Isnin, 29 Oktober 2012

Republika Online

Republika Online


Lansia Rentan Alami Malnutrisi

Posted: 29 Oct 2012 05:39 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Malnutrisi juga rentan terjadi pada usia lanjut atau usila, sehingga mempercepat proses gangguan fungsi tubuh, kata ahli geriarti dari FKUI-RSCM, DR.Dr. Siti Setiati, SpPD, FINASIM. Pada jumpa pers di Jakarta, Senin, Siti memaparkan bahwa ada serangkaian masalah yang akan timbul bila masalah malnutrisi ini tidak segera diatasi.

"Yang pertama terjadi adalah, bila terjadi luka, akan lama sembuhnya. Otot juga mengecil sehingga tidak punya kekuatan untuk berjalan, lemas lalu sering terjatuh," ujar Siti.

Meningkatnya risiko komplikasi dan infeksi karena penurunan imunitas tubuh juga menjadi ancaman yang serius menurut Siti. "Ini disebabkan karena tubuh tidak mendapat asupan nutrisi, sehingga daya tahan tubuh menjadi tidak bagus," jelas Siti.

Selain itu, Siti juga memaparkan bahwa meningkatnya risiko kematian dan menurunnya kualitas hidup, juga masalah yang ditimbulkan karena malnutrisi.

Malnutrisi tidak hanya dipahami karena status gizi kurang, tapi bisa kelebihan atau terjadi ketidakseimbangan protein, energi, dan zat gizi lain yang menyebabkan gangguan fungsi tubuh.

"Dengan memperbaiki nutrisi, status kesehatan bisa menjadi lebih baik. Selain itu, aktivitas fisik atau olah raga ringan juga sangat penting untuk usila, supaya tubuh tetap sehat," demikian Siti.

Terapi Nutrisi Okinawa untuk Lansia

Posted: 29 Oct 2012 05:34 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pola makan masyarakat usia lanjut dari Okinawa, Jepang, ternyata mampu membuat mereka tetap sehat dan panjang umur, kata dokter ahli geriarti dari RSCM-FKUI, Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD, FINASIM.

"Oleh sebab itu, pola makan ini bisa dijadikan terapi nutrisi bagi usia lanjut yang terancam malnutrisi," ujar Nina pada jumpa pers di Jakarta, Senin.

Meminum minimal delapan gelas air dalam sehari, adalah hal dasar yang wajib dilakukan. Nina menjelaskan bahwa hal ini berfungsi untuk menjaga hidrasi tubuh, sehingga mencegah penurunan metabolisme.

Selain itu, Nina menekankan konsumsi nutrien Ca, vit D dan B12, merupakan hal penting yang tidak boleh terlupakan.

"Asupan karbohidrat sebisa mungkin kompleks, sebagai sumber energi utama yang harus diperhatikan. Contoh karbohirat kompleks seperti beras merah atau gandum," jelas Nina.

Lemak dan protein tinggi pada pola makan Okinawa tetap diperlukan, namun dalam hal ini Nina menyatakan bahwa sumber untuk asupan lemak dan protein tinggi yang harus diperhatikan.

"Kurangi daging merah, sebagai gantinya cobalah ikan dan perbanyak lemak serta protein nabati yang berasal dari kacang-kacangan, buah, sayur, dan mentega," ujar Nina.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan