks yang hebat tanpa itu," sambungnya. Dalah hal ini, setiap wanita mengalami lubrikasi yang berbeda. Tak ada jumlah yang normal mengenai lubrikasi. Menurut peneliti dari Indiana University's Center for Sexual Health Promotion, satu dari tiga orang wanita muda mengalami kekeringan pada Miss V. "Meskipun Anda tak punya masalah lubrikasi, gunakan pelumas imitasi yang beredar di pasaran," kata Minkin. Bahkan, wanita yang memakai pelumas dapat merasakan kepuasan dan kesenangan dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakannya, menurut sebuah studi terbaru dari Indiana University. Bila Anda berniat menggunakannya, terdapat pilihan pelumas yang berbahan dasar silikon, air, petroleum, atau minyak. Bagi kebanyakan pasangan, pelumas berbahan dasar air-lah yang dianggap terbaik. Selain aman bagi kondom, pilihan ini juga mudah untuk dibilas, demikian seperti dikutip Womens Health Mag. (ina) (tty) |
Dibanding Wanita, Pria Lebih Menggilai Seks? Posted: 10 Oct 2012 07:01 AM PDT SELAMA ini sebagian besar wanita tidak dapat mengungkapkan keinginan ataupun kepuasaan mereka mengenai hubungan seks bersama pasangannya. Stereotip yang ada di sosok wanita menjadikan mereka terbelenggu akan anggapan mengenai hubungan seks. Mitos yang mengatakan pria lebih menginginkan hubungan seks yang lebih lama dibandingkan wanita akan terus berlanjut di kalangan masyarakat berkaitan dengan stereotip status seksual gender. Bagi terapi seks, Amanda Robb, stereotip yang menunjukkan bahwa wanita itu romantis dan pria hanya tertarik pada seks, terlihat bahwa di dalam penelitian itu wanita seperti tidak tertarik dengan seks. "Kita juga mengetahui, di mana pria selalu menomorsatukan hubungan seks adalah sebenarnya salah satu konsep kesalahan terbesar yang terjadi. Saya percaya, hubungan seksual harus memiliki koneksi secara emosional. Libio akan turun jika tidak dilakukan dengan benar oleh kedua jenis kelamin," ungkap Robb, seperti dikutip Mid Day. Sehubungan dengan pernyataan Robb, stereotip yang mengatakan bahwa wanita lebih mencari koneksi emosional saat berhubungan seks dan pria hanya menginginkan seks tanpa perasaan emosi, hal tersebut telah menghancurkan anggapan masing-masing. Survei menyimpulkan, wanita tidak terlalu suka seks adalah kesalahan dua kali lipat. "Sejujurnya saya tidak berpikir siapa pun harus berhubungan seks ketika mereka tidak menginginkannya hanya untuk menyenangkan orang lain. Saya pikir ide ini memiliki potensi untuk menghapus seks dari menjadi pengalaman yang intim bersama pasangan tercinta," terang Robb. "Setelah Anda memahami isu-isu yang mungkin mempengaruhi keinginan untuk berhubungan seks Anda dapat saling mendukung untuk meringankan satu sama lain. Hilangkan mengenai stereotip gender dalam berhubungan seksual. Tiap jenis kelamin memiliki keinginan yang sama, hanya saja bagaimana Anda menyalurkannya dengan cara yang benar," tutupnya. (ina) (tty) |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan