ANTARA - Berita Terkini |
Jabar pimpin klasmen dengan empat emas Posted: 10 Oct 2012 07:40 PM PDT Pekan Paralimpik Nasional 2012. (istimewa) "Dari empat kelas yang diikutkan, semuanya emas, tidak ada perak dan tidak ada perunggu. Sebenarnya ini juga telah melampaui target kami sebelumnya yang hanya tiga emas," kata Asep, seorang atlet kelas 56 kilogram yang terakhir menyumbangkan emas untuk kontingen Jabar, di Pekanbaru, Kamis. Di peringkat kedua untuk klasmen sementara angkat berat, ditempati oleh Sumatra Utara dengan perolehan tiga emas dan satu perak. Sementara posisi tiga diraih Bali dengan dua emas, empat perak, dan tiga perunggu. Untuk peringkat empat, ditempati Kalimantan Barat dengan dua emas dan dua perak. Peringkat lima kemudian ada Sulawesi Utara dengan perolehan dua emas. Posisi keenam ditempati oleh tuan rumah, Riau, dengan mengumpulkan satu emas, tiga perak dan tiga perunggu. Peringkat tujuh yakni Jawa Tengah dengan satu emas dan dua perunggu. Sementara tim Papua, Sumatra Selatan serta Sumatra Barat masing-masing meraih satu perak, tanpa emas dan perunggu. Kemudian ada pula Kalimantan Timur yang hanya meraih dua perunggu tanpa emas dan perak. Pertandingan cabang olahraga angkat berat masih menyisahkan beberapa kelas. (KR-FZR) Editor: Fitri Supratiwi COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Pembangunan Jembatan Selat Sunda masih belum jelas Posted: 10 Oct 2012 07:28 PM PDT Tokyo (ANTARA News) - Kelanjutan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda hingga saat ini belum jelas dan masih terkatung-katung di meja pembahasan tim 7. "Proyek ini masih di Tim 7 sampai sekarang, dari enam anggota sudah setuju semua tapi ada satu anggota yang belum oke," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa setelah menyelesaian pertemuan 4th Indonesia-Japan Joint Economic Forum di Tokyo, Rabu malam. Menurut dia, banyak pertimbangan yang harus diambil sebelum proyek dilaksanakan namun pembahasan yang berlarut-larut akan membuat sistem logistik dan distribusi transportasi di Indonesia tidak mengalami peningkatan. "Saya bisa membayangkan dalam 10-15 tahun lagi kalau sedikit saja ada gangguan di Pelabuhan Merak, maka antrian bisa sampai Jakarta. Bisa sampai 10 kilometer macetnya," kata Hatta. Menurut dia, kompromi sekaligus pelibatan swasta dalam proyek itu tidak akan menjadi masalah serius tapi justru mempercepat pelaksanaan proyek. "Pembangunan proyek ini harus ada kompromi, ini juga akan menimbulkan kebanggaan sekaligus peningkatan efisiensi sistem distribusi dan logistik kita," katanya. Sementara itu, Kepala Daerah se-Sumatera dan se-Jawa telah menyatakan dukungannya dalam proyek itu, hanya saja rencana proyek tersebut masih terganjal di meja pembahasan tim 7. Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebagai salah satu anggota tim 7, mengirimkan surat kepada Menteri Pekerjaan Umum agar studi kelayakan dan desain dasar proyek Jembatan Selat Sunda dibiayai negara melalui APBN, bukan melalui pemrakarsa atau investor swasta. Agus meminta agar Perpres nomor 86 tahun 2011 tentang Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda diubah. Namun, konsorsium justru meminta Perpres nomor 86 tersebut tak diubah. Konsorsium yang memprakarsai pembangunan Jembatan Selat Sunda beranggotakan Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung menggunakan nama PT Graha Banten Lampung Sejahtera. (H016) (T.H016/B/M019/M019) 11-10-2012 08:38:13 Editor: Heppy COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Berita Terkini To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan