Rabu, 19 September 2012

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Ada Peluang Pencalonan Ical Dievaluasi

Posted: 19 Sep 2012 01:22 AM PDT

JAKARTA - Meski Partai Golkar menegaskan tidak akan melakukan evaluasi terkait pencapresan Aburizal Bakrie (Ical) dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) mendatang, namun menurut Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung, hal itu mungkin saja terjadi.

"Dalam agenda resmi, itu tidak ada. Saya katakan kalau ada usul-usul dari luar (untuk evaluasi) dan menyetujui untuk dibahas ya bisa saja, disetujui oleh peserta dari DPP, DPD I dan organisasi sayap," kata Akbar saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (19/9/2012).

Dalam rapimnas Partai Golkar 2011 lalu, tidak terdapat agenda resmi untuk memberikan dukungan kepada Ical agar maju sebagai capres. Namun lantaran aspirasi serta harapan dari sejumlah kader Golkar sangat kuat, dukungan itu bulat dan dibawa ke Rapimnasus, Juli lalu.

Menurut Akbar, tidak tertutup kemungkinan peristiwa serupa terjadi. Dengan catatan aspirasi tersebut benar-benar keluar dari para kader Partai Golkar. "Ini juga bisa terjadi dalam rapimnas mendatang, kalau semua menyetujui untuk evaluasi, bisa saja," tegas Akbar.

Akbar juga menegaskan, segenap anggota dewan pertimbangan partai akan selalu memantau perkembangan serta antusiasme masyarakat terhadap proses pencapresan Ical.

Jika dalam perjalanan nanti minat masyarakat terhadap Ical rendah, maka hal itu juga akan dijadikan pertimbangan untuk melakukan evaluasi terhadap pencapresan Ical. "Kita akan mencermati terus, apalagi sudah menyebut target 2014 sampai 35 persen. Kalau tidak ada tren menarik, maka wajar kita membahas langkah-langkah apa yang harus dilakukan," tandasnya.

"Jika tidak ada tanda-tanda (kenaikan elektabilitas) kan wajar kalau bicara strategi apa yang harus dilakukan," tutup Akbar.

(ded)

Ada Sayembara Tangkap SBY di Inggris, Ini Kata Istana

Posted: 19 Sep 2012 12:51 AM PDT

JAKARTA - Beredarnya berita tentang seruan penangkapan Presiden SBY dengan imbalan hadiah USD 80.000, oleh aktivis The West Papua Advoc menjadi berita tidak baik bagi pemerintah Indonesia.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, angkat bicara. Kata Julian, meski sayembara itu tidak dilakukan oleh pemerintah Inggris namun, berita itu menyebabkan kunjungan Indonesia dan Inggris terganggu. Apalagi SBY akan berkunjung ke Inggris dalam waktu dekat ini.

"Mungkin kami juga perlu menanggapi karena rumor atau berita ini sudah menyebar sedemikian luas, kami sudah komunikasi dengan kedutaan Inggris di Jakarta. Terus terang ini menganggu hubungan hubungan baik kedua negara, ini tidak nyaman bagi kami, perlu diluruskan," ungkap Julian, di Kompleks Istana, Jalan Medan Merdeka, Rabu (19/9/2012).

Kata Julian, lawatan SBY ke Inggris untuk memenuhi undangan Ratu Inggris sebagai kepala negara Indonesia. Sehingga, sambung Julian, tidak mungkin apabila pemerintah Inggris melakukan penangkapan terrhadap SBY.

"Sesungguhnya rencana kedatangan Presiden ke Kerajaan Inggris pada akhir bulan depan dalam rangka memenuhi undangan Ratu Inggris, jelas dalam kapasitas beliau SBY sebagai head of state akan diperlakukan sebagai Kepala negara. Jadi jelas tidak mungkin Kepala negara ditahan atau ditangkap. keamanan dan keselamatan pak presiden selama kunjungan di kerajaan Inggris dijamin sepenuhnya oleh kerajaan Inggris. Kami juga dapat jaminan dari police metropolitan, police Inggris raya bahwa hal-hal itu tidak akan terjadi dan dijamin sepenuhnya oleh pemerintah Inggris," terangnya.

Julian memastikan bahwa rumor tersebut tidak akan mengganggu jadwal kunjungan SBY. "Tidak, justru kesepahaman kedua negara saat ini komunikasi kami yang nyatakan bahwa dari sisi pemerintah Inggris jamin itu, diharapkan tidak terjadi missunderstanding bahwa isu sayembara Mr William itu tidak ganggu rencana yang dijadwalkan saat ini. Jadi, pemerintah Inggris khususnya ratu Inggris undang pak presiden salah satunya karena beliau dikenal sebagai tokoh yang sangat berjasa mamajukan demokrasi di Indonesia, selama ini dilihat pemerintah Inggris progresnya baik, khususnya soal HAM dan penegakan demokrasi," jelas dia.

Sementara Indonesia, lanjut Julian, tidak akan melakukan protes terhadap sayembara penangkapan SBY itu. "Tidak perlu menanggapi sebetulnya, tapi sejak semalam banyak yang bertanya oleh karena itu saya kira kami memiliki standing yang sama, pemerintah Inggris melalui Kedubesnya di Jakarta sepakat untuk tidak perlu menanggapi, tapi ini harus diclearkan agar publik mengetahui situasinya," imbuhnya.

Meski sayembara presiden SBY ini itu dinilai melecehkan simbol negara, namun pemerintah belum akan melakukan langkah selanjutnya.

"Sementara ini belum, kita baru memastikan itu bukan dari pemerintah atau lembaga resmi Inggris. Lebih-lebih itu disuarakan oleh sekelompok orang yang mungkin memiliki kepentingan, politik atau lainnya," jelasnya.

Dia juga menegaskan bahwa berita sayembara itu tidaklah mengganggu kunjungan dan hubungan baik antara Indonesia dan Inggris. Tidak-tidak, Inggris dan Indonesia terlalu penting untuk diganggu atau dipengaruhi rumor yang tidak bermutu ini," pungkasnya.
(ydh)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan